Cerita Pengantin Baru Buah Zakar Diambil Dokter Tanpa Izin hingga Tak Mampu Layani Istri
RSUD Bangli jawab tuduhan yang diberikan kepada Subandi
RSUD Bangli jawab tuduhan yang diberikan kepada Subandi
Cerita Pengantin Baru Buah Zakar Diambil Dokter Tanpa Izin hingga Tak Mampu Layani Istri
Subandi kehilangan dua buah zakarnya lantaran diangkat dalam operasi prostat oleh dokter. Pengangkatan tersebut tanpa persetujuannya atau keluarga.
Akibatnya, kini dia tidak bisa lagi melayani kebutuhan biologis sang istri yang baru dinikahi beberapa bulan lalu.
Cerita Subandi ini, dimulai ketika ia harus menjalani tindakan medis lantaran memiliki penyakit prostat. Tindakan medis berupa operasi ini pun dilakukannya di RSUD Bangil, Pasuruan.
Menurut Subandi, diangkatnya organ testis itu membuatnya tak bisa ereksi. Karena itu, dia tak bisa memberikan nafkah batin untuk istrinya. Apalagi dia baru tiga bulan menikah.
“Dan bukan satu bulan dua bulan, selama hidup saya (ke depan) tidak ada bergairah, istri saya nagih terus, saya pengantin baru (menikah) di Banten,” ujar Subandi.
- Geger Dokter Gantung Diri di Ruang Praktik, Ternyata Ini Penyebabnya
- Resmi Jadi Dokter Spesialis Jantung, Begini Sosok Yislam Kakak Fadil Jaidi yang Curi Perhatian
- Dokter MY Ditahan di RS, Polisi Cuma Pamer Barang Bukti Pencabulan Istri Pasien
- Kasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
“Saya datang ke sini (RSUD Bangil) berapa kali, tapi tanggapan tidak ada tanggung jawab ke saya. Seharusnya di sini dokter-dokter tanggung jawab memberi kerugian ke saya,” kata Subandi.
Subandi mengatakan, dia dioperasi oleh dokter dari RSUD Bangil tanpa ada keterangan persetujuan pengangkatan testis. Hal ini pun berdampak pada keharmonisan rumah tangganya.
“Saya mengadukan bahwa testis saya diambil tanpa pengetahuan saya, apalagi tanda tangan persetujuan dari keluarga pun tidak ada, di situ saya ingin menuntut kerugian,” tegasnya.
“Semua tindakan yang dilakukan memang sesuai prosedural, dan yang diberitakan bahwa tidak ada persetujuan, kita punya rekam medisnya, ternyata ada persetujuan beliau untuk melakukan tindakan,” kata Hayat.
“Secara logika, tidak ada tindakan medis yang tidak melalui persetujuan dari pasien. (Persetujuan itu) dari anak yang bersangkutan, yang saya lihat seperti itu,” tambahnya.
Ia menambahkan, Subandi setidaknya sudah tiga kali menjalani operasi prostat di RSUD Bangil. Namun penyakitnya itu selalu kambuh.
Akhirnya, tim dokter pun mengambil tindakan terakhir yakni dengan mengangkat kedua testis pasien.
Setelah operasi terakhir yang dilakukan delapan bulan lalu, pasien pun dinyatakan sembuh dan tak mengalami keluhan kembali.
Namun masalah terjadi saat Subandi memutuskan menikah lagi tiga bulan lalu.
“Artinya kata dokter, penanganan kita yang terakhir berhasil, cuma permasalahan timbul saat beliau menikah lagi, nah itunya tidak bisa bangun, dan dokter menyampaikan bahwa itu persoalan lain,” tuturnya.
Hayat menyebut, ada banyak kasus pengangkatan testis lain, yang tak menghilangkan fungsi ereksi. Dokter pun menyarankan agar Subandi melakukan pengobatan medis kembali untuk mengatasi keluhan barunya ini.
“Beliau pun bersepakat akan menempuh pengobatan lagi terkait dengan permasalahan sekarang,” pungkasnya.