BPS: Pelayanan Ibadah Haji 2018 Sangat Memuaskan
Kenaikan indeks kepuasaan jemaah ini mencakup hampir seluruh jenis pelayanan termasuk pelayanan di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) yang juga meningkat. Tetapi ada beberapa pelayanan pula di Armina yang mengalami penurunan
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) di Arab Saudi pada tahun 1439 Hijriah atau 2018 mencapai 85,23 atau masuk kategori sangat memuaskan. Indeks kepuasan ini naik 0,38 poin dibandingkan penyelenggaraan haji pada tahun 2017.
"Indeks kepuasaan jemaah haji pada tahun 2018 mencapai 85,23. Ini baru pertama kalinya tingkat sangat memuaskan. Dari tahun 2015-2018 selalu mengalami kenaikan," kata Kepala BPS Suharyanto di Kantor BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (22/11).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Kapan kelas BPJS dihapus? Sehingga, Rizzky memastikan besaran iuran sekarang masih tetap sama dengan apa yang sudah berlaku selama ini."Untuk iuran masih tetap, karena tidak ada penghapusan kelas otomatis untuk iuran, ini masih mengacu kepada Perpres yang masih berlaku yaitu Perpres 64 tahun 2020 jadi masih ada kelas dan iuran masih sama," kata Irsan di kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (15/5).
-
Kenapa kelas BPJS dihapus? Irsan mengatakan, untuk penyesuaian iuran ini masih perlu diskusi lebih lanjut.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
Kenaikan indeks kepuasaan jemaah ini mencakup hampir seluruh jenis pelayanan termasuk pelayanan di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) yang juga meningkat. Tetapi ada beberapa pelayanan pula di Armina yang mengalami penurunan.
"Kepuasaan tertinggi terdapat pada pelayanan transportasi bus antar kota yaitu 88,25. Kemudian pelayanan petugas 87,69. Lalu bus sholawat 87,65 kemudian pelayanan ibadah 87,12," papar Suharyanto.
Sedangkan pelayanan katering non-Armania 86,91, pelayanan akomodasi hotel 86,02 dan pelayanan lain-laon 85,61. "Pelayanan katering di Armina 84,38 dan pelayanan transportasi bus Armina 81,09 dan pelayanan tenda di Armina 77,59," ungkap Suharyanto.
Kemudian, berdasarkan lokasi tempat pelayanan, indeks kepuasaan jemaah tertinggi terdapat di bandara 89,01 lalu di Mekkah 87,34 dan Madinah 85,73 serta di Arafah, Muzdalifah yaitu 82,60.
Suharyanto menjelaskan perbaikan kualitas tenda di Arafah dan fasilitas tenda di Mina mampu memingkatkan indeks dari 75,55 pada tahun lalu jadi 77,59 saat ini. Tetapi kata Suharyanto dibandingkan dengan jenis pelayanan lainnya, pelayanan tenda di Armina merupakan pelayanan dengan indeks kepuasaan terendah.
"Rendahnya nilai kepuasaan tenda Armina terutama disebabkan oleh ketidaksuaian kapasitas tenda dengan jumlah jemaah, minimnya kelengkapan fasilitas tenda dan keberfungsian fasilitas dan alat di tenda," papar Surhayanto.
Diketahui survei tersebut dilakukan selama kegiatan haji pada 2018. Dan dilakukan satu tahun sekali. Surharyanto menjelaskan ada tiga cara mendistrubusikan kusioner untuk menangkap persepsi berbagai pelayanan selama ibadah haji. Pihaknya kata dia membuat 12 jenis kuisioner. Dilengkapi dengan wawancara, selain wawancara melakukan observasi dan melihat fasilitas di sana. Salah satunya kata dia terkait apakah sudah terimplementasi fasilitas yang ada di sana.
Surhayanto menjelaskan pihaknya menyebar kuisioner sebanyak 14.400 jemaah haji karena jumlah jemaah haji 221 ribu dan dan diwakili 1600 responden. Ditambah 700 responden 14.400. Dipilih regunya 144 regu kepada ketua regunya dan mereka mengisi berdasarkan persepsi mereka.
"Catatan: 14.400 yang dikembalikan 90% jumlah yang kali ini jumlahnya sangat tinggi. Dan ketika diolah ada kuisioner yang diolah. Dibanding 2017 hanya 80 persen. Kembali ke 2010 39 persen. Artinya kesadaran jemaah haji lebih penting dalam perbaikan jemaah haji berikutnya," ungkap Suharyanto.
Baca juga:
Menag Janji Tingkatkan Pelayanan Haji di Armina
Pemulangan jemaah haji embarkasi Solo selesai, 9 jemaah masih ditinggal
Kloter sapujagat angkut kepulangan ratusan jemaah haji embarkasi Solo
16 Jemaah haji embarkasi Palembang tutup usia di Arab Saudi
Menag lepas kepulangan jemaah haji kloter terakhir dari Bandara Madinah
Pemulangan jemaah haji embarkasi Solo hampir selesai, 71 orang meninggal