Densus Ungkap Kelompok Jamaah Islamiyah Danai Bengkel dan Sasana Bela Diri
Dari penggeledahan kala itu, kata Aswin, Densus 88 berhasil menemukan senjata rakitan yang ternyata berasal dari bengkel tersebut.
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror mengungkap sejumlah aliran dana yang dipakai kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) untuk mendanai sejumlah kegiatan untuk mendukung aktivitas anggotanya, salah satunya kepada sebuah bengkel.
"Lebih jelas misalnya seperti mengalirnya dana itu ke sebuah bengkel. Sebuah bengkel atau kaya semacam workshop," kata Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, dikutip Jumat (26/11).
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
-
Kapan Masjid Jami Assuruur diresmikan? Masjid ini masih mempertahankan bentuk bangunannya sejak diresmikan pada 1874.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Masjid Nur Abdillah diresmikan? Menurut kanal Youtube Traveling All In, masjid ini baru diresmikan pada 2021 lalu. Proses pembangunannya sudah dimulai sejak 2019 lalu, hingga kini menjadi ikon wisata religi di Kabupaten Serang, Banten.
-
Bagaimana Masjid Langgar Tinggi dirawat? Kendati sudah tiga kali diperbaiki, namun Assegaf tak mau bentuk aslinya diubah. Ia menginginkan agar bangunan menjadi warisan Islam zaman perdagangan di abad ke-19, sebagai bekal informasi bagi anak cucu.
Dari penggeledahan kala itu, kata Aswin, Densus 88 berhasil menemukan senjata rakitan yang ternyata berasal dari bengkel tersebut.
"Setelah ada penangkapan ada senjata rakitan yang ditemukan ternyata itu berasal dari bengkel tersebut," kata Aswin.
Setelah mendapatkan barang bukti senjata rakitan, terungkaplah jika bengkel tersebut sengaja di alirkan dana oleh JI untuk memproduksi bagian-bagian dari senjata rakitan
"Bengkel tersebut memang menerima dana yang dipakai untuk membuat duplikat-duplikat, atau rakitan bagian-bagian dari senjata api gitu," terangnya.
Untuk Sasana Bela Diri
Selain untuk bengkel, Densus 88 juga menemukan adanya aliran dana yang disalurkan kepada perguruan bela diri yang diberi nama Sasana. Dimana perguruan itu dibentuk untuk melatih kader-kader JI agar memiliki kemampuan bertarung.
"Densus juga menemukan ada aliran dana ke sebuah kelompok yang disebut dengan sasana yang kegiatannya latihan-latihan fisik, beladiri kemudian terungkap ternyata itu adalah bagian atau afiliasi untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk membekali kader-kadernya dengan kemampuan untuk melawan petugas," kata Aswin.
Para kader kemudian dilatih langsung oleh para kombatan Jamaah Islamiyah (JI) yang telah dikirim ke Afghanistan atau negara-negara konflik lain sehingga memiliki bekal kemampuan bertempur.
Namun, kelompok pelatihan bela diri tersebut sulit dibedakan dengan tempat pelatihan lain yang lazim berada di masyarakat. Hal tersebut yang membuat Densus memerlukan waktu dalam membedah sistem pendanaan keperluan jaringan JI saat ini.
"Bentuknya seperti kelompok bela diri seperti pelatihan-pelatihan seperti itu dengan kelompok pencak silat biasa. Kan susah kita bedakan dengan perguruan-perguruan kayak pencak silat yang ada di masyarakat gitu," jelas dia.
Densus mengklaim bahwa saat ini tengah berfokus untuk mengejar para otak atau dalang dibalik jaringan teroris JI tersebut. Ia mengatakan, penangkapan kini sudah tak menyasar pada pelaku lapangan ataupun kombatan yang melakukan aksi teror secara langsung di tengah masyarakat.
Dana Dari Dalam Negeri
Detasemen Khusus (Densus) 88 telah memastikan jika pendanaan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) berasal dari dalam negeri melalui sejumlah lembaga yang terafiliasi terhadap kelompok tersebut.
"Sehingga mereka harus mencari sumber dana sendiri, dalam konteks kelompok JI yang sekarang ini ada banyak organisasi sebenarnya atau banyak lembaga yang mereka buat untuk melakukan fundraising (penggalangan dana)," kata Aswin Siregar kepada wartawan, Kamis (25/11).
Penggalangan dana dari dalam negeri itu harus dilakukan, lantaran sumber dana yang berasal dari eksternal atau luar negeri sudah tidak dimungkinkan. Menyusul keputusan PBB yang telah melarang atau membekukan aset dari jaringan kelompok teroris international Al Qaeda.
"Mungkin dulu itu ya waktu jaman Al Qaeda itu sumber pendanaannya itu memang datang dari luar. Tapi setelah itu tutup kena, freeze atau dibekukan hasilnya aset-aset nya dengan sanksi PBB yang di keluarkan sehingga akhirnya mereka harus mencari sumber dana sendiri," terangnya.
Adapun lembaga-lembaga yang sampai saat ini berhasil diungkap yakni, BM ABA (Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf) dan Syam Organizer (Syam Amal Abadi) yang dimana menjadi wadah bagi JI untuk mengumpulkan dana, yang bisa mencapai Rp15 miliar.
"Contohnya Syam ini terungkap dalam pemeriksaan, pendapatannya hampir Rp15 miliar per tahun. Itu baru yang masuk dalam hitungan laporan keuangan," kata Aswin.
Angka tersebut, lanjut Aswin, ada kemungkinan akan lebih besar, karena pihaknya mencurigai jika kantong-kantong organisasi yang terafiliasi dengan JI tak melaporkan keuangannya secara benar.
"Karena kita tahu dengan sistem sel terputus yang mereka buat, dengan menghindari pencatatan-pencatatan atau record yang formal. Jumlah ini bisa lebih fantastis dibandingkan dengan apa yang bisa diungkap lewat laporan," jelasnya.
Keyakinan Awsin itu diperkuat dengan contoh, saat penyidik melakukan penggeledahan di Kantor Syam Organizer atau Syam Amal Abadi. Ditemukan ratusan juta rupiah yang diduga untuk pendanaan kelompok JI.
"Pada waktu penyitaan di kantor pusat di Syam Organizer, itu disita duit cash sebesar Rp944.858.500," ungkap Aswin.
Baca juga:
Polri Sebut Jamaah Islamiyah Bisa Kumpulkan Rp15 M per Tahun
Densus 88: Dulu Kejar yang Meledak dan Berlumuran Darah, Sekarang Organisasinya
Densus 88 Ungkap JI Gunakan Dana untuk Program Sosial Demi Raih Simpati Masyarakat
Densus 88 Total Tangkap 24 Terduga Teroris Dalam Pendanaan Kelompok JI
Densus 88 Beberkan Struktur Pendanaan Kelompok Jamaah Islamiyah