Cerita Nata Sutisna Peraih Beasiswa Kuliah Kesulitan Berangkat ke Tunisia
Nata Sutisna (18) pemuda asal Desa Selaawi Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta, yang mendapat beasiswa dari Perguruan Tinggi Tunisia, Institut Superieur De Le Civilisation Islamique de Turnis ramai jadi perbincangan.
Nata Sutisna (18) pemuda asal Desa Selaawi Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta, yang mendapat beasiswa dari Perguruan Tinggi Tunisia, Institut Superieur De Le Civilisation Islamique de Turnis ramai jadi perbincangan. Terlebih tersiar kabar bahwa permohonan dukungan pemuda untuk berangkat ke Tunisia itu ditolak Pemkab Purwakarta, Disdik Purwakarta serta Pemprov Jabar.
Ketika dikonfirmasi, Nata menyayangkan informasi tersebut. Bahkan dia membantah adanya penolakan dari pihak Pemkab dan Disdik Purwakarta.
-
Apa yang diharapkan dari Dana Desa di Purwakarta? “Alhamdulillah, dana desa sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Purwakarta, khususnya yang berada di desa. Ini terlihat dari jumlah Desa Mandiri di Purwakarta yang meningkat menjadi 60 desa, dari yang sebelumnya 25 desa. Capaian ini merupakan lompatan yang luar biasa bagi Purwakarta,” ucap Anne.
-
Apa yang diciptakan oleh tiga siswa SMK di Purwakarta untuk membantu warga? Dengan bekal ilmu Teknik Komputer yang dipelajari di bangku SMK, tiga siswa yang masing-masing bernama Cahyana, Arya Saputra, dan Yosep Sofyan menciptakan alarm tanah longsor yang dinamakan ATL Necam.
-
Apa yang unik dari rumah di Purwakarta ini? Sebuah rumah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terbilang unik dan berbeda. Bangunan tempat tinggal itu berdiri di samping tempat pemakaman umum (TPU) Sirnaraga di wilayah tersebut.
-
Bagaimana ciri khas Pura Giri Salaka Alas Purwo? Ciri Khas Pura Giri Salaka Alas Purwo memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pura lain di Banyuwangi. Pelinggih padmasana di Pura Giri Salaka Alas Purwo menghadap ke utara, sedangkan kebanyakan pura di Banyuwangi padmasananya menghadap ke timur. Selain itu, ada bangunan rajahkolocokro pada Pura Giri Salaka Alas Purwo yang tidak ditemukan di pura lain.
-
Apa yang ditawarkan oleh Giri Tirta Kahuripan di Purwakarta? Giri Tirta Kahuripan adalah sebuah resort yang terkenal dengan kolam renang skypool-nya yang menawarkan pemandangan alam Purwakarta dari ketinggian. Resort ini juga menyediakan berbagai wahana permainan seperti water slide, futsal, flying fox, kendaraan ATV, agrowisata manggis, dan sepeda air.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
"karena mepet saya langsung ingin bertemu, tidak ada kata menolak, karena memang saya tidak bertemu," ujar Nata di Purwakarta, Jumat (8/11).
Kedatangannya ke Pemkab Purwakarta dan Disdik Purwakarta, diakuinya untuk meminta bantuan dikarenakan waktu keberangkatannya yang mepet yaitu sekitar tanggal 14 November 2019.
"Kedatangan waktu itu memang inisiatif baik ke Pemda maupun ke Disdik, baik dengan Ibu Bupati dan Pak Kadis memang tidak bertemu," jelasnya.
Sedangkan menurut Kadisdik Purwakarta, permasalahan yang dihadapi Nata bukan kewenangannya, karena Disdik hanya mengurusi TK, SD, SMP dan PNF. Karena bukan wewenangnya, maka pihaknya tidak bisa menganggarkan untuk perencanaan.
"Kita semua kan tahu bagaimana sistem anggaran hari ini begitu ketat dan harus masuk segala kegiatan dalam perencanaan tahun sebelumnya. Kalau pun kita bantu ya itu berasal dari uang-uang pribadi dermawan," jelas Purwanto.
Baca juga:
VIDEO: Lebih Dekat Dengan Risa Santoso, Rektor Termuda di Indonesia
Rektor Termuda Risa Santoso Ternyata Ahli Aikido
Berkenalan Dengan Risa Santoso, Rektor Termuda di Indonesia
Hotel Karya Pengusaha Asal Surabaya Ini Jadi Paling Diminati di Australia
Anak Jadi Bupati di NTT, Orang Tua Tetap Bertani dan Jualan Ternak di Pasar
Inspiratif, PNS Ini Temukan Glaucoma Implant Harga 10 Kali Lipat Lebih Murah
Pemda Tidak Bisa Banyak Membantu Nata
Bahkan kedatangan Nata kepada Bidang Pendidikan Pemprov Jabar pun sama, hal itu harus jadi kajian di Pusat, ketika daerah menghadapi kasus seperti Nata.
"Bahkan kedatangan Nata ke Pemprov pun akan menghadapi hal yang sama, mudah-mudahan dengan sistem ke depan bisa mengantisipasi hal-hal seperti ini," katanya.
Untuk mengurangi beban Nata, pihaknya bersama guru dan kepala sekolah se-Purwakarta sudah mengumpulkan donasi untuk Nata yang sudah terkumpul Rp15 Juta.
"Alhamdulilah pejabat, Kepsek staf dan guru-guru kita sementara dapat mengumpulkan infak sebesar Rp15 juta," katanya.
Sebelumnya viral di sosial media, jika Nata tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Sedangkan Nata sangat membutuhkan biaya untuk berangkat ke Tunisia. Di lama media sosial, netizen bahkan sempat beramai ramai menyebar konten tentang pemuda 18 tahun tersebut.
(mdk/cob)