Dengan cara ini polisi ungkap kejanggalan kasus Ratna Sarumpaet
Dari penyelidikan polisi di beberapa tempat, tidak ditemukan adanya penganiayaan pada 21 September.
Kasus dugaan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet mulai terkuak. Dari penyelidikan polisi di beberapa tempat, tidak ditemukan adanya penganiayaan pada 21 September.
Polisi kemudian mengungkap berbagai kejanggalan yang terjadi pada kasus tersebut. Berikut ulasannya:
-
Bagaimana Ratna Sarumpaet menunjukkan keaktifannya di masa Orde Baru? Di masa orde baru 1998, Ratna Sarumpaet juga aktif menyuarakan keadilan. Ia bahkan berorasi saat menduduki gedung DPR RI di tahun 1998.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Apa yang dilakukan Ratna Kaidah? Ratna Kaidah kini menjadi seorang selebgram Bahkan, akun instagram pribadinya sudah punya banyak follower. Media sosialnya selalu ramai dengan banyak komentar Setidaknya, ada 225 ribu orang yang mengikuti akun instagram Ratna Kaidah saat ini.
-
Apa yang dilakukan Ratna Sarumpaet saat melakukan kunjungan sosial di Sintang, Kalimantan Barat? Pada 1992 ia juga berkunjung ke Sintang, Kalimantan Barat dan menjalankan misi sosial. Ia juga berfoto di dalam rumah adat Dayak bersama anak-anak di sana.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
Rekaman CCTV rumah sakit
Dari penyelidikan polisi, Ratna Sarumpaet tidak mengalami penganiayaan seperti kabar yang beredar. Lebam pada wajahnya akibat dari operasi plastik yang dijalaninya.
Ratna diketahui melakukan operasi plastik di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika, Menteng, Jakarta Pusat, pada 20, 21 dan 24 September. Polisi mengungkap dalam buku registrasi rawat inap di rumah sakit diketahui Ratna Sarumpaet masuk hari Jumat, 21 September 2018 pukul 17.00 WIB. Kemudian pada rekaman CCTV Ratna Sarumpaet keluar dari RS BE pada Senin, 24 September 2018 pukul 21.28 WIB dan pergi dengan menggunakan taksi Blue Bird.
Transaksi ATM
Polisi langsung bergerak cepat menyelidiki kasus Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya sejumlah orang. Meski polisi tidak menerima laporan terkait kasus tersebut. Sejumlah fakta kemudian terungkap jika aktivis perempuan itu tidak mengalami penganiayaan. Call data record atas nama Ratna Sarumpaet pada 20-24 September diketahui aktif berada di Jakarta.
Ternyata dia telah melakukan operasi plastik di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika, Jakarta. Hal ini terungkap saat rekening Ratna dan anaknya diketahui melakukan debit di rumah sakit tersebut. Dia melakukan transaksi sebanyak Rp 90 juta untuk perawatan operasi tersebut.
Ruang rawat inap
Kejanggalan lain ditemukan ketika Ratna berada ruang rawat inap rumah sakit. Pada foto yang beredar, Ratna nampak di ruang rawat inap dengan muka lebam dan bonyok. Pada foto tersebut wallpaper dinding kamar berwarna cream.
Dari foto ini, polisi mencocokan dengan ruang rawat inap Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika. Ternyata, Ratna memang dirawat di ruang B1 lantai 3 rumah sakit tersebut.
23 Rumah sakit di Bandung nihil
Polisi melakukan penyelidikan terkait kabar Ratna Sarumpaet dianiaya. Ratna disebut mengalami tindak kekerasan usai menghadiri konferensi negara asing di Bandung, Jawa Barat, 21 September lalu. Ratna tidak melaporkan penganiayaan itu ke polisi dengan alasan masih mengalami trauma. Polisi langsung bergerak menelusuri 23 rumah sakit di Bandung dan 8 di Cimahi, Jawa Barat. Hasilnya nihil.
Berdasarkan penyelidikan Polda Jawa Barat juga tidak ditemukan ada konferensi negara asing di Jabar pada tanggal 21 September 2018. Kemudian, hasil koordinasi dari pihak Bandara Husein, seperti sopir taksi, avsec, sopir rental, porter, dan tukang parkir, mereka tak mengetahui peristiwa penganiayaan Ratna Sarumpaet.
"Tak terdapat manifest kedatangan atau keberangkatan penumpang atas nama Ratna Sarumpaet," kata Kadiv Humas Irjen Setyo Wasisto dikutip dari laporan hasil penyelidikan viral berita pengeroyokan Ratna Sarumpaet, Rabu (3/10).
(mdk/has)