Cerita Penyelundupan Manusia ke Australia, Tiba di Darwin Diadang lalu kmbali ke Indonesia
Para pelaku adalah nelayan yang semula diminta seseorang melakukan perjalanan mengangkut ikan.
Yang diselundupkan adalah dua WNA China oleh tiga nelayan.
- Ilmuwan Ungkap Peta Pertama Benua di Bumi yang Pernah Hilang, Lokasinya Dekat Australia dan Indonesia
- Terungkap Modus Penyelundupan Manusia ke Australia via NTT
- 6 Warga Sulawesi dan 1 WN China Ditetapkan jadi Tersangka Penyelundupan Manusia ke Australia
- Diwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau
Cerita Penyelundupan Manusia ke Australia, Tiba di Darwin Diadang lalu kmbali ke Indonesia
Dua orang warga Desa Pemana, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), beserta satu orang warga Desa Rohi Timur, Kecamatan Pamsimaranu, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan ditangkap polisi.
Tiga orang nelayan masing-masing bernama Abdul Gani Wora alias Abdul (44), Kamaludin (38) dan Irwan (32) ini ditangkap Polres Rote Ndao karena menyelundupkan dua warga negara China ke Australia.
Kapolres Rote Ndao AKBP Mardiono mengatakan,
pada Kamis (9/5) sekira pukul 08.00 Wita pelaku Abdul Gani Wora alias Abdul (44) ditawari pekerjaan oleh seseorang berinisial BP, untuk mengantar kapal ke Maluku.
Kapal itu disuruh ke Maluku untuk mengangkut ikan dengan upah sebesar Rp2.500.000. Pelaku Abdul kemudian menawarkan juga ke Kamaluddin dan Irwan untuk sama-sama bekerja dengan bayaran ya min sama.
"Mereka dijanjikan jika pekerjaan tersebut berhasil, masing-masing orang akan mendapatkan tambahan upah sebesar Rp2.500.000," jelas Mardiono, Rabu (29/5).
Pada Sabtu (11/5) sekira pukul 07.00 Wita, Abdul beserta Kamaluddin dan Irwan berlayar dari Pelabuhan Mole (Sikka), menggunakan kapal kayu bernama Anarsi Club yang telah di sediakan oleh BP menuju ke Pulau Moa (Maluku Barat Daya).
Rabu (15/5) sekira pukul 17.00 Wita, BP datang menggunakan mobil hilux berwarna kuning di pelabuhan Moa tempat Kapal berlabuh. BP membawa dua orang WNA asal Asal China.
"Tiga orang pelaku ini merasa ditipu oleh BP, karena awalnya menyampaikan kapal itu akan digunakan mengangkut ikan," ujar Mardiono.
Karena merasa ditipu, Abdul menghubungi BP dan dijanjikan bahwa setelah kembali dari Australia, mereka akan dikasi upah tambahan masing-masing Rp20.000.000.
"Kemudian Pukul 17.30 Wita, kapal berangkat menuju negara Australia dengan dibekali maps atau koordinat yang di kirim oleh BP," tambah Mardiono.
Pada Jumat (17/5) sekitar jam 11.00 Wita, kurang lebih 17 Mil dari Darwin Australia, mereka dihadang satu unit kapal tentara angkatan laut Australia. Mereka diperiksa petugas karena masuk wilayah perairan Australia tanpa dokumen resmi.
Minggu (26/5) kapal mereka disita petugas dan diberikan satu unit kapal kayu berlapis viber bernama Vidu, untuk kembali ke Indonesia. Mereka dibekali sebuah GPS Garmin Etrex 10 dengan kordinat yang telah di tentukan yaitu Pulau Rote.
Kemudian mereka diantar tentara angkatan laut Australia hingga perairan perbatasan Indonesia dan Australia. "Tiga pelaku bersama dua WN China tersebut tiba di perairan Rote Ndao, dan ditangkap kepolisian setempat," tutup Mardiono.