Daftar Lengkap Pangkat Polisi, Dari Tamtama Hingga Perwira Tinggi
Urutan pangkat dalam kepolisian menggambarkan struktur hierarki serta tanggung jawab yang diemban oleh anggota Polri.
Sistem pangkat di Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggambarkan struktur organisasi yang berjenjang dan kaya akan sejarah. Pangkat-pangkat ini bukan hanya simbol, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab, kewenangan, dan prestasi yang telah diraih oleh setiap anggota kepolisian. Jenjang pangkat dalam kepolisian dimulai dari level terendah hingga tertinggi, mencakup berbagai golongan seperti tamtama, bintara, hingga perwira tinggi.
Sejak zaman dahulu, sistem kepangkatan di Polri telah mengalami banyak perubahan, mulai dari masa penjajahan Belanda hingga era modern saat ini.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Kapan Patung Shigir ditemukan? Patung Shigir ditemukan pada Januari 1890 di wilayah Sverdlovsk, di pinggiran barat Siberia, Rusia.
Pada masa lalu, sistem ini berakar dari struktur Bhayangkara Majapahit, yang merupakan unit keamanan yang bertugas untuk melindungi kerajaan. Perubahan signifikan dalam kepolisian modern dimulai ketika Belanda mendirikan satuan polisi berbasis lokal yang menjadi cikal bakal terbentuknya Polri.
Sampai saat ini, pangkat dalam kepolisian tidak hanya berfungsi sebagai identitas profesi, tetapi juga menggambarkan hierarki yang menetapkan tanggung jawab individu dalam melayani masyarakat. Dengan sistem yang terperinci dan terstruktur, setiap pangkat memiliki peran yang unik dan vital dalam menjaga keamanan negara.
Ringkasan Sejarah Sistem Kepangkatan di Polri
Sistem kepangkatan Polri memiliki akar sejarah yang dapat ditelusuri hingga zaman kerajaan Majapahit, ketika satuan keamanan yang dikenal sebagai Bhayangkara berperan penting. Selanjutnya, pada masa penjajahan Belanda, konsep kepolisian modern mulai diperkenalkan dengan cara merekrut penduduk lokal untuk menjadi tenaga keamanan.
Setelah Indonesia meraih kemerdekaan, terjadi transformasi signifikan yang mengubah Polri menjadi sebuah institusi yang mandiri. Dalam hal ini, struktur pangkat Polri dirancang untuk membangun hierarki yang jelas di dalam organisasi. Dengan adanya struktur ini, pembagian tugas menjadi lebih teratur dan sistem komando yang efektif pun dapat diperkuat.
Golongan Kepangkatan Tamtama
Golongan tamtama merupakan pangkat terendah dalam struktur kepangkatan Polri. Meskipun berada di posisi paling dasar, keberadaan tamtama sangat krusial untuk kelancaran operasional sehari-hari, terutama dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
- Daftar 5 Polwan Ditunjuk Kapolri Jabat Kapolres di Daerah
- Polisi Tembak Polisi di Polres Solok Selatan, Komisi III DPR Minta Polri Awasi Ketat Pemakaian Senpi
- Tak Disangka Polisi, Pria Berambut Gondrong Berkumis Tebal Beruban ini Ternyata Seniornya Reserse
- Jadi Tersangka, Polisi Pengemudi Alphard Ancam Warga Dijemput Propam dan Ditahan di Sel Khusus
Dalam golongan ini, terdapat beberapa pangkat, yaitu Bhayangkara Dua (Bharada), Bhayangkara Satu (Bharatu), Bhayangkara Kepala (Bharaka), Ajun Brigadir Polisi Dua (Abripda), dan Ajun Brigadir Polisi Satu (Abriptu). Setiap pangkat dilengkapi dengan lambang yang unik, yang menunjukkan tingkat hierarki masing-masing.
Contohnya, Bharada memiliki lambang satu balok miring berwarna merah, sedangkan Bharatu memiliki dua balok miring merah. Pangkat-pangkat ini menjadi dasar bagi para anggota polisi untuk memulai karier mereka di institusi Polri.
Selain itu, tamtama sering kali berfungsi sebagai garda terdepan dalam berbagai operasi lapangan, mulai dari pengamanan acara hingga pelaksanaan tugas patroli. Peran mereka sangat penting karena memberikan dukungan yang signifikan bagi unit-unit kepolisian dengan pangkat lebih tinggi.
Golongan Kepangkatan Bintara
Bintara merupakan kelompok menengah yang berfungsi sebagai jembatan antara tamtama dan perwira. Dalam golongan ini, terdapat berbagai pangkat seperti Brigadir Polisi Dua (Bripda), Brigadir Polisi Satu (Briptu), Brigadir Polisi (Brigpol), Brigadir Polisi Kepala (Bripka), Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda), dan Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu).
Setiap pangkat bintara memiliki lambang yang khas, misalnya Bripda menggunakan satu balok panah perak, sedangkan Aiptu ditandai dengan dua balok bergelombang perak. Golongan ini sering kali diberikan kepercayaan untuk memimpin tim kecil dalam kegiatan operasional sehari-hari.
Peran bintara sangat penting dalam memastikan koordinasi yang baik antarunit. Mereka juga sering dilibatkan dalam proses pelatihan bagi tamtama baru, sehingga menjadikan mereka sebagai pilar yang esensial dalam struktur kepolisian.
Golongan Kepangkatan Perwira Pertama dan Menengah
Perwira pertama terdiri dari Inspektur Polisi Dua (Ipda), Inspektur Polisi Satu (Iptu), dan Ajun Komisaris Polisi (AKP). Pangkat-pangkat tersebut dikenali melalui lambang balok emas yang bervariasi dari satu hingga tiga balok. Mereka umumnya menduduki posisi strategis dalam unit operasional.
Sementara itu, golongan perwira menengah mencakup Komisaris Polisi (Kompol), Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), dan Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol). Lambang yang digunakan untuk golongan ini adalah bunga melati emas, mulai dari satu hingga tiga melati. Jabatan-jabatan ini sering kali mengisi posisi kepemimpinan di tingkat regional maupun nasional.
Para perwira dalam golongan ini memiliki tanggung jawab untuk merancang strategi dan kebijakan demi menjaga keamanan di wilayah mereka. Mereka berperan sebagai penghubung antara pelaksanaan di lapangan dan kebijakan yang ditetapkan di tingkat yang lebih tinggi.
Perwira Tinggi: Pucuk Hierarki Polri
Perwira tinggi dalam kepolisian terdiri dari beberapa pangkat, yaitu Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol), Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol), Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol), dan Jenderal Polisi. Pangkat tertinggi dalam struktur ini adalah Jenderal Polisi, yang ditandai dengan lambang empat bintang.
Jabatan ini tidak hanya menuntut tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan institusi Polri, tetapi juga berfungsi sebagai representasi negara dalam hal keamanan. Setiap perwira tinggi memiliki tugas untuk memastikan bahwa kebijakan strategis Polri dilaksanakan sesuai dengan tujuan nasional yang telah ditetapkan.
Dalam struktur hierarki kepolisian, setiap bintang atau lambang yang terdapat pada seragam mereka melambangkan otoritas dan tanggung jawab yang signifikan dalam menjaga ketertiban masyarakat.
Apa saja kategori pangkat yang ada di Polri?
Dalam struktur kepangkatan Polri, terdapat tiga golongan utama, yaitu tamtama, bintara, dan perwira. Setiap golongan ini memiliki jenjang pangkat yang berbeda-beda, yang menunjukkan tingkat tanggung jawab dan tugas yang diemban oleh anggotanya.
Apa perbedaan tamtama, bintara, dan perwira?
Tamtama merupakan tingkatan terendah dalam struktur kepolisian, sedangkan bintara berada di tingkat menengah. Di sisi lain, perwira menempati posisi tertinggi dalam organisasi Polri, dengan tugas yang berkaitan langsung dengan level strategis.
Bagaimana cara menjadi perwira tinggi di Polri?
Untuk mencapai posisi sebagai perwira tinggi, anggota Polri diwajibkan untuk melewati sejumlah tahapan karier serta mengikuti pendidikan khusus. Selain itu, mereka juga harus memiliki catatan prestasi yang memuaskan dalam setiap langkah yang diambil.