Cerita Mobil Penyok dan Taksi Gelap di Arab Saudi
Mobil penyok menjadi pemandangan lazim di Arab Saudi.
Mobil dengan kondisi bodi yang penyok banyak berseliweran di Arab Saudi. Taksi gelap jadi pilihan tranportasi tercepat.
Cerita Mobil Penyok dan Taksi Gelap di Arab Saudi
Bagi Anda yang pertama kali ke Arab Saudi, melihat banyak mobil dengan kondisi bodi penyok berseliweran di jalan raya akan menimbulkan pertanyaan. Mengapa sang pemilik tidak memperbaikinya. Bahkan ada mobil yang sudah tidak layak jalan masih melaju di aspal. Di Makkah, Jeddah, dan Madinah, sebagian besar mobil-mobil memiliki kapasitas mesin di atas 2.500 cc. Beberapa bahkan memiliki mesin 4.000 hingga 5.000 cc seperti SUV Chevrolet Tahoe, GMC Yukon, Toyota Land Cruiser, Lexus, Jeep, hingga sedan Dodge SRT.
- Bikin Melongo Kelakuan Orang Arab Badui Cara Membawa Mobilnya
- Penampakan Sampah Mobil Mewah di Arab Saudi, Lexus Miliaran Buat Manggul Rongsokan
- Potret Tempat Sampah Mobil Mewah di Arab Saudi, Lexus Harga Rp3 M Penyok Sedikit Langsung Dibuang
- Viral Bocil Tiba-Tiba Minta Mercedes ke Pangeran Arab, Besoknya Mobil Langsung Dikirim 'The Real Sultan'
Saat menjadi petugas haji pada bulan Mei hingga Juli 2023 lalu, salah satu yang menjadi perhatian saya adalah banyaknya mobil dengan kondisi penyok. Dari mobil tahun 2000-an hingga mobil keluaran terbaru.
Mobil Toyota Innova juga banyak, namun berbeda dengan di Indonesia, kapasitas mesinnya mulai 2.700 cc berbahan bakar bensin. Untuk mobil di bawah 2.000 cc ada Toyota Avanza, Vios model lama, dan sedan Yaris. Mobil-mobil merek pabrikan Korea seperti Hyundai dan Kia terlihat cukup banyak. Sementara untuk bus-bus yang mengantar jemaah haji dan umrah, didominasi merek-merek China seperti Zhong Tong, Higer, Foton, King Long, hingga Golden Dragon. Jumlahnya mencapai ribuan saat musim haji berlangsung.
Kembali ke cerita mobil penyok, Ajat Sudrajat, warga negara Indonesia yang menjadi mukimin di Jeddah sejak 10 tahun lalu menceritakan penyebabnya. Di Arab Saudi, kata Ajat, pemilik tidak bisa sembarangan memperbaiki bodi mobil yang rusak. Mereka harus melapor ke otoritas setempat dan menjelaskan alasan kenapa mobil mereka rusak. "Semacam Dishub lah kalau di Indonesia," ujar Ajat dalam perbincangan dengan merdeka.com.
Perbaikan Mobil
Setelah laporan diterima, pihak Dishub akan menunjuk bengkel untuk memperbaiki mobil itu. Tidak bisa di sembarang tempat. Proses itu memakan waktu dua sampai tiga pekan sebelum mobil masuk ke bengkel. Ditambah lagi dengan masa perbaikan paling cepat satu pekan.
"Itu yang bikin pemilik mobil malas mengurus dan memperbaiki mobil penyok di sini."
Jika nekat memperbaiki sendiri dan ketahuan oleh aparat, pemilik mobil bisa didenda yang jumlahnya mencapai ratusan riyal.
Ajat Sudrajat, Mukimin di Jeddah
Tabrakan
Demikian juga jika terjadi tabrakan. Karena semua mobil wajib memiliki asuransi, proses klaim antara dua pemilik kendaraan yang terlibat kecelakaan harus melibatkan pihak asuransi. "Nanti didata dulu, proses klaim, baru perbaikan. Itu bisa lama. Jadi banyak yang tidak mau ribet," tukasnya. Jadi, kata Ajat, banyak pemilik mobil yang penyok tak mau buru-buru memperbaiki kendaraannya.
Taksi Gelap
Selama musim haji, dua kota Makkah dan Madinah dipenuhi para jemaah dari berbagai negara. Negara-negara pengirim jemaah terbanyak seperti Indonesia, Pakistan, India, Iran, bahkan menyediakan bus-bus khusus yang disewa untuk mengantar dan menjemput dari hotel-hotel ke Masjidil Haram. Namun tidak semua tempat dilalui bus-bus itu. Demikian juga dengan bus-bus umum gratis yang disediakan pemerintah Arab Saudi. Kapasitasnya tidak mencukupi saat jutaan jemaah memenuhi kota Makkah.
Alternatif transportasi yang tersedia adalah taksi gelap. Tarifnya sesuai negosiasi. Untuk jarak dekat, tarif yang dipatok mulai 20 riyal atau setara Rp80.000. Ada juga taksi resmi yang berwarna hijau dan putih. Tarifnya berdasarkan argo.
Pilihan lainnya adalah taksi online dengan aplikasi Uber. tarifnya cukup murah, sesuai jarak. Namun jumlah armadanya tidak banyak dan waktu tunggu yang lama membuat jemaah umrah dan haji enggan menggunakan layanan ini. Satu hal yang harus diperhatikan jemaah saat naik taksi gelap di Arab Saudi, pastikan saat negosiasi, tarif yang disebut adalah untuk semua penumpang. Karena ada sopir taksi gelap yang nakal, dan saat penumpang turun diminta membayar per orang. "Pernah ada rombongan jemaah yang diminta membayar 20 riyal per orang saat naik taksi gelap. Waktu nawar mereka enggak bilang 'kullu' atau semua orang," cerita Ajat.