Cerita Moeldoko ancam gorok anggota TNI yang terlibat politik praktis
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko melihat masyarakat kini telah dewasa dalam berdemokrasi. Itu terlihat dari suksesnya pelaksanaan pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif dan eksekutif beberapa tahun belakangan.
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko melihat masyarakat kini telah dewasa dalam berdemokrasi. Itu terlihat dari suksesnya pelaksanaan pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif dan eksekutif beberapa tahun belakangan.
"Bangsa Indonesia pada dasarnya telah memiliki kedewasaan berdemokrasi, kedewasaan berpolitik yang sangat baik," ujar Moeldoko di Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (24/1).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Pada momen itulah warga yang sedang berada di situasi tersulut emosi kemudian melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI tersebut.
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
Menurut Moeldoko, situasi pemilihan umum kini juga sangat berbeda dengan empat tahun lalu. Di 2014, saat dirinya menjabat sebagai Panglima TNI, suasana pesta demokrasi kurang baik. Netralitas TNI pun dipertanyakan oleh masyarakat sebab Pilpres kala itu melibatkan mantan anggota TNI Prabowo Subianto.
"Waktu itu ada dua kekuatan face to face, satunya calon mantan TNI, waktu itu saya Panglima TNI sehingga kecenderungan masyarakat curiga kepada saya," ucapnya.
Namun, Moeldoko mengaku berhasil menunjukkan kepada masyarakat bahwa TNI betul-betul netral dan tidak berpolitik praktis. Moeldoko tidak henti-hentinya mengingatkan kepada para prajurit agar tidak terpengaruh oleh politik praktis.
"Waktu itu saya katakan, TNI tidak bisa dipengaruhi dan tidak mau dipengaruhi oleh siapa pun," katanya dengan nada tegas.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini juga selalu mengingatkan kepada para prajurit agar memegang kuat garis komando. Bahkan Moeldoko tidak segan-segan mengancam akan menggorok leher prajurit yang berpolitik praktis.
"Saya pesan ke dalam (para prajurit), 'eh lu jangan macam-macam dengan politik, kalau macam-macam coba ke luar dari perintah saya seorang panglima (maka) leher kamu akan saya gorok'. Sehingga prajurit saya (waktu itu) sungguh-sungguh," kisahnya.
Tak hanya memberikan pesan kepada para prajurit, Moeldoko juga menyampaikan pesan ke luar atau kepada pihak yang bersaing. Moeldoko menegaskan, jangan coba-coba mempengaruhi prajurit TNI dengan politik praktis.
"Pesan ke luar 'jangan coba-coba mengganggu prajurit saya dalam konteks politik praktis'. Dan prajurit telah menjalankan perintah saya, dia memiliki garis komando yang sangat kuat," ucapnya.
Moeldoko mengatakan netralitas TNI memang harus dijaga dan itu dilakukannya secara konsisten selama menjabat sebagai Panglima TNI.
"Itu sikap politik saya waktu itu sangat jelas, tegas alhamdulillah. Dan pernyataan itu semuanya pada posisi yang teruji dan tidak bisa main-main," tuntas dia.
Baca juga:
Lebih jago dari Delta Force, Kopassus tak rugi dilarang berlatih di AS
Sudah tepat Menhan RI tak silau beli senjata dari AS
Mendagri setuju TNI/Polri tak lolos verifikasi KPU bisa balik ke kesatuan
AS mau jual senjata ke Indonesia, Menhan sebut bakal beli kalau ada duit
Satgas TNI-Polri tangani campak di Papua berlaku sepanjang 2018