Mengejutkan Kepala BMKG Cerita Dipanggil Polisi Akibat Gempar Kabarkan Gempa Megathrust
Cerita Plt BMKG Dwikorita Karnawati pernah dipanggil polisi karena sampaikan berita peringatan gempa.
Plt Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menceritakan momen saat pihaknya pernah dipanggil polisi akibat memberikan kabar peringatan gempa.
Hal tersebut ia sampaikan ketika mengisi webinar berjudul 'Waspada Gempa Megathrust' seperti dibagikan oleh kanal Youtube Teknik Geofisika ITS.
Awalnya, Dwikorita menceritakan tentang mitigasi bencana di Jepang yang disebutnya sangat baik dan terstruktur. Maka dari itu, BMKG pun mengadopsi metode-metode yang dilakukan negeri sakura itu untuk diterapkan di Indonesia.
"Kami BMKG ini belajar dari Jepang (pengamatan gempa) yang menarik karena ini sudah lebih dari 1000 tahun publik Jepang itu tidak mudah melupakan kejadian bencana mereka menggali sejarah gempa untuk meniti mitigasi," kata Dwikorita.
Akhirnya, BMKG bersama Indian Ocean Tsunami Warning System berupaya terus menggali sejarah bencana yang pernah terjadi di Indonesia pada masa lampau.
Tujuannya, tentu untuk menyusun mitigasi atau upaya-upaya mengurangi risiko bencana. Program mitigasi bencana dapat dilakukan melalui pembangunan secara fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
"Kemudian di sana sangat compact ya, jadi tujuannya menggali sejarah itu untuk mitigasi. Menggali sejarah itu bukan untuk ketakutan, tapi untuk menata mitigasinya agar lebih baik," ungkap Dwikorita.
BMKG Pernah Dipanggil Polisi
Lebih lanjut, Dwikorita mengungkap jika BMKG sampai pernah dipanggil polisi ketika memberikan peringatan gempa sebagai bagian dari mitigasi bencana.
Hal ini dikarenakan kabar tersebut justru menimbulkan kepanikan tak terkendali di tengah masyarakat.
"Pertama kali kami dipanggil Polda nih seminar soal ini tahun 2018. Karena masyarakat jadi kaget, heboh, karena dianggap meresahkan kami diinterogasi dipanggil Polda," kata Dwikorita.
Namun dari kejadian itu, Dwikorita menyebut hubungan BMKG dengan Polri justru menjadi semakin erat dan kompak dalam melakukan mitigasi bencana.
"Memang harus melalui fase seperti itu tapi jangan terlalu lama untuk tidak gaduh mensikapi informasi potensi gempa," ungkapnya.
Maka dari itu, Dwikorita menyebut, peringatan soal gempa bumi megatrusht yang sempat dikeluarkan BMKG beberapa waktu lalu harus dipahami oleh masyarakat.
Peringatan itu harus dijadikan sebagai alarm untuk melakukan segala bentuk upaya penanggulangan bencana agar hal-hal yang tak diinginkan tidak terjadi.
"Kami katakan (megatrusht) itu memang ada. Tapi tujuannya bukan untuk (memberikan) kecemasan ketakutan. Tapi mari kita sempurnakan mitigasi kita," kata Dwikorita.
"Lalu jadi tekat kuat dalam mewujudkan mitigasi konkret sadar dengan keyakinan kuat bahwa mitigasi akan menyelamatkan kita," tambahnya.
Gempa megathrust sendiri merupakan gempa bumi yang berasal dari zona megathrust, dan sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia.
Zona megathrust adalah lokasi pertemuan antar-empeng tektonik bumi yang berpotensi memicu gempa kuat dan tsunami.
Di Indonesia, berada di zona subduksi aktif seperti Subduksi Sunda mencakup Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba.
Kemudian Subduksi Banda, Subduksi Lempeng Laut Maluku, Subduksi Sulawesi, Subduksi Lempeng Laut Filipina dan Subduksi Utara Papua.