Data PB IDI: 2172 Tenaga Kesehatan Meninggal Akibat Pandemi Covid-19
Berdasarkan data PB IDI per tanggal 8 Maret 2023, dari 2.172 tenaga kesehatan tersebut 756 di antaranya merupakan para dokter. Kematian terbanyak terjadi pada dokter umum, kemudian disusul oleh dokter kandungan di peringkat kedua.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) membeberkan bahwa sebanyak 2.172 tenaga kesehatan dinyatakan telah meninggal dunia akibat menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Berdasarkan data PB IDI per tanggal 8 Maret 2023, dari 2.172 tenaga kesehatan tersebut 756 di antaranya merupakan para dokter. Kematian terbanyak terjadi pada dokter umum, kemudian disusul oleh dokter kandungan di peringkat kedua.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
Rincian lainnya, 718 jiwa lainnya berasal dari profesi perawat, 421 jiwa adalah bidan, 33 jiwa ahli gizi atau nutrisionis, 25 jiwa tenaga sanitasi lingkungan, dua jiwa teknik kardiovaskuler, 25 terapis gigi dan mulut.
Kemudian 22 jiwa ahli teknologi laboratorium medik, 13 jiwa perekam medis, 14 jiwa tenaga kesehatan masyarakat, 40 jiwa tenaga teknis kefarmasian, 11 optometris, tujuh jiwa promosi kesehatan, 24 jiwa radiografer, dua jiwa okupasi terapis, satu jiwa terapis wicara, 12 jiwa elektromedis dan 46 jiwa dokter gigi.
“Jumlah yang dipaparkan ini masih terus di-update karena masih banyak yang membutuhkan verifikasi. Angka yang sebenarnya tentu jauh lebih besar,” kata Sekretaris Jenderal PB IDI Ulul Albab seperti dilansir dari Antara, Kamis (9/3).
Menurutnya, meskipun Indonesia telah berjuang untuk bangkit sampai pada titik bisa merasakan masa new normal dan semua pihak telah bekerja sama supaya pandemi terkendali, kisah soal pandemi Covid-19 tidak boleh pernah dilupakan atau bahkan hilang dalam kurun waktu 5-15 tahun lagi.
Sebab selama masa itu, banyak pasien di luar penyakit Covid-19 seperti ibu hamil tidak mendapatkan layanan kesehatan yang semestinya. Banyak pasien bahkan harus mengalami sulitnya mendapatkan oksigen yang ketika itu tersedia dalam jumlah terbatas.
Para tenaga kesehatan juga banyak yang tumbang, akibat kelelahan bekerja tanpa henti memberikan pelayanan. Ia mengatakan setiap hal yang terjadi selama pandemi harus diambil hikmahnya untuk direnungkan, dan dijadikan pembelajaran untuk menghadapi berbagai jenis pandemi yang berpotensi terjadi di masa depan.
Oleh karenanya, Dokter Spesialis Kandungan itu meminta setiap pihak terutama media, untuk mengabadikan tiap momen pilu tersebut agar perjuangan setiap tenaga kesehatan yang gugur tidak sia-sia.
Dalam kesempatan itu, PB IDI menyarankan supaya tanggal 15 Maret dijadikan sebuah hari peringatan khusus untuk merefleksikan kembali keterpurukan akibat Covid-19. Ia menyarankan hari itu dijadikan sebagai Hari Pandemi Nasional atau Hari Kesadaran Kesehatan.
“Bagaimanapun juga mereka pahlawan buat kita semuanya, tanpa pengorbanan mereka kita tidak bisa sampai di titik ini. Kita harus peringati dengan begitu, kita bisa memberikan hikmah, pembelajaran dan lebih siap lagi kalau ada pandemi di masa yang akan datang,” tutup Ulul.
(mdk/fik)