Demi menanti gerhana matahari, warga Minahasa Utara rela berkemah
Mereka ingin melihat proses gerhana matahari tersebut.
Fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) merupakan peristiwa alam yang langka. Peristiwa ini hanya dapat disaksikan pada ratusan tahun sekali. Itulah sebabnya, gerhana matahari selalu menjadi buruan warga seantero bumi setiap kali terjadi.
Di Pantai Firdaus, Kema, Minahasa Utara, warga rela berkemah semalam suntuk demi dapat melihat proses bagaimana bulan menutupi matahari ini.
"Kami semuanya tujuh orang berkemah dari tadi malam agar dapat melihat proses terjadinya gerhana (matahari). Tentu saja pengalaman ini menjadi pengalaman sekali seumur hidup dan tidak pernah bisa terlupakan," jelas Rafel, warga Bitung yang ditemui di lokasi.
Angin dingin yang berhembus saat malam hari tak menyurutkan niat mereka. Bercengkerama dengan alam diselingi canda tawa menjadikan malam penantian begitu berharga detik demi detik.
"Sudah ada beberapa tenda yang terpasang duluan sebelum kami tiba. Tentu saja hal ini menjadi keramaian tersendiri bagi kami," lanjut dia.
Dalam penantian warga, kontak awal fenomena gerhana matahari 97 persen yang terjadi di lokasi ini terjadi pada pukul 07.35 WITA. Saat itu, bulan mulai menutupi bagian luar matahari.
Puncak gerhana terjadi sekitar pukul 08.49 WITA dan langsung diabadikan warga dengan peralatan kamera yang telah disediakan. Beberapa warga terlihat nekat menggunakan peralatan seadanya dari sisa sampah yang berserakan. Kantong plastik bekas, pembungkus plastik kemasan minuman dan bekas foto rontgen pun digunakan.
Imbauan untuk menonton melalui layar yang disediakan BMKG tak digubris sebagian pengunjung. Mereka penasaran ingin melihat secara langsung. Bahkan ada yang nekat curi pandang ke angkasa dengan mata telanjang.
Ribuan warga datang dari berbagai pelosok daerah di Sulawesi Utara agar dapat menyaksikan pemandangan langka ini. Mereka memadati bibir pantai Firdaus yang menjadi salah satu lokasi wisata andalan Minahasa Utara.
Baca juga:
Di Manggar, gerhana bisa kalah oleh kopi
PT Pusri ogah disalahkan terkait asap yang menutupi gerhana
5.000 lebih warga padati Bosscha Bandung demi melihat gerhana
Lihat gerhana matahari, warga Solo gunakan film bekas rontgen
Ini reaksi burung kakatua saat gerhana matahari
Warga Minahasa Utara gunakan plastik bekas lihat gerhana matahari
Khotbah salat gerhana di Makassar banyak berisi pujian ke wali kota
-
Bagaimana proses terjadinya Gerhana Matahari Total? Gerhana matahari total terjadi saat matahari, bulan, dan bumi terletak dalam satu garis lurus. Posisi ini didapatkan tidak lain karena bumi dan bulan sama-sama berputar melakukan revolusi mengelilingi matahari. Kemudian pada waktu tertentu, baik bumi maupun bulan akan menempati posisi orbit yang sejajar hingga membentuk garis lurus. Setelah menempati posisi garis lurus, bagian belakang bulan yang tidak terkena sinar matahari akan membentuk bayangan sendiri, yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan samar-samar (penumbra).
-
Apa yang terjadi saat gerhana matahari total? Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang memukau, di mana bulan sepenuhnya menutupi matahari, menciptakan momen singkat ketika siang menjadi malam.
-
Apa penyebab Gerhana Matahari Total? Gerhana matahari total merupakan fenomena yang terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus. Di sini seluruh bagian matahari akan tertutup dengan bayangan bulan. Sehingga cahaya matahari akan menghilang secara total selama beberapa waktu. Dalam kondisi ini, bumi akan mengalami suasana yang gelap seperti malam hari.
-
Kapan Gerhana Matahari Total akan terjadi? Bumi akan mengalami kembali fenomena gerhana matahari total pada tanggal 8 April 2024 mendatang.
-
Dimana gerhana matahari total 2024 akan melewati? Jalur gerhana ini akan melintasi Amerika Utara, melewati Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada.
-
Dimana letak perbedaan gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin? Gerhana matahari total adalah kondisi di mana piringan matahari tertutup total oleh piringan bulan sehingga tidak ada sedikitupun cahaya matahari yang lolos dari pringan bulan. Fenomena ini terjadi karena matahari, bulan dan bumi berada dalam satu garis lurus dengan jarak bulan ke bumi lebih dekat dibandingkan jarak matahari ke bumi.