Kisah Unik Es Cendol Elizabeth yang Legendaris di Bandung, Dulu Hadirkan Welcome Drink bagi Pelanggan
Intip fakta unik es cendol Elizabeth yang melegenda sejak 1972
Intip fakta unik es cendol Elizabeth yang melegenda sejak 1972
Kisah Unik Es Cendol Elizabeth yang Legendaris di Bandung, Dulu Hadirkan Welcome Drink bagi Pelanggan
Jika ditanya es cendol mana yang legendaris di Bandung, jawabannya adalah Elizabeth. Pasalnya, kedai minuman itu sudah eksis sejak 1972.
Es Cendol Elizabeth seakan menjadi salah satu ikon kuliner Bandung dan Jawa Barat dengan segala keunikannya. Kedainya sendiri berada di Jalan Inhoftank nomor 64, Pelindung Hewan, Kecamatan Astanaanyar.
-
Apa yang dijual oleh Es Cendol Elizabeth? Es Cendol Elizabeth Salah satu kuliner legendaris di Kota Bandung adalah es cendol elizabeth di Jalan Inhoftank 64. Mengutip situs resmi Pemkot Bandung, restoran es cendol mewah itu dulu berawal dari pedagang es cendol gerobakan.
-
Dimana cendol pertama kali muncul? Istilah 'cendol' pertama kali muncul pada tahun 1932 dalam Proyek Konkordansi Melayu, yang mencatat daftar makanan di Kuala Lumpur pada masa itu.
-
Apa itu cendol? Meskipun namanya berbeda-beda, seperti cendol, chendol, nom lort, lot chong, dan mont let saung, penampilannya hampir serupa.
-
Siapa pemilik pertama Es Puter Cong Lik? Pelopornya bernama Sukimin. Ia dulu diberi gelar sebagai 'kacung cilik', karena di saat usianya yang masih belia, ia sudah bisa mencari uang sendiri.
-
Kenapa Es Puter Cong Lik unik? Rahasia keunikan rasa kuliner ini terletak pada penggunaan bahan asli tanpa adanya perasa tambahan.
-
Apa kuliner yang terkenal di Bandung zaman Belanda? 'Pasar Baru yang terletak di pusat kota, tidak jauh dari Stasion, di zaman baheula (dulu), jadi pangkalan ‘manusia kalong’ yang suka begadang malam. Segala jenis makanan mentah dan matang, ada di situ,' Pasar Baru saat itu rapi dan bersih.
Sebelum tenar seperti sekarang, brand es cendol ini mulanya mangkal di pinggir jalan. Karena pelayanan yang mengutamakan kepuasan, maka eksistensinya terus bertahan. Berikut selengkapnya
Gambar: Pemkot Bandung
Bermula dari Jualan di Pinggir Jalan
Nur Hidayah selaku generasi kedua penjual Es Cendol Elizabeth mengatakan jika dahulu bapaknya berjualan secara berkeliling. Lalu pindah posisi dan menetap di depan toko tas Elizabeth.
Sejak saat itu, kedai es cendol yang diual oleh Rohman terkenal dengan nama Es Cendol Elizabeth Bandung.
“Bapak (H. Rohman) dulu sudah merintis berjualan es cendol sejak tahun 1972. Saat itu bapak masih menggunakan gerobak keliling,” kata Nur Hidayah, mengutip laman Pemkot Bandung, Selasa (19/3).
Asal Usul Penggunaan Nama Elizabeth
Diungkapkan Nur Hidayah, asal usul Es Cendol Elizabeth bermula saat sang bapak berjualan dan dibantu oleh sang pemilik toko tas Elizabeth.
Kala itu, tas reject dari toko sering dititipkan ke warung cendolnya. Ini memungkinkan barang bisa turut terjual.
Kemudian, Rohman juga terbantu kala terdapat yang memesan cendol karena dibacakan oleh Eli selaku pemilik toko Elizabeth.
“Ketika ada yang memesan cendol, Rohman yang kurang lancar dalam membaca dan menulis, meminta tolong ke Eli untuk menuliskan pesanannya,” kata Nur Hidayah.
Bon yang ditulis Eli untuk pesanan cendol juga menggunakan kertas bon milik tokonya. Bahkan ia juga menyarankan agar nama Elizabeth juga digunakan untuk cendol milik Rohman.
Pelanggan Diberi Welcome Drink
Ada hal menarik saat Rohman merintis cendolnya. Dirinya benar-benar memperhatikan kepuasan pelanggan dengan memberinya minuman gratis di awal.
Ini agar para konsumen bisa mencicipi rasanya, dan menjadi pelanggan tetap.
“Kalau sekarang mungkin bisa disebut sebagai welcome drink-nya,” tambah dia.
Tak sedikit pelanggan yang kehabisan meminta alamat pabriknya. Namun Rohman justru memberikan alamat rumah yang berada di Inhoftank, sehingga pembeli banyak yang berdatangan.
“Dari sana mulai lah banyak yang datang ke rumah untuk membeli cendol,” kata dia.
Menjaga Kualitas Membuatnya Mampu Bertahan
Sejak awal, cita rasa es cendol miliknya tidak pernah diubah kualitas dan rasanyal. Ini membuat produk tersebut terjaga dan konsisten di mata konsumen.
Rasa dawet asli dengan kuah santan kental menjadi andalannya. Gula merah kental semakin membuat rasanya otentik.
Bahkan dirinya juga menambah varian susu untuk mengganti santan. Ini melahirkan brand bernama Es Cendol Queen Elizabeth yang gerainya berada di mal.
Terdapat dua cabang lain dari es cendol tersebut, pertama di Majalaya dan satu lagi di Tasikmalaya.
“Untuk harganya cendol original Rp7.000 per porsi gelas, cendol bungkus besar Rp23.000 per liter, cendol toping nangka Rp10.000 per cup dan cendol toping alpukat Rp12.000 per cup,” tambah dia.
Es Cendol Elizabeth