Dampak Corona Tak Bisa Kerja, Satu Keluarga di Serang Tahan Lapar 4 Hari
Dalam kondisi ini, suami yang sebelumnya bekerja kini meringkuk sakit dan tak bisa memberikan biaya tambahan untuk keluarga. Beruntung Yuyun bersama keluarga tinggal di rumah peninggalan keluarga suami, jadi tidak mengeluarkan biaya untuk membayar tempat tinggal.
Mewabahnya virus Corona atau Covid-19 di sejumlah wilayah di Provinsi Banten, mulai berdampak kepada perekonomian masyarakat. Masyarakat yang bergantung dengan pendapatan harian, kini mengalami penurun drastis.
Kondisi tersebut dialami Yuyun Cahyaningsih (37), warga Kelurahan Pemancangan Baru, Kecamatan Cipocok jaya, Kota Serang. Yuyun sehari-hari bekerja sebagai buruh setrika, setelah wabah virus mulai meluas dia pun tidak bisa lagi berkerja. Karena banyak warga yang bertahan di dalam rumah dan melakukan aktivitasnya sendiri. Kondisi tersebut memaksa Yuyun, suami dan anaknya menahan lapar.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
"Jadi saya enggak punya pemasukan gara-gara Corona ini. Kan enggak boleh keluar, jadi orang-orang ngegosok sendiri. Anak saya seminggu puasa, mulai dari Senin sampai Kamis kemarin," kata Yuyun, Jumat (3/4).
Dalam kondisi ini, suami yang sebelumnya bekerja kini meringkuk sakit dan tak bisa memberikan biaya tambahan untuk keluarga. Beruntung Yuyun bersama keluarga tinggal di rumah peninggalan keluarga suami, jadi tidak mengeluarkan biaya untuk membayar tempat tinggal. "Sakitnya (kepala), sudah lama. Ga kerja, buruh lepas,'ujarnya
Saat Yuyun mengeluhkan dengan apa yang dihadapinya ke salah satu tetangga, dirinya diarahkan untuk mengadu ke Relawan Banten Melawan Corona (RBMC).
Usai menghubungi RMBC, Yuyun akhirnya mendapatkan bantuan. Relawan kemudian mengunjungi rumah Yuyun dan memberikan bantuan untuk kebutuhan Yuyun dan keluarganya.
"Saya ngeluh enggak punya beras, gosok saya sepi. Kemarin saya bingung, terus disuruh kontak Untirta (RBMC) peduli. Kepepet, saking kepepetnya, malu sebenarnya mah," terangnya.
Bantuan
Koordinator RBMC yang juga Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Hendra Leo Munggaran mengatakan, upaya yang dilakukan pihaknya sebagai bentuk kepedulian antar sesama. Leo mengaku, bahwa bantuan yang diberikan kepada keluarga Yuyun berasal dari para donatur dan relawan yang bukan hanya berasal dari wilayah Banten saja.
"Ini sebagai salah satu bentuk kita membantu masyarakat Banten. Semua elemen harus bahu membahu menyelesaikan persoalan bangsa kita ini. Semoga kita semua bisa melewati masa krisis ini," katanya.
Leo pun berharap, di tengah kondisi Pandemi Covid 19 ini, semakin banyak warga yang memiliki kemampuan secara ekonomi, membantu warga lainnya yang kesulitan di tengah kondisi saat ini.
(mdk/eko)