Berkat Jalin Hubungan Baik dengan Pelanggan, Penjual Es Cendol Gerobak di Bandung Kini Jadi Bos Restoran Terkenal
Dulu ia jualan keliling dari Astanaanyar hingga ke Dago dan Cihampelas
Dulu ia jualan keliling dari Astanaanyar hingga ke Dago dan Cihampelas
Berkat Jalin Hubungan Baik dengan Pelanggan, Penjual Es Cendol Gerobak di Bandung Kini Jadi Bos Restoran Terkenal
Cendol merupakan minuman tradisional yang terbuat dari tepung beras dan biasanya berwarna hijau. Ada kisah menarik tentang es cendol fenomenal di Kota Bandung.
-
Bagaimana penjual onde-onde ini sukses? Saat azan berkumandang ketika tengah berjualan, dirinya akan bergegas untuk menjalankan kewajiban sebagai umat muslim tersebut.'Asal tidak tinggalin salat, kalau lagi melayani pembeli terus azan ya saya tinggal. Alhamdulillah pembeli mengerti dan mau gimana, orang yang ngasih rame atau sepinya ini Allah,' kata dia.
-
Apa itu cendol? Meskipun namanya berbeda-beda, seperti cendol, chendol, nom lort, lot chong, dan mont let saung, penampilannya hampir serupa.
-
Siapa yang sukses jual cireng? Seorang gadis 20 tahun di Bogor, Jawa Barat, membuat langkah besar dalam hidupnya dengan cara berjualan cireng di gerobak pinggir jalan. Ia rela mengesampingkan ego demi meringankan beban orang tua.
-
Siapa penjual onde-onde sukses? Banyak yang masih menganggap remeh bisnis kaki lima. Padahal, jika dijalani dengan serius omzetnya bisa berkali-kali lipat lebih dari sekedar pegawai swasta biasa. Pria di wilayah Lawanggada, Pulasaren, Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat ini berhasil membuktikannya.
-
Apa yang dijual oleh penjual onde-onde sukses? Mula-mula ia membulat-bulatkan adonan yang sudah disiapkan, kemudian adonan diberi isian kacang hijau tumbuk.'Isinya pakai kacang hijau kupas yang ditumbuk, terus adonan luarnya saya pakai ketan yang dicampur gula,' terangnya.
-
Siapa pemilik Gudeg Bu Iin? “Kalau sehari, kira-kira masakannya sampai habis, dan kurang lebihnya sampai seratusan porsi lah ibarat kata kan begitu,“ kata pemilik warung Gudeg Jogja Bu Iin, Yono.
Es Cendol Elizabeth
Salah satu kuliner legendaris di Kota Bandung adalah es cendol elizabeth di Jalan Inhoftank 64. Mengutip situs resmi Pemkot Bandung, restoran es cendol mewah itu dulu berawal dari pedagang es cendol gerobakan.
Sejak tahun 1972, Rohman, pendiri Es Cendol Elizabeth sudah berjualan es cendol keliling menggunakan gerobak. Saat itu, ia masih tinggal di rumah kontrakan di Jalan Lio Genteng, Astanaanyar. Dari kontrakannya, ia keliling menjajakan es cendol hingga ke Dago dan Cihampelas. Setiap pulang berjualan, Rohman melewati Jalan Otista (Otto Iskandar Dinata). Di sana terdapat rumah salah seorang langgananya yang bernama Eli. Seiring waktu, Rohman mulai berjualan di depan rumah Eli.Saat itu, adik Eli bekerja di sebuah toko tas. Melihat Rohman sering berjualan di depan rumahnya menggunakan gerobak, Eli punya ide untuk menitipkan tas reject-nya kepada Rohman untuk dijual. Hingga akhirnya rumah Eli menjadi toko tas dengan nama Elizabeth, dan Rohman masih berjualan es cendol di depan toko tersebut.
Es Cendol ElizabethAsal-usul Nama
Setiap ada yang memesan cendol, Rohman yang kurang lancar membaca dan menulis, meminta tolong Eli untuk menuliskan pesanannya. Eli menulis pesanan es cendol menggunakan kertas bon tas elizabeth.
Mengutip Instagram @humas_jabar, Jumat (23/2/2024), Eli lalu menyarankan Rohman untuk menamai dagangannya dengan nama Cendol Elizabeth. Rohman sepakat dengan usulan Eli. Hingga akhirnya, Rohman pindah tempat tinggal dari kontrakannya di Astanaanyar ke Jalan Inhoftank. Sementara itu, ia masih tetap berjualan di depan toko tas Elizabeth. Seiring waktu, pembelinya makin banyak. Akhirnya, banyak pembeli yang datang langsung ke tempat produksinya di Jalan Inhoftank.Aturan Pemerintah
Suatu saat, pemerintah membuat aturan zona larangan pedagang kaki lima (PKL). Es Cendol Elizabeth sebenarnya tidak berada di area trotoar, karena masih berada di area toko tas Elizabeth. Meski demikian, Rohman selaku pelopor pedagang kaki lima di Jalan Otista memutuskan pindah dari tempat tersebut untuk memberi contoh kepada para pedagang lain.
Cikal Bakal Restoran
Pada tahun 1998, Rohman mulai membangun warung es cendol di Jalan Inhoftank yang kini jadi restoran. Setelah pindah ke tempat baru, Rohman tidak hanya menjual es cendol, tetapi juga es goyobod, minuman khas Sunda yang mirip es campur.
Asal usul Rohman jualan es goyobod juga tak bisa lepas daro sosok Eli. Saat masih berjualan di depan toko tas Elizabeth, Eli sering meminta tolong Rohman membuatkan es goyobod, karena ia malas membuat sendiri.Es goyobod resmi menjadi menu di warung Rohman sejak tahun 2001. Es Cendol Elizabeth Pusat buka setiap hari sejak pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB. Harga cendol per porsi yakni Rp22 ribu, sedangkan goyobod dibanderol Rp32 ribu per porsi. Hingga tahun 2022, Es Cendol Elizabeth sudah memiliki cabang di Kota Tasikmalaya dan Majalaya.