Ronaldo Akhirnya Bicara soal Gaya Rambut Kuncung saat Piala Dunia 2002
Menariknya, Ronaldo merasa perlu meminta maaf kepada jutaan ibu di seluruh dunia terkait gaya rambutnya.
Legenda sepak bola Brasil, Ronaldo Luis Nazario da Lima, dikenal karena potongan rambutnya yang khas saat Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Meskipun potongan rambut tersebut menjadi ikonik, Ronaldo merasa perlu meminta maaf kepada jutaan ibu di seluruh dunia.
Piala Dunia 2002 memang penuh dengan kejutan, salah satunya adalah kekalahan Italia dari tuan rumah Korea. Di tengah sorotan tersebut, Ronaldo yang saat itu menjadi bintang dunia menampilkan gaya rambut yang sangat unik, yaitu hampir plontos dengan hanya menyisakan rambut di bagian depan kepalanya. Di Indonesia, gaya rambut tersebut dikenal dengan sebutan 'kuncung'.
Namun, ada kisah menarik di balik keputusan Ronaldo untuk memangkas rambutnya sedemikian rupa, termasuk perasaan bersalah yang ia rasakan terhadap orang tua di seluruh dunia. Ia mengungkapkan bahwa potongan rambut tersebut bukan hanya sekadar gaya, tetapi juga berkaitan dengan perasaan dan tanggung jawabnya sebagai seorang publik figur. Lantas, bagaimana sebenarnya cerita di balik potongan rambut unik Ronaldo tersebut?
Dampak Trauma dan Tekanan pada Piala Dunia 1998
Empat tahun yang lalu, pada Piala Dunia 1998 yang diadakan di Prancis, Ronaldo menghadapi beban tekanan yang sangat besar. Dalam pertandingan final melawan Prancis, ia mengalami kejang yang mengejutkan banyak orang. Awalnya, namanya tidak tercantum dalam daftar pemain utama Brasil untuk pertandingan itu. Namun, perubahan mendadak memaksanya untuk bermain sejak menit pertama.
Sayangnya, meskipun Brasil memiliki pemain bintang seperti Rivaldo dan Roberto Carlos, Ronaldo dan rekan-rekannya tidak mampu mencegah kekalahan 3-0 dari Prancis. Kekalahan itu menjadi salah satu momen paling menyedihkan dalam perjalanan karier Ronaldo, di mana tekanan dan sorotan yang tinggi sangat mempengaruhi penampilannya.
Rencana di Balik Gaya Rambut pada Piala Dunia 2002
Menjelang Piala Dunia 2002, perhatian publik difokuskan pada kondisi fisik Ronaldo, yang tengah berusaha pulih dari cedera yang cukup serius. Dalam sebuah wawancara dengan ESPN pada tahun 2018, Ronaldo mengungkapkan bahwa gaya rambutnya yang unik adalah cara untuk mengalihkan perhatian media dan masyarakat dari cedera yang dideritanya.
"Saya punya cedera di kaki, dan semua orang membicarakan itu. Jadi, saya memutuskan untuk memotong rambut saya dan menyisakan potongan kecil di depan," ungkap Ronaldo.
Ia juga menambahkan, "Ketika saya datang ke latihan, semua orang melihat rambut buruk saya. Mereka membicarakan rambut itu dan melupakan cedera saya."
Ronaldo menjelaskan bahwa pendekatan ini membantunya untuk tetap tenang dan berkonsentrasi pada persiapan di lapangan. Walaupun ia mengakui bahwa gaya rambut tersebut terlihat aneh, ia merasa puas karena berhasil mengubah fokus pembicaraan.
"Saya tidak bangga dengan gaya rambut itu karena memang sangat aneh. Namun, itu cara yang bagus untuk mengalihkan perhatian," tambahnya.
Mempengaruhi secara global
Gaya rambut khas Ronaldo tidak hanya menjadi topik hangat, tetapi juga telah menginspirasi banyak anak di berbagai belahan dunia untuk meniru penampilan sang idola. Dalam program Good Morning Britain, Ronaldo dengan santai meminta maaf kepada para ibu yang mungkin merasa kesal karena anak-anak mereka mengadopsi gaya rambutnya. "Ibu saya -- dan jutaan ibu di seluruh dunia -- mereka masih membenci saya hingga sekarang. Saya bertemu beberapa orang yang anaknya memiliki gaya rambut yang sama. Saya minta maaf! Saya sangat menyesal," ungkap Ronaldo dengan nada penuh canda.
Juara Piala Dunia
Walaupun gaya rambutnya sering dijadikan bahan candaan, warisan Ronaldo di Piala Dunia 2002 memiliki makna yang jauh lebih mendalam. Ia sukses membawa tim Brasil meraih gelar juara dunia yang kelima, dengan mencetak total delapan gol selama turnamen, termasuk dua gol yang ia lesakkan di final melawan Jerman. Pilihannya untuk mengenakan gaya rambut yang ikonik tersebut terbukti menjadi salah satu strategi paling brilian dalam sejarah sepak bola, sekaligus menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah ada.
Sumber: Give Me Sport