Melihat Alat Deteksi Longsor Karya Siswa SMK di Purwakarta, Bermanfaat Bagi Warga Sambut Musim Hujan
Alat itu telah digunakan oleh pemerintah Kecamatan Sukatani yang juga daerah rawan longsor

Alat ini telah digunakan oleh pemerintah Kecamatan Sukatani yang juga daerah rawan longsor.

Melihat Alat Deteksi Longsor Karya Siswa SMK di Purwakarta, Bermanfaat Bagi Warga Sambut Musim Hujan
Indonesia adalah negara rawan bencana. Saat musim kemarau, negeri ini akan dilanda bencana kekeringan di mana warga di tempat-tempat tertentu bisa kekurangan pangan.
Sementara saat musim hujan, bencana hidrometeorologi mengancam sejumlah tempat, salah satu bentuknya adalah tanah longsor.
Wilayah yang termasuk daerah rawan longsong ada di Kabupaten Purwakarta. Hal inilah yang mendorong tiga siswa di Purwakarta untuk menciptakan sebuah alat deteksi longsor. Lalu seperti apa alat tersebut?


Dengan bekal ilmu Teknik Komputer yang dipelajari di bangku SMK, tiga siswa yang masing-masing bernama Cahyana, Arya Saputra, dan Yosep Sofyan menciptakan alarm tanah longsor yang dinamakan ATL Necam.

Butuh waktu dua bulan bagi ketiga siswa tersebut untuk membuat alat deteksi longsor itu. ATL Necam dipasang pada daerah rawan longsor seperti perbukitan atau tebing dekat permukiman.
Alat itu kemudian akan mengirimkan data berupa kelembaban, curah hujan, hingga pergerakan tanah. Data tersebut bisa diakses melalui aplikasi pada ponsel dan komputer selama tersambung dengan jaringan internet.
“Sensor unit akan disimpan pada tempat yang terindikasi rawan longsor, sementara alat kedua yaitu GP unit akan disimpan di tempat yang cukup jauh dari titik longsong,” kata Cahyana dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (29/11).
Cahyana mengatakan bahwa alat tersebut berfungsi untuk melakukan deteksi pada daerah longsor dan memantau beberapa hal salah satunya pergerakan tanah.
Sedangkan suaranya ada dua macam tergantung level bahaya ancaman longsornya. Suara alarm putus-putus menandakan level siaga, sedangkan suara alarm memanjang bahwa ancaman longsor cukup besar.
Cahyana tak memungkiri, bahwa terciptanya alat itu merupakan keinginannya bersama teman-temannya untuk ikut berkontribusi pada masyarakat.
“Di musim penghujan ini masyarakat yang berada di daerah rawan longsor membutuhkan alarm yang bisa memberikan notifikasi pada mereka agar terhindar dari bahaya,” kata Trinarti Ekajati, Kepala Sekolah SMKN Campaka Purwakarta.
Inovasi ketiga siswa SMK ini telah dipakai pihak Pemerintah Kecamatan Sukatani yang termasuk daerah rawan longsor.
Pihak sekolah juga berkoordinasi dengan BPBD Surakarta untuk mendorong pengembangan alat sehingga bisa mengurangi dampak bencana longsor jika terdeteksi lebih dini.
