Melihat Alat Deteksi Longsor Karya Siswa SMK di Purwakarta, Bermanfaat Bagi Warga Sambut Musim Hujan
Alat itu telah digunakan oleh pemerintah Kecamatan Sukatani yang juga daerah rawan longsor
Alat ini telah digunakan oleh pemerintah Kecamatan Sukatani yang juga daerah rawan longsor.
Melihat Alat Deteksi Longsor Karya Siswa SMK di Purwakarta, Bermanfaat Bagi Warga Sambut Musim Hujan
Indonesia adalah negara rawan bencana. Saat musim kemarau, negeri ini akan dilanda bencana kekeringan di mana warga di tempat-tempat tertentu bisa kekurangan pangan.
Sementara saat musim hujan, bencana hidrometeorologi mengancam sejumlah tempat, salah satu bentuknya adalah tanah longsor.
-
Bagaimana cara kerja alat deteksi gempa dari Jogja? Dikutip dari Indonesia.go.id, alat deteksi gempa itu tersusun dari sejumlah komponen seperti dektektor perubahan level air tanah. Apabila akan terjadi gmepa, akan terjadi fenomena paparan gas radon alam dari tanah yang meningkat secara signifikan.
-
Bagaimana warga Kampung Kopen Lama mengantisipasi longsor? Agar sesuatu yang lebih parah tidak terjadi, warga setempat kemudian mencarikan seekor kambing yang orang setempat menyebutnya 'Wedus Kendit'.
-
Mengapa mahasiswa UGM memasang alat pemanen air hujan? Dari 11 dusun, ada dua dusun yang kita survei masih belum dialiri PDAM. Di dusun yang sudah teraliri PDAM kadang air hanya mengalir seminggu sekali,' kata Ardy dikutip dari ANTARA pada Kamis (11/7).
-
Bagaimana cara mitigasi bencana tanah longsor? Berikut langkah mitigasi pencegahan tanah longsor:- Menghindari membangun rumah atau pemukiman serta fasilitas umum di bawah atau dekat tebing.- Membuat sengkedan atau terasering di lereng terjal apabila ingin mendirikan kawasan pertanian dan pemukiman.- Menghindari membangun kolam atau perkebunan di lereng yang dekat dengan pemukiman warga.
-
Bagaimana warga Kampung Sigandul bersikap tentang longsor? 'Paling longsornya kecil-kecil itu. Kalau tahu bahaya longsor orang sini paling sudah pada lari semua. Pokoknya nggak ada rasa takut. Lagi pula semua sudah ada yang ngatur,' kata warga tersebut.
-
Bagaimana PKL membantu siswa? PKL merupakan kegiatan implementasi untuk menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja profesional bagi peserta didik. Selain itu, tujuan PKL juga untuk meningkatkan kompetensi sesuai kurikulum dan kebutuhan dunia kerja.
Wilayah yang termasuk daerah rawan longsong ada di Kabupaten Purwakarta. Hal inilah yang mendorong tiga siswa di Purwakarta untuk menciptakan sebuah alat deteksi longsor. Lalu seperti apa alat tersebut?
Dengan bekal ilmu Teknik Komputer yang dipelajari di bangku SMK, tiga siswa yang masing-masing bernama Cahyana, Arya Saputra, dan Yosep Sofyan menciptakan alarm tanah longsor yang dinamakan ATL Necam.
Butuh waktu dua bulan bagi ketiga siswa tersebut untuk membuat alat deteksi longsor itu. ATL Necam dipasang pada daerah rawan longsor seperti perbukitan atau tebing dekat permukiman.
Alat itu kemudian akan mengirimkan data berupa kelembaban, curah hujan, hingga pergerakan tanah. Data tersebut bisa diakses melalui aplikasi pada ponsel dan komputer selama tersambung dengan jaringan internet.
“Sensor unit akan disimpan pada tempat yang terindikasi rawan longsor, sementara alat kedua yaitu GP unit akan disimpan di tempat yang cukup jauh dari titik longsong,” kata Cahyana dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (29/11).
Cahyana mengatakan bahwa alat tersebut berfungsi untuk melakukan deteksi pada daerah longsor dan memantau beberapa hal salah satunya pergerakan tanah.
Sedangkan suaranya ada dua macam tergantung level bahaya ancaman longsornya. Suara alarm putus-putus menandakan level siaga, sedangkan suara alarm memanjang bahwa ancaman longsor cukup besar.
Cahyana tak memungkiri, bahwa terciptanya alat itu merupakan keinginannya bersama teman-temannya untuk ikut berkontribusi pada masyarakat.
“Di musim penghujan ini masyarakat yang berada di daerah rawan longsor membutuhkan alarm yang bisa memberikan notifikasi pada mereka agar terhindar dari bahaya,” kata Trinarti Ekajati, Kepala Sekolah SMKN Campaka Purwakarta.
Inovasi ketiga siswa SMK ini telah dipakai pihak Pemerintah Kecamatan Sukatani yang termasuk daerah rawan longsor.
Pihak sekolah juga berkoordinasi dengan BPBD Surakarta untuk mendorong pengembangan alat sehingga bisa mengurangi dampak bencana longsor jika terdeteksi lebih dini.