Lampu Penanda Gempa Karya Mahasiswa UB Diklaim Bisa Kurangi Korban Jiwa, Ini Faktanya
Mahasiswa Universitas Brawjaya menciptakan lampu pendeteksi dini gempa bumi. Lampu ini bisa meminimalkan jumlah korban jiwa.
Beri peringatan dini bencana gempa bumi
Lampu Penanda Gempa Karya Mahasiswa UB Diklaim Bisa Kurangi Korban Jiwa, Ini Faktanya
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) menciptakan inovasi pendeteksi dini bencana gempa bumi dalam bentuk lampu.
Sang Inovator
Tim pencetus lampu siaga gempa terdiri dari Yusuf Yuaniar, Cyril Wahyu Dwi Anugrah (Teknik Elektro), M. Fajar Arif (Teknik Elektro), dan Deca Melani (Perencanaan Wilayah dan Kota) Universitas Brawijaya.
Lampu Siap Siaga
Empat mahasiswa Fakutas Teknik UB itu menyebut inovasinya dengan nama LAGA GEMPA (Lampu Siap Siaga Gempa). Dikutip dari laman resm ub.ac.id, LAGA GEMPA bisa menjadi sistem peringatan dini otomatis di daerah rawan gempa.
Bantu Masyarakat
Ketua tim Yusuf Yuaniar menjelaskan, lampu ini dapat membantu masyarakat lebih cepat menyelamatkan diri dari bahaya gempa bumi.
Lampu siaga gempa ini memiliki bunyi alarm yang dapat menjangkau dua sampai tiga kamar tidur.
"Dengan begitu, korban jiwa akibat bencana gempa bumi dapat terkurangi,” ujar Yusuf, dikutip dari laman resmi ub.ac.id.
(Foto: ub.ac.id)
Keunggulan
Inovasi baru karya mahasiswa UB ini juga dapat digunakan sebagai lampu tidur. Warna warm white dengan desain berbentuk prisma trapesium dapat menambah estetika ruangan.
Yusuf menambahkan, penggunaan baterai Li-ion 18650 membuat lampu dapat diisi ulang daya sehingga bisa menghemat biaya .
Lampu dengan daya 13.000mAh ini dapat menyala seharian penuh.
"Dapat diisi ulang dayanya selama delapan jam,” imbuhnya.
Lampu siapa gempa ini dapat mendeteksi gempa bumi mulai dari getaran rendah, menengah hingga getaran tinggi. Masing-masing getaran gempa disertai oleh bunyi alarm berbeda.
(Foto: Freepik wirestock)
Menang Lomba
Lampu deteksi dini gempa ini diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa yakni Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Inovasi ini berhasil mendapat pendanaan dan saat ini tengah dalam tahap pemasaran penjualan produk.
Pengguna
Lampu siaga gempa ini sudah digunakan di Kota Malang, Cianjur, Jogja, Aceh, Probolinggo dan sekitarnya. Alat ini juga dipesan oleh tenaga pendidik asal United Kingdom (UK) sebagai perbandingan alat mitigasi bencana gempa bumi.