Dari Ngamplang Julukan 'Swiss Van Java' Untuk Garut Lahir
"Charlie Chaplin, aktor komedi itu tercatat dua kali ke Garut dan menginap di Grand Hotel Ngamplang. Dari Stasiun Cibatu dia mengunjungi Situ Bagendit dan Cipanas. Kemudian menginap di Ngamplang sebelum melanjutkan ke Gunung Papandayan," kata Sawin.
Dari kawasan kaki Gunung Cikurai inilah sebutan 'Swiss van Java' untuk Garut terlahir. Dari tempat bernama Ngamplang tersebut, Kota Garut terlihat begitu jelas dikelilingi pegunungan, layaknya kota-kota di Swiss yang juga dikelilingi pegunungan.
Ngamplang terletak empat kilometer dari Kota Garut ke arah Tasikmalaya, tepatnya di Kecamatan Cilawu. Tempat ini berada pada ketinggian beberapa ratus meter di atas permukaan tanah Kota Garut, membuat udaranya jauh lebih sejuk dan segar.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Apa saja teknologi informasi yang paling berpengaruh pada sejarah Indonesia? Perkembangan teknologi sejarah di Indonesia dari masa ke masa ini menarik untuk disimak. Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia di era modern. Dengan terus berkembangnya teknologi, berbagai aspek kehidupan, mulai dari komunikasi, pendidikan, hingga pekerjaan, mengalami transformasi yang signifikan.
-
Bagaimana KEK Singhasari memanfaatkan sejarah? Keunggulan lain dari KEK Singhasari yakni adanya sektor pariwisata dengan tema heritage and sejarah. Hal ini dilatarbelakangi nilai situs sejarah kerajaan Singhasari.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Apa yang ditemukan di situs sejarah di Desa Ngloram? Di tengah situs itu terdapat tumpukan batu yang berundak. Di sana terdapat makam yang tak diketahui pemiliknya. Di bawahnya terdapat tumpukan bata yang membatasi punden dengan bidang kosong. Di sebelah kiri agak ke bawah terdapat gundukan bata yang disebut dengan Punden Ngloram.
Dari Ngamplang, Sungai Cimanuk nampak meliuk membelah Kota Garut, seperti Sungai Aare yang membelah Ibu Kota Swiss, Bern. Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Talaga Bodas, serta Gunung Sadahurip yang terkenal dengan sebutan Gunung Piramida, terlihat jelas mengelilingi Kota Garut, dari Ngamplang saat langit cerah.
Mantan Komandan Korem 062 Tarumanagara yang sekarang menjabat Pangkostrad, Letjen TNI Besar Harto Karyawan menyebut bahwa dulu warga dan pesohor Eropa selalu mengunjungi Ngamplang untuk melihat keindahan Kota Garut.
Pengurus Lapangan Golf Flamboyan Ngamplang, Sawin mengatakan, sekitar tahun 1930, Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan sanatorium, yakni tempat penyembuhan penyakit khusus dan sebuah hotel di Ngamplang. Sejak saat itu, Garut menjadi tempat wisata favorit warga Eropa.
"Charlie Chaplin, aktor komedi itu tercatat dua kali ke Garut dan menginap di Grand Hotel Ngamplang. Dari Stasiun Cibatu dia mengunjungi Situ Bagendit dan Cipanas. Kemudian menginap di Ngamplang sebelum melanjutkan ke Gunung Papandayan," kata Sawin.
Pemandangan Kota Garut yang dikelilingi gunung-gunung, sungai, dan danau, dari Ngamplang, membuat warga Eropa memberikan julukan Swiss van Java kepada Garut. Ditambah Garut memiliki Gunung Papandayan yang dinilai mirip Pegunungan Alpen, namun tentunya tanpa salju.
Garoet Mooi, sebutan yang berarti Garut Cantik, pun disematkan oleh warga Eropa yang mengunjungi Garut. Ratu Belanda dan Perdana Menteri Perancis kala itu pun dikabarkan sempat menginap di Hotel Grand Ngamplang, menikmati kemolekan Garut.
Pada tahun 1942 saat pergerakan kemerdekaan, katanya, warga Garut membakar seluruh bangunan hotel bertaraf internasional dan sanatorium di Ngamplang tersebut. Hingga kini, bangunan yang tersisa hanyalah kolam air mancur di tengah bukit, menjadi saksi bisu kedatangan para pejabat dan pesohor dari Eropa ke Garut.
Setelah Indonesia Merdeka, Ngamplang dikelola Korem 062 Tarumanagara. Pada 1977, bangunan hotel didirikan kembali bersama golf club house. Renovasi hotel pun dilakukan pada 1990 dan hingga kini Lapangan Golf Flamboyan Ngamplang memiliki luas 20 hektare dengan jumlah 9 hole. Selain itu, terdapat juga lapangan tenis dan lapangan voli pantai.
Puluhan warga asal Garut, Tasikmalaya, Bandung, Jakarta, Karawang, dan daerah lainnya, kata Sawin, mendatangi Ngamplang untuk bermain golf, khususnya pada akhir pekan. Warga negara asing seperti dari Korea, Jepang, Belanda, dan Australia, katanya, sangat menikmati bermain golf di Ngamplang.
"Katanya, medannya menantang karena banyak yang miring. Mereka sangat menikmati pemandangan Kota Garut dari atas Ngamplang. Apalagi dengan menaiki menara air. Mereka senang, udaranya sangat bersih, sejuk, dan banyak burung yang berkicau di pepohonan rimbun," ungkap Sawin.
Sayangnya, bangunan Grand Hotel Ngamplang masih dalam tahap renovasi sejak 2012. Walaupun demikian, siapapun yang datang ke Ngamplang dan melihat Kota Garut dari sini akan mengetahui hal yang menyebabkan warga Eropa memanggil Garut dengan sebutan Swiss van Java, Swis dari Pulau Jawa.
Baca juga:
Resmikan Perpustakaan Habaib, Menag Kenang Peran Keturunan Arab di Sejarah Indonesia
Menapak Jejak Freemansory di Bandung
Kisah Pertempuran di Hari Raya Idul Fitri, TNI Tembak Mati Pemimpin DI/TII
Banten Punya Banyak Narasi untuk Menjadi Tujuan Wisata Sejarah
Candi Muara Takus Saksi Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Sarinah, Saksi Bisu Kericuhan 22 Mei dan Sosok Perempuan Dihormati Soekarno