Cium Kening, Momen Syahrul Yasin Limpo Jenguk Sang Ibu Terbaring Sakit di Makassar
Momen Syahrul Yasin Limpo menjenguk ibunya itu diungkapkan keponakannya yang bernama Devo.
Momen Syahrul Yasin Limpo menjenguk ibunya itu diungkapkan keponakannya yang bernama Devo.
Cium Kening, Momen Syahrul Yasin Limpo Jenguk Sang Ibu Terbaring Sakit di Makassar
Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo batal memenuhi pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (11/10) hari ini. Syahrul Yasin Limpo memilih pulang ke rumah orang tuanya di Jalan H Bau Makassar.
Keponakan Syahrul Yasin Limpo, Devo Khadafi membenarkan sang paman berada di dalam rumah ibunya. Devo mengatakan, Syahrul datang ke rumah orang tuanya pada pukul 9.30 Wita.
"Sudah ada di dalam. Ada di dalam," kata Devo kepada wartawan, Rabu (11/10).
- Rumah Dinas Anggota DPR dari PDIP, Vita Ervina, Digeledah KPK Terkait Kasus Syahrul Limpo, Ini yang Ditemukan
- Syahrul Yasin Limpo Dijemput Paksa dengan Tangan Terborgol, Kuasa Hukum Merapat ke KPK
- Syahrul Yasin Limpo Bungkam Setelah Diumumkan KPK sebagai Tersangka
- Beredar Kabar Syahrul Yasin Limpo Mau Dijemput Paksa, Begini Reaksi KPK
Devo yang juga Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Sulawesi Selatan ini mengungkapkan bahwa kehadiran Syahrul di rumah orang tuanya untuk melihat ibundanya Nurhayati Yasin Limpo yang sedang terbaring sakit.
Devo tidak bisa memastikan berapa lama pamannya berada di Makassar.
"Tidak ada, hanya untuk melihat nenek yang lagi sakit. Tidak lama, beliau hanya memastikan (kondisi kesehatan ibunya) mudah-mudahan kondisi dari nenek kami membaik. Kita berharap tidak ada sesuatu yang lebih gawat," tutur Devo.
Devo meminta kepada wartawan untuk memberikan ruang privasi bagi keluarganya, khususnya Syahrul Yasin Limpo.
Devo mengatakan pamannya ingin fokus memberikan perhatian kepada ibundanya.
"Sebenarnya beliau sudah ada. Tapi kondisinya nenek kami cukup (sakit), ya namanya orang tua sudah 90 lebih beliau sudah ada. Beliau meminta agar diberi ruang dan privasi untuk bisa bersama keluarga dan merawat ibu atau nenek kami yang lagi sakit," tegas Devo yang juga Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel ini.
Devo menambahkan pamannya tidak akan lari dari proses hukum yang menjeratnya di KPK. Hanya saja, kali ini Syahrul meminta izin untuk tidak hadir dalam agenda pemeriksaan di KPK.
"InsyaAllah proses-proses akan beliau ikuti dan hadapi. Kita berharap semuanya bisa berjalan dengan baik," pungkas Devo.
Devo sempat memperlihatkan foto digawainya saat Syahrul menjenguk ibunya. Syahrul terlihat mencium kening ibunya yang terbaring. Di dekat sang ibu, ada seorang perempuan diduga tenaga medis.
Syahrul Absen Pemeriksaan KPK
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) batal datang ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pemeriksaannya hari ini, Rabu (11/10). Alasannya, Syahrul ingin pulang kampung dahulu menemui ibunya.
"Saya menghormati KPK, namun izinkan saya terlebih dahulu menemui ibu di kampung," kata Syahrul Yasin Limpo dalam keterangannya yang diberikan oleh tim kuasa hukumnya Ervin Lubis, Rabu (11/10).
Sementara itu, Ervin bersama timnya pagi ini mengantarkan surat kepada KPK yang isinya mengajukan permohonan penjadwalan ulang pemeriksaan SYL. Kata dia, pada prinsipnya politisi NasDem itu kooperatif menjalani proses hukum.
"Pada surat tersebut disampaikan bahwa pada prinsipnya Syahrul Yasin Limpo sangat menghormati kewenangan dalam penyidikan KPK dan tetap berkomitmen untuk koperatif menjalani proses hukum ini," ucap Ervin.
Namun, Ervin dan timnya mendapat informasi bahwa kondisi orang tua SYL yang telah berusia 88 tahun dalam keadaan sakit. Maka, SYL terlebih dahulu ingin menemui ibunya sebelum diperiksa.
"Sebagai seorang anak, hal tersebut diharapkan dapat semakin memberikan keteguhan hati dalam menghadapi situasi saat ini," tuturnya.
Dengan begitu, SYL dan tim kuasa hukumnya akan berkoordinasi dengan penyidik KPK untuk menjadwalkan ulang pemeriksaan.
"Kami akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Penyidik terkait dengan waktu penjadwalan ulang. Semoga faktor kemanusiaan ini dapat dipertimbangkan," pungkas Ervin Lubis.