Deretan gelar doktor kehormatan SBY dari hukum sampai perdamaian
Tak hanya pujian, gelar yang diterima SBY juga mendapat hujatan bahkan cacian dari publik Tanah Air.
Tepat 20 Oktober mendatang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mengakhiri masa jabatannya. Bersamaan dengan itu, posisinya akan digantikan oleh Joko Widodo, yang kini masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Universiti Utara Malaysia secara khusus memberikan gelar doktor kehormatan kepada Presiden SBY. Gelar tersebut diberikan atas partisipasi SBY dalam mendorong perdamaian dunia. Hanya berselang beberapa bulan, yakni April 2013, Presiden SBY kembali menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang kepemimpinan dan pelayanan publik. Gelar tersebut diterima langsung dari ajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University (NTU), Singapura. Lima bulan berikutnya, tepatnya September 2013, Presiden SBY kembali menerima gelar doktor kehormatan. Kali ini diberikan dari sebuah perguruan tinggi dalam negeri Universitas Syiah Kuala, Aceh. Berselang setahun, atau satu bulan menjelang lengser, SBY kembali menerima gelar doktor kehormatan (honoris causa). gelar tersebut diterima SBY dari Universitas Ritsumeikan, Kyoto. Menjelang habis masa jabatannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat gelar Doctor Honoris Causa dari Soka University di Jepang. Hari ini, Rektor Universitas Soka menyampaikan gelar tersebut kepada Presiden SBY. Dengan gelar terakhir ini, SBY telah mendapatkan 10 gelar doktor kehormatan dari 10 universitas di seluruh dunia.
Meski mendapat banyak serangan dan hujatan dari publik di negeri sendiri, namun kepemimpinan SBY ternyata menyedot perhatian dunia. Bahkan, tidak sedikit yang memberikan penghargaan baik dari segi kepemimpinan maupun prestasinya sebagai presiden.
Dalam penelusuran merdeka.com, SBY telah mendapat puluhan gelar kehormatan dari berbagai lembaga, 10 di antaranya disematkan langsung oleh sejumlah universitas baik dalam maupun luar negeri.
Meski meraih penghargaan dan gelar bergengsi, tidak lantas membuat SBY meraih pujian di negeri sendiri. Banyak mereka yang mencibir bahkan menganggap ketua umum Partai Demokrat ini tidak pantas mendapatkannya.
Berikut lima gelar doktor kehormatan yang diterima SBY selama tiga tahun terakhir yang dirangkum merdeka.com:
DR HC bidang Perdamaian dari Universitas Utara Malaysia
SBY menjadi warga negara Indonesia pertama yang menerima gelar doktor kehormatan dari Malaysia, ditambah lagi penyematannya dilakukan langsung oleh Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Tuanku Abdul Halim di Istana Negara Malaysia, Kuala Lumpur pada 19 Desember 2012.
Mendapat gelar itu, SBY mengaku merasa bangga menjadi orang Indonesia pertama yang mendapatkan gelar terhormat ini. Gelar itu, kata dia, akan didedikasikan kepada seluruh rakyat Indonesia.
"Saya juga merasa bangga dapat bergabung dengan sederetan tokoh penting seperti Margareth Thatcher, Tun Dr Mahatir Muhammad, dan Tun Abdullah Badawi yang telah mendapatkan penghargaan serupa," ucapnya ketika itu.
Penghargaan ini diberikan ketika konflik budaya antara Malaysia dan Indonesia mulai mereda. Apalagi, SBY telah menyatakan mencabut moratorium yang melarang warga negara Indonesia bekerja ke Negeri Jiran.
Meski tidak bisa dikatakan gelar tersebut sebagai upaya untuk memperbaiki hubungan kedua negara, namun tetap saja tensi antara Indonesia dan Malaysia terus meningkat.DR HC dari Nanyang Technological University Singapura
Seperti di Malaysia, gelar tersebut merupakan yang pertama diterima warga negara Indonesia di Singapura. Gelar dari NTU ini juga pernah diberikan kepada mantan presiden India Abdul Kalam dan mantan presiden Singapura SR Nathan.
Bagi NTU, penganugerahan tersebut pantas diberikan kepada SBY karena kepemimpinannya dalam pelayanan publik di berbagai bidang sangat mengesankan, sebagai advokat perdamaian, demokrasi, islam moderat, dan HAM.
Gelar ini juga sebagai pengakuan atas kiprah SBY yang dinilai sangat mengesankan dalam pelayanan publik. Yaitu 27 tahun pelayanan militer, empat tahun menduduki kursi menteri, dan hampir satu dekade menjadi presiden Indonesia.
Meski begitu, tidak semua orang sepakat atas gelar tersebut, mengingat kasus tewasnya mahasiswa asal Indonesia yang juga terdaftar di NTU pada 2009. Dikabarkan David terkena depresi akibat pemutusan beasiswa dari ASEAN.
Kematiannya menimbulkan polemik karena sampai saat ini dianggap belum mendapatkan kejelasan. Beberapa pihak menilai kematian David lebih terkesan dibunuh dari pada bunuh diri.DR HC dari Universitas Syiah Kuala, Aceh
Gelar yang diterima SBY ini diberikan di bidang perdamaian. Gelar tersebut diberikan karena SBY menjalani perannya sebagai kepala negara untuk memajukan sejumlah bidang, yakni bidang pertanian, ekonomi, hukum, hingga politik.
Namun, sejumlah kritikan diarahkan terhadap SBY dan Unsyiah atas gelar tersebut. Apalagi, gelar itu didapat di tengah ancaman hukuman mati terhadap TKI di Malaysia, Wilfrida Soik.DR HC Demokrasi dari Universitas Ritsumeikan, Jepang
Penganugerahan gelar tersebut diberikan atas kiprah SBY yang dianggap berkontribusi terhadap pembangunan dan demokrasi di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik. Gelar ini menjadikan SBY sebagai orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut.
Selain SBY, sejumlah tokoh internasional lainnya pernah mendapat gelar serupa, yakni mantan Presiden Republik Korea Selatan, Kim Daejung; mantan PM Malaysia, Dr. Mahathir Mohammad; dan penerima Nobel Ekonomi, Amartya Sen.
Penganugerahan ini mendapat kritik dari publik di tanah air. Sebab, beberapa hari sebelumnya, masyarakat dikejutkan dengan langkah Demokrat yang memilih walk out dari Sidang Paripurna sehingga membuat DPR meloloskan RUU Pilkada menjadi Undang-Undang.
Hujatan dan cacian diarahkan kepada SBY akibat sikap demokrat tersebut yang dianggap pembohongan publik. Bahkan, hashtag #ShameOnYouSBY, #ShameByYou sempat berteger lama di Trending Topic dunia.Doktor Honoris Causa dari Universitas Soka, Jepang
"Penganugerahan gelar kehormatan Doktor dalam bidang 'Pendidikan dan Kebudayaan' ini direkomendasikan oleh Bapak Daisaku Ikeda, pendiri Universitas Soka," kata Rektor Universitas Soka, Jepang Yoshihisa Baba, Selasa (14/10).
Yoshihisa mengatakan SBY juga dikenal sebagai pemimpin yang merealisasikan rencana-rencana yang diungkapkannya dan selalu mau mengulurkan tangan dan tenaganya untuk kebahagiaan masyarakat.
"Beliau mengabdikan diri dalam pemulihan keamanan negara, perkembangan ekonomi dan masyarakat secara dinamis, penyelesaian berbagai masalah konflik," ujarnya.
Atas pemberian gelar ini, SBY berterima kasih kepada Universitas Soka. "Saya berterimakasih, telah memberikan gelar ini Doktor Honoris Causa di bidang pendidikan dan budaya. Saya merasa sangat terhormat dengan gelar ini sebagai perhatian dari kerja keras dan memajukan budaya kami," ujar SBY.