Dandim Banyumas usulkan renovasi rumah Sadinem secara sengkuyung
Dari segi nominal, Dandim mengakui bahwa kebutuhan anggaran untuk memugar rumah Sadinem tidak terlalu besar.
Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0701/Banyumas Letnan Kolonel Infanteri Erwin Ekagita Yuana mengusulkan renovasi rumah Sadinem Wartem (80), perempuan lanjut usia yang merawat dua anaknya yang depresi. Renovasi rumah itu akan dilakukan secara 'sengkuyung'.
"Kebetulan saya ikut di grup WA (Whatsapp) 'Forum Peduli Banyumas' dan ada yang unggah foto (rumah Sadinem). Kemudian, saya perintahkan Danramil saya (Komandan Komando Rayon Militer Cilongok) untuk survei, cek, dan koordinasi dengan aparat setempat," katanya seperti dikutip dari Antara, Jumat (11/9).
Kendati antusiasme anggota grup Forum Peduli Banyumas terhadap keluarga Sadinem terlihat tinggi, dia mengaku belum melihat adanya pihak yang mengoordinasikan.
Oleh karena itu, dia memerintahkan Danramil Cilongok Kapten CZI Waris untuk membentuk kepanitiaan terkait dengan rencana pemugaran rumah Sadinem sehingga jika ada bantuan yang mengalir, bisa tercatat dan terkoordinasikan.
"Kemudian, saya perintahkan untuk membuat RAB-nya (rencana anggaran biaya) terkait dengan kebutuhan material supaya bantuannya fokus, tidak tumpang-tindih, kan ada yang mau menyumbang dalam bentuk material atau uang. Jangan sampai material ini menumpuk," katanya.
Menurut dia, kebutuhan material tersebut sudah disampaikan dalam grup Forum Peduli Banyumas termasuk siapa saja yang telah komitmen untuk memberikan bantuan. Dengan demikian, kata dia, donatur akan lebih fokus pada kekurangannya sehingga kebutuhan material itu yang akan disumbang.
Lebih lanjut, Dandim mengatakan bahwa berdasarkan penaksiran, anggaran yang dibutuhkan untuk memugar rumah Sadinem sekitar Rp 15 juta.
"Sebenarnya, kalau perorangan atau pemda (pemerintah daerah) bisa dana sebesar itu, tetapi saya melalui forum itu mengajak untuk 'sengkuyung', bersama-sama. Mungkin bagi pengusaha, duit sebesar itu tidak seberapa, tetapi yang kita inginkan adalah semangat kebersamaan," katanya.
Dari segi nominal, dia mengakui bahwa kebutuhan anggaran untuk memugar rumah Sadinem tidak terlalu besar. Akan tetapi, jika suatu kegiatan sudah biasa dilakukan dengan 'sengkuyung' atau semangat kebersamaan, kata dia, suatu saat kalau di Banyumas terjadi permasalahan yang lebih besar dapat diselesaikan bersama-sama pula.
Ia mengatakan bahwa pemugaran terhadap rumah Sadinem merupakan momentum bagi semua orang untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara bersama-sama. "Kalau ini bisa dilakukan secara bersama-sama, suatu saat jika ada permasalahan lain, kita bisa laksanakan model seperti ini (sengkuyung)," katanya.
Terkait dengan pemugaran rumah Sadinem, dia mengatakan bahwa kegiatan tersebut mulai Senin (14/9). Menyinggung soal penanganan terhadap dua anak Sadinem yang mengalami depresi, Dandim mengharapkan adanya keterlibatan dinas terkait untuk menanganinya.
"Ini momentum yang tepat, permasalahan tersebut kita keroyok bersama, kita selesaikan bersama. Mungkin saya inisiatif dibedah rumah, mungkin yang lain inisiatif terkait penanganan dua anak Sadinem," tegasnya.
Seperti diwartakan, seorang perempuan lanjut usia, Sadinem Wartem (80) terpaksa merawat dua anaknya yang mengalami depresi, Sailah (50) dan Narwan (40), dengan mengandalkan uang hasil berjualan kayu bakar dan bantuan dari tetangga.
Kedua anak Sadinem mengalami depresi sejak 10 tahun silam yang diduga akibat tekanan batin setelah mereka bercerai dengan pasangan masing-masing. Sadinem dan anak-anaknya tercatat sebagai warga Grumbul Rata RT 01 RW 08, Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Mereka tinggal di rumah berukuran 4 x 5 meter yang dibuat dari bilik bambu dengan lantai tanah dan kondisinya hampir roboh. Rumah itu dibangun di atas tanah milik tetangga yang telah diikhlaskan oleh pemiliknya.
Baca juga:
Nenek renta asuh 2 anak yang alami gangguan mental di gubuk reyot
Meratapi hidup nenek renta rawat anak gangguan jiwa di gubuk reot
Ironi nenek Sandinem dibelit kemiskinan dan jaminan sosial
-
Apa yang terjadi pada jembatan kaca di Banyumas? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Kapan jembatan kaca di Banyumas pecah? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Apa yang dilakukan warga di Banyumas karena sungai kering? Sungai kering itu kemudian dimanfaatkan warga untuk membuat sumur di dasar sungai dengan cara melubangi dasar sungai. Air kemudian akan keluar dari lubang buatan dan bisa langsung diambil oleh warga untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
-
Apa yang terjadi di jembatan kaca Wahana Wisata Banyumas? Pecahnya lantai jembatan kaca hingga kini masih dalam penyelidikan polisi Rabu (25/10), sebuah wahana wisata jembatan kaca di kawasan wisata The Geog, Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas, pecah. Insiden pecahnya jembatan kaca itu menyebabkan seorang pengunjung meninggal dunia dan seorang lainnya terluka.
-
Kapan Ganjar Pranowo bertemu dengan pelaku UMKM di Banyumas? Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menghadiri silaturahmi bersama Asosiasi Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (9/1/2024).
-
Bagaimana jembatan kaca di Banyumas bisa pecah? “Yang kami dalami di TKP bahwa tebal kaca adalah sekitar 1,2 centimeter. Kemudian lebar sekitar 118 centimeter. Ini akan kami cek, kemudian hasil labfor-nya seperti apa, seharusnya itu dipasang dalam komposisi ukuran berapa, nanti akan dijelaskan oleh pihak Labfor bersama pihak ahli kontruksi yang kami datangkan.”