Deretan pesawat & heli buatan Indonesia bikin asing kepincut
Produk buatan Indonesia mulai diakui banyak negara.
Produk buatan Indonesia mulai diakui banyak negara. Tak hanya senapan, pesawat dan helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) juga diminati negara-negara asing.
Alhasil, pembelinya kini bukan cuma Tentara Nasional Indonesia (TNI), lembaga nasional seperti Basarnas atau maskapai lokal, tapi sudah ke beberapa negara, bahkan produsen penerbangan asing.
Terbaru, Vietnam tertarik untuk memboyong pesawat baru ke negerinya. Pesawat CN-295 menjadi incaran mereka untuk memperkuat armada udaranya. Senegal juga ikut menyusul Vietnam, mereka juga meminati helikopter buatan Indonesia.
Apa saja produk penerbangan Indonesia yang kini semakin mendunia, berikut rangkumannya:
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Pesawat apa yang digunakan oleh TNI AU untuk menyerang markas Belanda di Ambarawa dan Salatiga? Pada tanggal 29 Juli 1947, TNI AU menyerang markas Belanda di kota Ambarawa dan Salatiga. Pesawat Cureng diterbangkan oleh Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutardjo Sigit.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kenapa PT Garuda Mataram Motor didirikan? Akibat PT Piola bangkrut, pemerintah Presiden Soeharto memutuskan kebijakan penyelamatan dan membentuk perusahaan baru untuk mengelola VW di Indonesia.
-
Kapan PT Garuda Mataram Motor didirikan? Namanya, PT Garuda Mataram Motor, didirikan pada 1971.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
CN-295
Pesawat CN-295 merupakan produk hasil joint-venture antara PT Dirgantara Indonesia (DI) dengan PT Airbus Military. Dari kerja sama tersebut, PT DI mendapatkan lisensi penuh untuk membuat atau merakit rangka pesawat itu di Indonesia.
CN-295 merupakan jenis pesawat angkut kelas menengah, dan lebih banyak digunakan untuk kepentingan militer. Pesawat ini dilengkapi mesin PW127G turboprop dan pertama kali diperkenalkan kepada publik pada 1998.
Secara umum, pesawat ini yang dihargai USD 28 juta ini mampu membawa 71 pasukan atau benda seberat 9.250 kg. Kapasitas itu mampu dipenuhi CN-295 karena memiliki panjang 24,50 meter dan tinggi 8,60 meter, ditambah lebar sayap sepanjang 25,81 meter.
Secara performa, CN-295 mampu melaju dengan kecepatan maksimum 576 km per jam atau 311 knot, dan menempuh jarak maksimal 1.300 km dengan muatan penuh, atau 3.000 kg tanpa muatan.
EC-725
Eurocopter EC-725 SuperCougar merupakan salah satu heli yang dibuat PT DI untuk keperluan pengangkutan udara di tanah air. Heli ini bisa menampung 29 orang. Sedangkan jarak tempuh yang dicapai 723 mil dan ketahanan terbang 6,5 jam.
Selain itu, heli buatan Airbus Helicopters di Marignane, Prancis ini berukuran panjang 19,5 meter dan tinggi 4,6 meter. Selain itu, kemampuan terbang dengan ketinggian 6.095 meter atau 19.997 kaki.
Sementara kecepatan heli ini mencapai 285 km/jam, 177 mph atau 154 knot. Mesin yang dipakai 2 Turbomeca Makila 2A1.
Airbus sendiri telah memberikan lisensi kepada PT Dirgantara Indonesia untuk merakit heli tersebut di dalam negeri. Sedangkan AW-101 sendiri masih dalam tahap pemesanan, direncanakan Indonesia memiliki lebih dari satu jenis heli ini.
NAS332 Super Puma
Dikutip dari aircraftcompare.com, Helikopter NAS 332 disebut memiliki ketangguhan dan manuver yang memadai dengan heli-heli lain, dengan bobot 4.627 kilogram dalam keadaan kosong. Kemudian bobot lepas landas maksimum mencapai 8.600 kilogram.
Helikopter tersebut bisa mengangkut kru maksimal dua orang. Lalu bisa membawa 18 hingga 24 orang penumpang tergantung pengaturan ruang kabin.
Helikopter tersebut dibekali mesin 2Ã Turbomeca Makila 1A1 motor turbin, 1.357 kW. Kecepatan maksimum helikopter itu bisa mencapai 278 kilometer per jam atau 172 mph.
Pesawat itu bisa mencapai ketinggian terbang sampai 7.200 meter, kemudian bisa terbang hingga jarak 831 kilometer atau 449 nauctical miles.