Data Bawaslu, Papua, Maluku, dan Kalbar jadi provinsi paling rawan di pilkada 2018
Tiga daerah itu menjadi paling tinggi disebabkan kekerabatan pasangan calon. Ditambah pula faktor kesukuan masih sangat kental di daerah tersebut. "Masalah politik, identitas kerawanan politik, kekerabatan antar paslon dengan negara dengan masyarakat adat dan juga faktor suku, tokoh agama dan tokoh adat."
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memetakan wilayah dengan tingkat kerawanan pada Pilkada 2018 mendatang. Ada delapan daerah yang tertinggi berdasarkan indeks kerawanan pilkada, adalah; Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
Namun jika dikerucutkan lagi, ada tiga provinsi paling rawan. Yakni Papua, Maluku, Kalimantan Barat.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Mengapa Pilkada Serentak diadakan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
"Paling tinggi adalah Papua karena faktor suku adat, kedua Maluku, ketiga Kalbar," ujar Anggota Bawaslu, Rahmat Bagja, pada acara diskusi di Hotel A One, Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (8/2).
Bagja menjelaskan, tiga daerah itu menjadi paling tinggi disebabkan kekerabatan pasangan calon. Ditambah pula faktor kesukuan masih sangat kental di daerah tersebut.
"Masalah politik, identitas kerawanan politik, kekerabatan antar paslon dengan negara dengan masyarakat adat dan juga faktor suku, tokoh agama dan tokoh adat ini jadi faktor penting," kata dia.
"Papua jelaskan, suku jadi masalah penting di Papua, oleh sebab itu siapapun yang berhadapan head to head pada pilkada papua nanti adalah suku dengan suku. Ini harus jadi perhatian kita semua," imbuhnya.
Sementara, di Kalimantan Barat bisa meningkat apabila ada pihak yang menjadi pemicu. Di sana terdapat tiga suku yang mendiami.
"Kalbar meningkat sekarang ini, jadi masalah kal ada pembakarnya politik identitas. Ada temen-temen Jawa, temen dayak, dan temen Melayu," jelas Bagja.
Baca juga:
Tangkal isu SARA, Bawaslu wacanakan buat kurikulum khutbah selama Pilkada 2018
Belajar dari Pilgub DKI, Polri bentuk Satgas Nusantara antisipasi politik identitas
Relawan Jokowi targetkan 75 persen suara untuk Gus Ipul - Puti Guntur
Fatma Saifullah Yusuf setia menemani suami untuk sosialisasi Pilgub
Polri bakal gandeng tokoh-tokoh yang bisa kampanye pilkada tanpa SARA
Pakai semboyan 'Nderek Gusti Mawon', Relawan Sapa Jatim Adem menangkan Gus Ipul-Puti
Cak Imin: Gus Ipul kader NU tulen yang harus dimenangkan