Cuaca ekstrem, PT KAI Daop 5 waspadai titik-titik rawan longsor
Cuaca ekstrem, PT KAI Daop 5 waspadai titik-titik rawan longsor. Cuaca ekstrem yang terus terjadi dalam beberapa hari belakangan di wilayah Selatan Jawa Tengah, membuat PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (KAI Daop) 5 Purwokerto menyiagakan petugas selama 24 jam di titik rawan bencana.
Cuaca ekstrem yang terus terjadi dalam beberapa hari belakangan di wilayah Selatan Jawa Tengah, membuat PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (KAI Daop) 5 Purwokerto menyiagakan petugas selama 24 jam di titik rawan bencana. Langkah tersebut dilakukan untuk menjamin kelancaran perjalanan kereta api dan keselamatan penumpang transportasi massal tersebut.
Manajer Jalan Rel dan Jembatan PT KAI Daop 5 Purwokerto, Suyanto mengatakan saat ini menyiagakan 171 personel. Sedangkan, fokus penjagaan berada di ada empat titik daerah rawan yang dijaga petugas selama 24 jam.
Titik tersebut, jelasnya, berada di kilometer 304+25 antara Prupuk-Linggapura yang berpotensi rawan longsor, kemudian di kilometer 360+150/300 antara Notog-Kebasen yang ancamannya berupa tebing rawan longsor.
"Selain itu, kilometer 422+900 sampai dengan 423+900 antara Tambak-Ijo yang kerawanannya berupa tebing rawan longsor dan kilometer 448+600 sampai dengan 450+400 antara Soka-Kebumen, yakni tebing rawan longsor," ujarnya, Rabu (12/10).
Suyanto mengatakan antisipasi tersebut dilakukan dengan mengacu pada data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dalam beberapa hari terakhir mencatat tingginya curah hujan di wilayah Kebumen, Cilacap dan Purwokerto.
"Sampai saat ini, kami sudah melakukan pengecekan, pengawasan dan langkah-langkah antisipasi pada semua titik-titik rawan dan yang berpotensi bahaya serta yang mempunyai history longsor atau banjir. Selain itu dilakukan penebangan pohon di sekitar rel kereta api yang berpotensi tumbang dan menutupi jalur kereta api," ucapnya.
Selain menambah petugas jaga di titik rawan, pihaknya juga melakukan beberapa rekayasa situasi. Ia mencontohkan, di bagian sebelah timur Terowongan Ijo, PT KAI memperlebar drainase menuju aliran sungai.
"Tujuannya adalah mengurangi efek dan akibat dari air hujan yang sewaktu-waktu bisa menggenang tubuh badan rel. Selain itu, di sekitar tebing rawan longsor, diberi cerucuk yang terbuat dari rel atau bambu untuk memperkuat struktur tanah di sekitar rel kereta api," ucapnya.
Rekayasa tersebut, lanjutnya, untuk mengantisipasi jika terjadi longsoran, akan mengurangi potensi tanah menutup rel kereta api. Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan satuan kerja (satker) untuk melakukan pemagaran di titik rawan longsor jalur ganda yang saat ini sedang dikerjakan.
Baca juga:
Luhut sebut pemerintah Jepang minati proyek kereta Jakarta-Surabaya
Jaga keselamatan penumpang, rel kereta di Cipinang diperbaiki
KAI luncurkan KA ekonomi AC Ambarawa Ekspres rute Semarang-Surabaya
BPS catat jumlah penumpang kereta api meningkat hingga 2,63 persen
Pintu perlintasan KA di Pasar Senin resmi ditutup
-
Kapan puncak kejayaan pecel di kereta api? Kuliner tradisional pecel pernah merajai menu makanan di rute kereta api jarak jauh pada rentang tahun 1980 sampai 2010-an.
-
Kenapa di rel kereta api ditaruh batu? Kenapa di rel kereta api ditaruh batu? Soalnya kalau ditaruh duit nanti pada diambil.
-
Kenapa kereta kencana Kiai Garuda Yeksa dijuluki "kereta kencana"? Dilansir dari Kemdikbud.go.id, kereta itu mendapat julukan “kereta kencana” karena komponennya berlapis emas 18 karat.
-
Kenapa Jembatan Kereta Api Rancagoong bikin merinding? Bukan karena tempat tersebut angker, namun karena sempitnya jembatan dan tidak adanya pembatas di sisi kanan dan kiri jembatan.Ketinggian jembatan juga mencapai puluhan meter, sehingga para pengguna roda dua yang melintasi jembatan wajib berhati-hati.
-
Kapan Inul Daratista seringkali naik kereta api? Tiap kali Inul berangkat syuting dan memposting sesuatu, ia selalu terlihat nyaman menggunakan kereta api.
-
Kapan jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo terakhir kali dilintasi kereta? Jalur kereta api itu terakhir kali dilintasi kereta api pada tahun 1986 di mana kereta api terakhir itu berhenti di Stasiun Mantrianom atau 8 kilometer sebelah barat pusat kota Banjarnegara.