Demonstran tuding Dahlan lakukan pembangkangan politik
Mereka menolak rencana Dahlan melebur BTN ke Mandiri.
Aksi penolakan terhadap rencana Menteri BUMN Dahlan Iskan yang ingin mengakuisisi
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) ke PT Bank Mandiri Tbk terus bergulir. Kali ini, aksi penolakan itu dilakukan ribuan karyawan BTN di Jawa Timur. Mereka menggelar aksinya di halaman parkir Kantor Utama BTN Surabaya di Jalan Pemuda pada Senin (21/4) malam.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Serikat Pekerja PT BTN, Satya Wijayantara mengatakan, keinginan Dahlan mengalihkan saham BTN ke Mandiri secara bisnis BTN dalam kondisi sehat sangat aneh. Langkah Dahlan dianggap semena-mena dan tidak prosedural karen posisi BTN secara ekonomi sehat atau tidak dalam keadaan pailit.
Satya juga menyebut jika langkah Dahlan Iskan sama saja telah melakukan pembangkangan politik. "Tahun 2005 ada kesepakatan politik. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah mengatakan, BTN sebagai bank tunggal penyedia pembiayaan rumah rakyat," terang Satya di sela aksi.
Kalau ini dipaksakan, lanjut dia, peran BTN sebagai bank tunggal pengadaan rumah rakyat akan sirna. "Ini pembangkangan politik yang dilakukan Pak Dahlan," tegas dia.
Dia juga mengatakan, selain melakukan aksi penolakan pada tanggal 21 Mei mendatang yang bertepatan dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BTN akan dilakukan mogok nasional.
"Kalau ini tetap dipaksakan, kami akan melakukan mogok nasional pada saat RUPS BTN dan RUPS Bank Mandiri. Kami akan membentuk barisan manusia (memblokade) untuk menutup jalan," ancam dia.
Sekadar informasi, komposisi pemegang saham di BTN terdiri dari pemerintah sebesar 60,14 persen, badan usaha asing 25,45 persen, dan sisanya terdiri dari perorangan, karyawan, reksadana, dana pensiun, asuransi, koperasi, dan perseroan terbatas.