4 Penyebab Naiknya Angka Golput di Pilkada Jakarta, Jabar & Sumut
Data golput mengalami kenaikan pada Pilkada 2024 di 7 provinsi.
Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby mengungkap penyebab angka golput mengalami kenaikan pada Pilkada 2024 di 7 provinsi.
Faktor pertama karena jarak Pemilu 2019 dan Pilkada 2024 berdekatan sehingga membuat daya tarik masyarakat menurun dan kelelahan.
"Pertama, kelelahan pemilu, perhatian dan energi sudah terkuras dalam Pilpres dan Pileg 2024. Pertarungan Pilkada menjadi kurang daya tariknya," kata Adjie dalam rilis surveinya secara daring, Rabu (4/12).
Faktor kedua, kandidat yang bertarung dianggap kurang pesonanya. Terutama terjadi di Jakarta dan Sumatera Utara.
"Kandidat yang lebih favorit di daerah itu seperti Anies Baswedan dan Ahok di Jakarta terlambat maju secara politik untuk maju," ucap Adjie.
Faktor ketiga, masyarakat semakin tak yakin seberapa besar kepala daerah bisa mengubah hidup mereka. Menurut Adjie, rakyat semakin yakin keputusan penting yang berdampak dalam hidup mereka lebih ditentukan oleh pemerintah pusat.
"Karena banyak sekali sekarang program pemerintah pusat yang populis yang menyentuh masyarakat bawah," ucapnya.
Faktor terakhir karena bertambahnya apatisme politik. Hal ini terjadi karena ada polarisasi politik, korupsi, dan gaya hidup mewah pejabat.
"Isu polarisasi politik, korupsi di pemerintahan, kemewahan hidup sebagian pejabat negara, membuat apatisme politik meninggi," ujarnya.
Data Golput Naik di 7 Provinsi
Adjie juga mengungkap data golput yang mengalami kenaikan pada Pilkada 2024 di 7 provinsi. Adjie menyebut, rata-rata angka golput dari total 7 provinsi mencapai 37,63 persen.
"Data quick count kita menunjukkan bahwa rata-rata angka golput di 7 provinsi ini 37,63 persen, jadi ini dibikin rata rata dari golput di 7 provinsi ini," kata Adjie.
Adjie menyebut, angka golput Jakarta pada Pilgub sebelumnya ialah 20,5 persen. Sedangkan, di tahun 2024 naik jauh mencapai 46,91 persen.
Kemudian, angka golput di Banten pada Pilgub sebelumnya naik sedikit dari 36,1 persen, kini menjadi 37,78 persen pada Pilgub 2024. Untuk Jawa Barat juga naik signifikan dari 29,7 persen di Pilgub sebelumnya, menjadi 36,98 persen di Pilgub 2024.
Sedangkan, untuk Jawa Tengah turun sedikit dari Pilgub sebelumnya 32,36, menjadi 29,48 persen pada Pilgub 2024. Berikutnya, angka golput di Jawa Timur pada Pilgub sebelumnya naik dari 33,08 persen persen, kini menjadi 34,68 persen pada Pilgub 2024.
Di Sumatera Utara pada Pilgub sebelumnya 38,22 persen. Pada tahun 2024 naik signifikan menjadi 46,41 persen. Sementara itu, angka golput di provinsi Sulawesi Selatan pada Pilgub sebelumnya 29,84 persen, kini di Pilgub 2024 menjadi 31,14 persen.