Dangdut & wanita penggoda di warung remang tepi rel Jatinegara
Warung remang dan lapak prostitusi di kawasan rel Gunung Antang, Jatinegara, sudah berdiri sejak tahun 1976.
Hentakan musik dangdut gerobak di pinggiran Jalan Jatinegara, tepatnya beberapa puluh meter dari Stasiun Jatinegara, rupanya selalu telah dinanti para lelaki yang haus akan hiburan. Pemandangan serupa juga terjadi pada Jumat (4/10) malam kemarin.
Alunan musik yang terdengar nyaring itu memang baru mulai ketika matahari terbit. Dan menjelang tengah malam, lokasi yang dijadikan lapak prostitusi kelas rakyat jelata makin riuh, seakan tak pernah redup.
Puluhan PSK yang kebanyakan STW alias Setengah TuWa ini, terlihat asyik nongkrong di tenda-tenda pedagang minuman untuk menunggu para pelanggannya. Ya, keberadaan tenda pedagang minuman yang diterangi lampu jalan pun seakan melengkapi keceriaan para hidung belang yang sedang asyik mengobrol dengan para WTS kelas teri ini.
Alunan musik dangdut yang dinyanyikan para biduan orkes gerobak dan wanita penggoda pun menjadi pelengkap indahnya malam itu.
"Kalau hari Jumat, Sabtu biasanya sih memang rame, beda sama hari-hari sebelumnya. Gerobak dangdut juga nggak setiap hari ada," kata seorang ibu pedagang minuman yang enggan menyebutkan namanya saat ditemui merdeka.com.
Di warungnya, terlihat berderet perempuan berbusana seksi dan make up sedikit menor sedang asyik menemani para lelaki hidung belang. Tidak jarang pula mereka menggoda dan merayu setiap lelaki yang datang ke dagangan milik seorang ibu paruh baya ini.
"Mau beli apa mas, sini aku temenin," ujar wanita penghibur yang mengaku bernama Della.
Rayuan centil Della sepertinya dimanfaatkan oleh pedagang minuman ini. Tentu saja, rayuan itu tak dijual gratis oleh Della. Mereka yang termakan rayuannya, bersiap menguras isi kantong.
Seperti kisah Simon, tukang parkir motor yang biasa ada di bawah kolong jembatan.
"Kalau mas ikut nongkrong sama mereka yang ada duit abis. Nanti temen-temennya pada dateng minta rokok lah, minta minumlah. Harga udah jelas beda mas pas bayar," kata pria berbadan tambun ini.
Simon menceritakan, pemilik warung tidak hanya menawarkan minuman dingin biasa. Penjual juga akan menjajakan minuman beralkohol seperti anggur dan bir yang membuat tamu dan para PSK bisa mabuk kepayang bersama.
"Bir ada, anggur item ada, sama intisari biasanya itu aja sih minumannya. Nanti kalau udah pada mabuk baru deh mulai joget," kata sambil tertawa.
Mereka yang hanyut dalam minuman keras pun terlihat enjoy bergoyang dan berdendang dengan para biduan. Tidak lupa di tangan mereka terselip uang receh Rp 2000 an hingga Rp 10.000 untuk memberikan saweran pada biduan dangdut.