Dedi Mulyadi: Politik itu bangun interaksi sosial dengan masyarakat
Dedi Mulyadi: Politik itu bangun interaksi sosial dengan masyarakat. Diakuinya, tidak pernah satu kali pun terlontar ajakan untuk memilih dirinya selama masa kampanye. Dia hanya menunjukkan akhlak dan karakter yang seharusnya dimiliki pemimpin.
Calon Wakil Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengatakan selama ini politik dipahami sebagai cara meraih kekuasaan. Namun, katanya, itu tidak sepenuhnya benar.
"Politik itu membangun interaksi sosial pemimpin dengan masyarakat. Selama ini saya ada di jalan itu," kata Dedi, Senin (4/6).
-
Bagaimana Dedi Mulyadi akan mencari pasangan untuk Pilgub Jabar? "Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik," kata dia.
-
Mengapa Dedi Mulyadi akan meminta restu Prabowo untuk maju di Pilgub Jabar? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi merawat Sapi Bargola? Dirawat dengan Rasa Melalui pengelolaan di Peternakan Lembur Pakuan, Dedi memberikan contoh bagaimana mengelola peternakan yang baik, pertanian organik sampai pada membangun sektor perikanan yang baik di pedesaan.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
Metode kampanye yang dilakukan oleh Dedi Mulyadi selama 20 tahun terakhir menjadi politisi memang terbilang unik. Diakuinya, tidak pernah satu kali pun terlontar ajakan untuk memilih dirinya selama masa kampanye. Dia hanya menunjukkan akhlak dan karakter yang seharusnya dimiliki pemimpin.
"Saya gempungan (berkumpul) saja dengan masyarakat. Itu kan kebudayaan, ada interaksi yang terbangun. Sehingga, perjalanan ini bukan beban bagi saya, ini pengabdian untuk rakyat," ucapnya.
Alih-alih menggunakan atribut sebagai media sosialisasi, Dedi Mulyadi memilih media lain. Seni, sastra dan instrumen kebudayaan menjadi media kampanye pria dengan iket Sunda itu selama ini.
"Karena itu, konklusi yang didapat oleh rakyat bukan pesan politik. Tetapi pesan kebudayaan, pesan kemanusiaan. Saya kira itu jauh lebih holistik dibanding politik yang terlalu sektoral," katanya.
Menurut Dedi, pesan kebudayaan merupakan ruh ideologi kebangsaan yakni Pancasila. Sebagaimana diketahui, ideologi Negara Indonesia itu lahir dari proses kontemplatif pemahaman terhadap karakter kebangsaan.
"Proses ini berwatak ideologi bukan pragmatisme politik. Ideologi kita apa? Pancasila, ok kita berpijak pada ideologi itu. Sehingga, tidak ada ruang di Nusantara ini yang tidak ada nilai Pancasila. Orientasi kita keadilan sosial," katanya.
Seorang peneliti asal Autralian National University, Eve Warburton menjadikan pemikiran mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sebagai objek penelitian. Secara khusus, wanita berambut pendek itu terbang dari Australia menuju Indonesia, tepatnya Purwakarta. Dia bermaksud menggali pemikiran tentang politik kebudayaan dari Calon Wakil Gubernur Jawa Barat tersebut.
(mdk/eko)