Cetak perawat berkualitas, Jabar kerjasama dengan Jepang
Aher mengatakan di Jawa Barat terdapat sejumlah sekolah tinggi atau universitas, baik negeri maupun swasta, yang memberikan pendidikan di bidang keperawatan. Contohnya, kata Aher adalah Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjajaki kerja sama di bidang pendidikan dengan Universitas Shizuoka. Kerja sama dengan konsentrasi dibidang keperawatan, dimaksudkan untuk mencetak perawat-perawat yang bersertifikat internasional agar bisa berdaya saing dikancah mancanegara.
Komunikasi ini dibuka dengan pertemuan antara Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) beserta jajarannya dengan para akademisi Sekolah Keperawatan Universitas Shizuoka, di Universitas Shizuoka, Kamis (2/11) lalu. Kedua belah pihak memberikan pemaparan dan presentasi terkait dengan dunia keperawatan di masing-masing daerahnya.
Aher mengatakan di Jawa Barat terdapat sejumlah sekolah tinggi atau universitas, baik negeri maupun swasta, yang memberikan pendidikan di bidang keperawatan. Contohnya, kata Aher adalah Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.
"Kemungkinan kami akan merancang kerja sama di bidang pendidikan keperawatan ini antara Universitas Padjadjaran dengan Universitas Shizuoka, terlebuh dulu. Di Jawa Barat, ada ribuan mahasiswa atau mahasiswi di bidang keperawatan," kata pria yang akrab disapa Aher dalam rilis yang diterima merdeka.com, Minggu (5/11).
Aher berharap Sekolah Keperawatan Universitas Shizuoka dapat melakukan pertukaran mahasiswa dengan Universitas Padjadjaran. Selain itu, diharapkan sejumlah calon perawat atau perawat ini mendapat standardisasi keperawatan Jepang atau keperawatan internasional.
"Kami harap perawat-perawat dari Jawa Barat bisa merawat, membahagiakan orang-orang tua di Jepang. Menjadi tenaga kesehatan berkualitas di Jepang dan di manapun," katanya.
Dekan Sekolah Keperawatan Universitas Shizuoka, Kanazawa Hiroaki, mengatakan pihaknya memberikan pendidikan keperawatan internasional di kampus tersebut. Kanazawa pun merasa sangat terkejut mendengar ada ribuan calon perawat di berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat, mengingat kampusnya hanya memiliki 120 calon perawat.
"Kami ingin menjalin kerja sama dengan banyak universitas di Jawa Barat yang memberikan pendidikan keperawatan. Selama ini kami baru menjalin pertukaran pelajar dan pemagangan dengan universitas dari Thailand. Perawat dari sini belajar di Thailand, dan sebaliknya," katanya
Adalah sangat penting bagi peningkatan kualitas perawat internasional, katanya, untuk mengenal dunia kedokteran dan keperawatan di negara lainnya. Semua hal yang berbeda ini, katanya, hanya dapat dipelajari secara langsung di luar negeri asalnya.
"Jepang menganggap dunia keperawatan ini sangat penting. Kami membutuhkan banyak perawat. Tapi kendala saat ini, jika menerima perawat dari luar negeri, adalah penguasaan bahasa Jepang yang masih kurang. Juga kami memiliki keterbatasan di bahasa Inggris," katanya.
Asisten Profesor Sekolah Keperawatan Universitas Shizuoka, Negishi Mayumi, mengatakan pihaknya sangat bersemangat dan memberikan support yang sangat besar kepada Jawa Barat untuk menjalin kerja sama di bidang pendidikan keperawatan ini.
"Kami yakin ini adalah kerja sama yang sangat tepat. Bisa menguntungkan banyak pihak dan bermanfaat. Bisa kita mulai kerja sama dengan universitas atau sekolah tinggi di Jawa Barat. Ini akan sangat bagus," katanya.
Selama ini diketahui, Jepang terus membutuhkan tenaga perawat untuk ditempatkan di fasilitas kesehatan. Sedangkan, kebutuhan untuk perawat pribadi bagi lansia pun kian besar. Hal ini disebabkan setiap tahunnya jumlah lansia di Jepang semakin banyak akibat tingginya angka harapan hidup di negara tersebut.