Cerita TNI dan Polri Saat Memburu KKB Papua
Berikut ini cerita TNI dan Polri dalam memburu KKB Papua:
Tentara Nasional Indonesia atau TNI dan Polri masih terus memburu kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Memburu KKB Papua bukan pekerjaan mudah, apalagi medan di Papua terbilang sulit.
Namun, TNI dan Polri kompak tetap memburu para KKB Papua agar tidak ada gangguan keamanan. Dalam kasus terbaru di Nduga misalnya, sudah ada 154 personel gabungan TNI dan Polri diterjunkan untuk berjaga di kabupaten tersebut.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kenapa prajurit TNI mengamankan 'penyusup' tersebut? Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
Bukan kali ini saja TNI dan Polri memburu KKB. Berikut ini cerita TNI dan Polri dalam memburu KKB Papua:
KKB Bersembunyi di Perbukitan
Pada medio November 2018, tim gabungan TNI dan Polri pernah baku tembak dengan KKB Papua. Baku tembak itu terjadi di Nduga, Papua. Saat baku tembak terjadi, kelompok bersenjata ini bersembunyi di perbukitan-perbuktian yang mengelilingi pasukan TNI dan Polri.
KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya melakukan banyak kejahatan, seperti mengganggu Pilkada Papua, memeras pemerintah daerah dan mengganggu masyarakat.
Menyita Senapan Serbu
Dalam perburuan, TNI dan Polri berhasil menyita beberapa senjata milik kelompok separatis ini. Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal mengatakan, senpi yang berhasil direbut adalah senapan serbu/SS 1 dan satu pucuk senpi jenis jungle/US Carabine beserta 341 butir peluru berbagai jenis.
"Kedua senpi itu diduga merupakan hasil rampasan dari Polsek Pirime," kata Kamal.
Jarak Jauh dan Waktu Tempuh Lama
Dalam memburu KKB Papua, tim TNI dan Polri menempuh perjalanan berkilo-kilo. Seperti saat mengejar ke wilayah Distrik Yigi, tim gabungan menempuh jalan yang sangat panjang dan memakan waktu cukup lama.
Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, mengatakan, jarak terdekat menuju lokasi yang diduga tempat pembunuhan pekerja di Nduga memakan waktu 12 jam menggunakan jalur darat. Itu semua juga tergantung kondisi.
"Kalau kemarau tanahnya kering, bisa ditempuh 8 jam. Kalau becek bisa 12 jam," kata Aidi.
Bebaskan Warga yang Disandera KKB
Peristiwa ini terjadi pada pertengahan November 2017. Pasukan gabungan TNI dan Polri sempat melakukan baku tembak di Desa Kimbely, Banti, Papua dengan KKB. Saat itu aparat keamanan tengah melakukan misi pembebasan sandera yang ditahan oleh KKB Papua.
Pembebasan melibatkan Pasukan Khusus Indonesia atau Kopassus sebanyak 13 orang, dibantu pasukan Raider 751 sebanyak 30 orang. "Pasukan bergerak cepat masuk ke daerah sasaran untuk menyerbu atau menguasai perkampungan Kimbely. Dua tim dari Taipur Kostrad bertugas masuk sasaran dan menguasai permukiman Banti." kata Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi.
Akhirnya pasukan TNI AD berhasil menguasai daerah tersebut dan melapor kepada Pangdam Cendrawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit. Pangdam lalu memerintahkan prajurit untuk segera menguasai pos pengamanan kelompok separatis. "Kurang dari dua jam, seluruh medan camp OPM (Organisasi Papua Merdeka) berhasil dikuasai pasukan TNI. Para pemberontak atau separatis berhamburan melarikan diri ke hutan dan gunung di sekitar lokasi penyerbuan," kata Aidi.