Viral Inovasi Jemuran Pintar ini Dibuat Siswa SMK Kupang, Hasilnya Bikin Melongo
Siswa SMK di Kupang sukses membuat jemuran pintar. Seperti apa hasilnya?
Siswa SMK di Kupang sukses membuat jemuran pintar. Seperti apa hasilnya?
Viral Inovasi Jemuran Pintar ini Dibuat Siswa SMK Kupang, Hasilnya Bikin Melongo
Keberhasilan pendidikan sering kali diukur dari kemampuan siswa dalam mengimplementasikan ilmu yang mereka peroleh untuk menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Salah satu contoh nyata datang dari SMKN 4 Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam video yang diunggah akun Instagram Infipop.id, dua orang siswa berhasil mengembangkan sebuah jemuran pintar berbasis internet.
Inovasi ini tidak hanya memudahkan kehidupan sehari-hari, tetapi juga menunjukkan potensi luar biasa generasi muda dalam era digital.
-
Inovasi unik apa yang dibuat siswa SMP Wonosobo? Navallo Azharya awalnya tak pernah terpikir bahwa ia akan mewakili sekolahnya untuk mengikuti Lomba SEAMEO. SEAMEO merupakan organisasi menteri pendidikan se-Asia Tenggara. Pada awalnya ia beserta empat orang lainnya membuat proposal untuk penelitian mengenai bahan polystyrene. Dari 10 sekolah yang mendaftar, SMP Negeri 1 Wonosobo dipilih untuk mewakili Indonesia. Dalam proses melakukan penelitian itu, Navallo beserta tim sempat kesulitan mendapatkan sampah dan komposisi yang ideal.
-
Bagaimana cara siswa SMP Wonosobo membuat inovasi mereka? “Kita melakukan empat eksperimen. Yang pertama dengan mencampurkan lima gram polysterin, lalu 10 gram, 15 gram, dan 20 gram. Dari eksperimen tersebut, kita menemukan komposisi yang ideal yaitu di 15 gram polysterin,“ kata Navallo, dikutip dari kanal YouTube Official WEB TV Wonosobo. Dalam melakukan eksperimen itu, Navallo memilih limbah styrofoam, hal ini mengingat limbah styrofoam membutuhkan waktu sekitar 500-1 juta tahun untuk dapat terurai.
-
Apa yang di inovasikan mahasiswa UGM di KKN Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Apa yang diciptakan siswa SDN 3 Kota Tangerang? Sejumlah pelajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Kota Tangerang, berinovasi menciptakan cairan abate dari daun jeruk.
-
Kenapa penting sekolah berinovasi? 'Teruslah berinovasi dan berbenah demi kemajuan pendidikan yang berkualitas.'
-
Kenapa Kemkominfo dorong kemajuan teknologi? Kami lakukan untuk mendorong kemajuan teknologi dan ekonomi bangsa yang lebih baik dan membuka berbagai ruang bagi masyarakat Indonesia,' pungkasnya.
Dengan kemajuan teknologi, siswa SMKN 4 Kupang melihat peluang untuk mengintegrasikan konektivitas internet ke dalam alat sederhana ini.
Jemuran pintar yang mereka kembangkan mampu mengatur jadwal pengeringan, memantau kondisi cuaca, dan memberikan notifikasi saat pakaian sudah kering.
Ini adalah solusi cerdas yang menjawab kebutuhan akan efisiensi dan kemudahan dalam menjemur pakaian.Ide jemuran pintar ini berasal dari dua siswa perempuan, Gavrila Asten dan Casandra Temaluru.
Kepala SMKN 4 Kupang mengapresiasi kemampuan mereka dalam menghasilkan inovasi yang berguna, terutama saat musim hujan.
Jemuran berbasis IoT ini secara otomatis menarik jemuran ke dalam saat hujan, sehingga pakaian tetap kering.
Gavrila Asten, siswa kelas XII Jurusan Teknologi Informasi dan Komunikasi, mengungkapkan bahwa pengalaman membuat jemuran berbasis IoT adalah pengalaman yang baru dan menantang.
"Secara tidak langsung saya dituntut berpikir kritis untuk menyelesaikan ide yang sudah kami mulai. Kami juga menjadi lebih produktif dan tertantang setelah produk ini berhasil kami selesaikan,” ujar Gavrila dilansir dari laman Vokasi Kemdikbud, Kamis (16/5).
Kepala SMKN 4 Kupang, Semi Ndolu, menjelaskan bahwa kebebasan berpikir dan berkreasi adalah prinsip yang diterapkan di sekolah tersebut.
Para pendidik berperan sebagai pembimbing, sementara para siswa diberi ruang untuk berpikir dan mengembangkan ide mereka.
“Ini berfungsi untuk membentuk rasa tanggung jawab sekaligus mengasah kreativitas para siswa. Hasil yang dibuat oleh para siswa sangat bagus dan bermanfaat untuk banyak orang,” ucap Semi Ndolu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ambrosius Kodo, memberikan apresiasi tinggi kepada para siswa SMKN 4 Kupang.
“Saya apresiasi betul karena mereka bisa membangun lingkungan sekolah sebagai tempat bagi anak-anak untuk bertumbuh, berkreasi, dan berinovasi. Kita harus dukung terus potensi-potensi dari setiap siswa,” ujar Ambrosius.