Delapan pelajar madrasah tsanawiyah curi penambat rel kereta api
"Mereka tertangkap tangan kepala stasiun saat sedang berusaha melepas pendrol," kata Kepala Stasiun, Hari Mulyawan.
Delapan pelajar madrasah tsanawiyah di Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mencuri pendrol penambat rel kereta api di Jalur Emplasemen Stasiun Karanggandul, Senin (24/11). Dari delapan pelaku, hanya dua pelaku berhasil ditangkap Kepala Stasiun Karanggandul yang telah melakukan pengintaian terlebih dahulu.
Saat melakukan aksinya, para pelajar yang tertangkap tangan tersebut mengenakan pakaian sekolah. Kedua pelajar yang tertangkap tersebut berinisial Fz A (13) serta Rz A (13).
Kepala Stasiun Karanggandul, Hari Mulyawan, mengaku melakukan pengintaian setelah menerima laporan hilangnya 29 buah pendrol di jalur I, II dan III Emplasemen Stasiun Karanggandul.
"Saat jam istirahat sekolah, dua orang siswa tadi menuju ke jalur KA untuk mencuri pendrol. Mereka tertangkap tangan kepala stasiun saat sedang berusaha melepas pendrol dengan cara memukulnya dengan batu," jelasnya melalui rilis yang diterima, Selasa (25/11).
Setelah tertangkap, pelajar tersebut diinterogasi petugas Polsuska PT KAI Daop 5 Purwokerto. Dari pengakuannya, mereka mengaku melakukan pencurian dengan enam orang lainnya yang bersekolah di tempat sama.
Manajer Corporate Communicatio PT KAI Daop 5 Purwokerto, Surono mengemukakan, para pelajar melakukan aksi pencurian penambat rel kereta api dengan cara memukul menggunakan batu hingga pendrol terlepas.
"Mereka melakukannya saat jam istirahat sekolah. Karena sekolah mereka memang berdekatan dengan jalur KA double track lintas Purwokerto-Prupuk," ucapnya.
Dari pengakuan pelaku, pendrol hasil curian dijual seharga Rp 1500 sampai Rp 5 ribu per buah kepada Rhm yang bekerja sebagai pemecah batu dan Is yang bekerja sebagai perongsok. "Uang hasil penjualan pendrol tersebut mereka gunakan untuk keperluan jajan," ucap Surono.
Menurut Surono, perbuatan pencurian pendrol rel kereta api sangat membahayakan keselamatan perjalanan kereta api, karena fungsi pendrol untuk pengikat antara rel dengan bantalan. "Jika ada beberapa titik pada jalur rel yang terlepas atau tanpa pendrol pengikat, berpotensi menyebabkan berubahnya lebar jalur rel," ujarnya.
Kondisi tersebut, kata dia, akan membuat lebar rel yang berubah tidak sesuai standar akan menyebabkan anjlognya roda kereta api. Sehingga, pada saat kereta api melaju kencang bisa menimbulkan kecelakaan fatal dan menyebabkan kereta api terguling.
"Dengan jumlah penumpang yang cukup banyak, sekitar 800 penumpang setiap kereta api, potensi jatuhnya korban juga akan besar jika sampai terjadi kecelakaan," ucapnya.
Pihak Daop 5 sendiri kemudian menyerahkan para pelaku ke Polsek Karanglewas. Sementara itu, Kepala Polsek Karanglewas Ajun Komisaris Sus Irianto membenarkan pihaknya sudah mengamankan para pelaku di markas Polsek. "Saat ini sudah dilakukan pembinaan dan dikembalikan kepada orang tua masing-masing," ucapnya.
Lebih jauh, Surono mengemukakan, PT KAI akan meningkatkan patroli keamanan di sepanjang lintasan jalur rel untuk mencegah terjadinya pencurian serupa. "Patroli akan dilaksanakan petugas keamanan internal PT KAI sendiri serta bekerja sama dengan aparat kewilayahan. Baik secara terbuka maupun tertutup," ujarnya.