Demo mahasiswa 20 Mei tak mampu jatuhkan Jokowi, menggoyah pun tidak
"Ada pemakluman dari masyarakat karena usia pemerintahan Jokowi masih seumur jagung," kata Karyono.
Isu demo besar-besaran mahasiswa yang akan menggulingkan Presiden Joko Widodo pada 20 Mei nanti dinilai tak akan berpengaruh para pemerintahan. Sebab, demo besok diyakini sangat jauh berbeda dengan gerakan mahasiswa pada Mei tahun 1998 yang lalu.
"Gerakan 20 Mei besok saya yakin tak mampu menjatuhkan Jokowi. Menggoyahkan saja tak bisa. Paling ya Jokowi santai-santai saja. Aman-aman saja," ujar Pengamat Politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo dalam diskusi di Gedung Joang 45, Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).
Menurut dia, prasyarat terjalinnya kekuatan untuk menjatuhkan sebuah pemerintahan masih belum cukup untuk gerakan besok. Mei tahun ini tak memiliki kemiripan yang kuat dengan konteks sosial politik era '98. Kondisi ini yang membuat gerakan dari sebuah gerakan penggulingan menjadi tak matang.
"Kalau Mei 98 persyaratannya sudah cukup. Karena terlalu lamanya rezim Soeharto memerintah, kepemimpinan yang otoriter, adanya rakyat miskin, faktor krisis ekonomi moneter," tuturnya.
Mengingat di pemerintahan sebelumnya, gerakan menjatuhkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak kunjung berhasil. Padahal tingkat korupsi di masa 10 tahun Ketua Umum Partai Demokrat tersebut tergolong sangat tinggi.
Namun bagi Karyono, kritik yang disampaikan kepada pemerintahan memang harus selalu ada pada tiap lapis zaman. Kritik atas pemerintahan merupakan bagian untuk mengingatkan dan melakukan pengawasan.
"Kritik tehadap rezim atau pemerintahan itu menjadi keharusan. Karena tanpa kritik pemerintah bisa salah, kebablasan, mengabaikan kepentingan dan aspirasi rakyat. Terhadap kekuasaan manapun otokritik itu keniscayaan," ujarnya.
Di sisi lain menurut Karyono, upaya untuk menggulingkan Jokowi pada 20 Mei tak akan mendapat dukungan dari masyarakat. Hal tersebut karena masih barunya Jokowi menjabat sebagai presiden. Hingga membentuk persepsi masyarakat berupa pemakluman.
"Ada pemakluman dari masyarakat karena usia pemerintahan Jokowi masih seumur jagung," ungkapnya.