Cerita Pengantin Tertipu WO di Depok, Pontang Panting Cari Vendor Baru Usai Nyaris Gagal Nikah
Korban mengalami kerugian mencapai Rp2 miliar. Korban terdiri dari pengantin dan sejumlah vendor.
Puluhan orang tertipu sebuah wedding organizer (WO) di Depok, Jawa Barat. Korban mengalami kerugian mencapai Rp2 miliar. Korban terdiri dari pengantin dan sejumlah vendor.
Aziz, salah satu korban mengaku mengalami kerugian Rp50 juta. Peristiwa itu bermula ketika Aziz hendak melaksanakan pernikahan pada 3 Agustus 2024 dan menggunakan jasa WO milik Nita dengan nama instagram @nitaeventorganizer.
- Akhir Pelarian Wanita Perampok Sadis Nenek Pemilik Warung, Perhiasan Korban Dijual Buat Modal Kabur
- Pengemudi Grab Dikeroyok Tiga Juru Parkir Gara-Gara Uang Rp1.000
- Cerita Pemudi di Depok Kesampingkan Gengsi Jual Dimsum di Pinggir Jalan, Ingin Balas Budi Sang Ibu
- Tiba di Pasar Pandan Sari, Gibran Dielukan Pedagang: Ya Allah Ganteng Banget
Setelah tertarik dan cocok, Aziz kemudian membayar ke pihak WO sebesar Rp60 juta. Namun menjelang hari pernikahan, pihak WO tidak ada kabar. Selain Aziz, dan beberapa pengantin yang juga menjadi korban WO ini.
"Ada tiga orang yang kelewat hari (pernikahan) saya salah satunya. Cuma memang yang baru buat laporan baru saya," kata Aziz, Kamis (8/8).
Korban Cek Rekam Jejak WO
Sebelum menggunakan jasa Nita Event Organizer, Aziz sudah mengecek rekam jejak dan vendor yang bekerjasama dengan WO tersebut. Setelah yakin, barulah Azis dan pasangan melakukan pembayaran pada Desember 2023 sebesar dengan paket Rp75 juta. Saat itu, Aziz mengaku mendapat potongan Rp15juta karena ada promo.
"Kalau mau ikut harganya yang tahun 2023 itu ada potongan Rp15 juta. Di situ ditawarin terus sampai akhirnya dealnya itu diangka Rp60 juta waktu itu. Lalu sudah beberapa bulan menjelang hari H-nya. Kalau enggak salah 3 sampai 2 bulan pihak WO ini minta tambahan lagi biaya Rp20 juta, dengan alasannya itu ada biaya charge," ujar Aziz.
Saat itu, Aziz berencana menggelar acara di Masjid At Thohir. Namun rencana pernikahan di masjid itu dibatalkan karena harus tambah uang Rp20 juta.
"Di situ saya pernah minta cancel, cuma dari si pihak WO ini bisa membalikkan uangnya itu hanya 40 persen dan dia enggak bisa menjanjikan waktunya itu kapan akan balik gitu," tutur Aziz.
WO Tidak Bisa Dihubungi Jelang Pernikahan
Pihak WO tidak mengembalikan sisa uang Rp25 juta dan mengulur waktu hingga dua pekan. Hingga menjelang hari H pihak WO bahkan sama sekali tidak dapat dihubungi.
"Ngulur waktu sampai akhirnya tuh 2 minggu lah, 2 minggu sebelum hari H itu masih mundur lagi mundur lagi sampai satu minggu menjelang hari H. Uang saya belum balik juga akhirnya saya ngelakuin pengancaman untuk melapor ke polisi. Itu malam itu dia bayar, tapi hanya Rp5 juta gitu, artinya masih ada Rp20 juta lagi," kata Aziz.
Pontang Panting Cari Vendor Baru
Aziz sudah berkali-kali menghubungi pihak WO namun tidak dapat dihubungi. Bahkan didatangi ke rumah pemilik pun tidak ada.
"H-2 itu saya hubungin sudah ceklis 1 tuh kalau di WhatsApp. Ditelepon sudah enggak bisa juga. Nah di situ saya punya feeling nih sudah enggak beres kayaknya. Dari situ sudah punya feeling enggak beres terus akhirnya saya coba hubungin vendor-vendor yang si WO janjikan gitu, saya hubungin WO WO-nya, pas dihubungin itu ternyata dari setiap vendor itu belum dibayar," tutur Aziz.
Karena waktu semakin mepet, Azis memutuskan mencari vendor lain. Dia pun harus mengeluarkan uang lagi demi terlaksananya acara.
"Ya cari vendor lain dan jadi keluar uang lagi. Saya rugi Rp55 juta," kata Aziz.
Pengakuan Korban Lain
Korban lainnya, Shafira mengatakan pihak WO @nitaeventorganizer memberikan harga yang terjangkau dengan bonus honeymoon. WO tersebut lokasinya di Depok. Namun WO itu menangani banyak klien di beberapa wilayah Jabodetabek.
"Banyak korban yang kerugiannya per orang Rp50-100 juta dengan akumulasi kerugian Rp2,3 miliar dan sudah melakukan DP dan full payment untuk wedding-nya namun EO tersebut tidak melakukan payment ke para vendor sehingga banyak sekali klien yang di hari H weddingnya kosong," kata Shafira.
Owner EO tersebut bernama Apriyatna Rachman dengan akun IG @apriyanitha, Sedangkan suaminya adalah Diddi Spartono. Keduanya sudah menghilang sejak Kamis 1 Agustus 2024.
"Beberapa klien yang sudah menjadi korban pun kami sudah lapor ke SPKT Polda Metro Jaya, Jakarta namun khawatir akan bergerak lama dan pelaku makin bisa kabur dan makin sulit di cari," ujar Shafira.
Saat ini sejumlah korban masih terus berupaya agar bisa bertemu dengan pemilik. Beberapa korban yang sudah melapor kini masih menunggu panggilan kembali dari pihak berwajib. Para korban berdomisili di area Jabodetabek.
"Sudah melakukan laporan ke pihak berwajib, statusnya korban masih menunggu panggilan kembali. Korban yang tercatat kurang lebih 40 orang. Detail kerugian per klien membayar DP sebesar 50-60% dari total, dan jika sudah mendekati bulan wedding klien wajib full payment 100% dan ada iming-iming jika membayar lebih awal akan dibonuskan buffet, dekor, dan lain-lain. Jika ke vendor, pelaku tidak membayar DP atau tidak melakukan pelunasan sehingga vendor tidak datang ke acara client," pungkas Shafira.
Kasus Diusut Polisi
Sejumlah calon pengantin menjadi korban penipuan wedding organizer (WO). Sejauh ini, ada dua laporan polisi yang diterima Polda Metro Jaya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menerangkan, para menyewa salah satu WO untuk membantu pelaksanaan resepsi pernikahan. Namun, kenyataan justru tidak terealisasi.
"Kasus ini sedang didalami," kata Ade Ary kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Kamis (8/8).
Ade Ary mengatakan, banyak calon pengantin yang merugi akibat ulah pihak wedding organizer (WO). Nilai kerugian berkisar ratusan juta bahkan ada yang mencapai Rp 2 Miliar.
"Ada yang Rp 100 juta sekian belasan juta ada yang Rp 2 miliar, ini masih dilakukan pendalaman, karena kan macem-macem kan oramg mau nikah tuh ada konsumsi, ada dokumentasi, ada peralatan, dekorasi, kendaraan, undangan dan souvenir," ucap dia.
Ade Ary meminta masyarakat lebih selektif dalam mencari wedding organizer. Tak sedikit oknum-oknum WO mengambil kesempatan untuk melakukan penipuan. Apalagi, bola ada peluang.
"Bahwa kalau sudah booking akan melakukan pernikahan, maka sudah diserahkan semuanya, sudah deal dengan angka sekian, kemudian vendor a, b, C, dekorasi dan makanan. Kemudian calon pengantin dan keluarga fokus pada persiapan pernikahan, tidak tahunya WO nya nipu," ucap dia.
"Tolong dalami betul ketika mengajukan kerjasama dengan WO. Ya kalau perlu tahu kantornya dimana, orangnya, contact personnya, biar clear, biar jelas. Jangan Setelah deal ditinggal , nanti pas hari h tidak ada semua. Orang tidak bisa nikah nanti," sambung dia.
Ade Ary mengimbau kepada masyarakat yang menjadi korban untuk mengadukan ke polisi.
"Jika ada masyarakat yang mengalami kerugian dengan modus serupa mohon bisa membuat laporan polisi ke Polsek atau Polres setempat," tandas dia.