Demo buruh jadi alasan polisi lamban tangani kasus Anggara
Polisi sudah meminta keterangan Anggara terkait insiden itu.
Anggara Putra Trisula (APT), putra Brigjen Pol (Purn) Totok, mengamuk di halaman SMA Hang Tuah 2, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Kamis (31/11). Belasan siswa dan beberapa guru ditabraknya dengan Honda Jazz berpelat L 177 AY.
Polisi baru mulai menangani kasus ini beberapa hari setelahnya. Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie, pihaknya tidak bermaksud memperlambat proses hukum pada Anggara.
"Tidak begitu (lamban), penanganan awal kasus itu kan ada di polsek awalnya. Karena lamban dan ada komplain dari masyarakat, maka dialihkan ke Polda Sidoarjo akhirnya," kata Ronny di Pantai Tanjung Pasir, Teluk Naga, Tangerang, Banten, Selasa (5/11).
Ronny menampik lambannya pemeriksaan Anggara karena anak seorang pensiunan Polri. Dia berkilah, saat bersamaan personelnya juga harus fokus mengawal demo buruh di Jatim yang menuntut kenaikan UMP 2014.
"Itu cuma masalah manajemen, masalah penanganan aja. Pada waktu kejadian anggota masih sibuk menangani buruh, Sidoarjo itu gudangnya buruh juga. Pada saat itu pengarahan anggota banyak di lapangan, mungkin penanganan bisa saja terganggu. Karena anggota kita terbatas," paparnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Anggara mengamuk lantaran tak diberi izin untuk bertemu kekasihnya, salah satu siswi di sekolah itu. Satpam sekolah melarang Anggara masuk karena bukan siswa di sana. Tak terima dengan teguran si satpam, dengan arogannya Anggara merangsek masuk ke halaman sekolah dengan mobilnya kemudian menabrak beberapa siswa-siswi yang sedang berada di luar kelas.