Deretan Poster 'Unik' Warnai Demo Mahasiswa di Jember Tolak RUU KUHP
Tak hanya pelemahan KPK yang menjadi sorotan. BEM Universitas Muhammadiyah Jember juga mengecam sederet rencana regulasi yang sempat akan disahkan oleh DPR dan pemerintah.
Aksi penolakan terhadap UU KPK yang telah disahkan masih terus berlanjut. Kali ini, giliran mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ) yang turun ke jalan pada Kamis (26/09) ini.
"Sikap Presiden yang menyetujui revisi UU KPK jelas menunjukkan bahwa dia tidak menepati janji yang sebelumnya dia ucapkan semasa kampanye," ujar Bryan Bagus Bayu Pratama, koordinator aksi BEM UMJ tersebut.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Siapa Naja Dewi? Berikut adalah gambar Naja Dewi Maulana, anak tunggal Armand Maulana dan Dewi Gita.
-
Siapa yang kuliah di Jogja? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.“Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,” ucap perempuan tersebut.
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
-
Siapa Delsy Syamsumar? Delsy Syamsumar, Pelukis Neoklasik Asal Sumbar yang Karyanya Sudah Diakui Dunia Salah satu pelukis terkemuka di Indonesia ini telah melahirkan karya-karya hebat yang sudah diakui oleh Lembaga Seni dan Sejarah Perancis melalui literatur.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
©2019 Merdeka.com/Muhammad Permana
Sebelumnya, Jokowi saat berkampanye, berjanji akan memperkuat KPK dalam upaya memberantas korupsi. Mulai dari penambahan anggaran hingga kewenangan mengangkat penyidik Independen oleh KPK. Namun janji tersebut dianggap para mahasiswa, dilanggar sendiri oleh Jokowi saat ini, dengan menyetujui revisi UU KPK.
"Janji Jokowi untuk memperkuat KPK terbantahkan setelah dia menang pemilu. Langkah DPR dan presiden yang terburu-buru mengesahkan revisi UU KPK ini juga menunjukkan betapa mereka tersandera kepentingan oligarkis," ujar Bryan.
Tak hanya pelemahan KPK yang menjadi sorotan. BEM Universitas Muhammadiyah Jember juga mengecam sederet rencana regulasi yang sempat akan disahkan oleh DPR dan pemerintah.
"Selain menolak UU KPK yang baru, kami juga menolak Rancangan KUHP yang baru," kata Bryan.
Mengenakan jaket almamater berwarna biru, ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember tersebut berorasi di bundaran depan DPRD Jember. Aksi mereka ini juga sekaligus untuk mengawal dan menagih janji DPRD Jember terkait aksi Cipayung Plus Jember pada Senin (23/09) kemarin.
"Kami menagih janji dari DPRD Jember yang akan membawa aspirasi para mahasiswa ke pusat," lanjut Bryan.
Namun mereka kecewa karena para anggota DPRD Jember dinilai kurang maksimal dalam membawa aspirasi mahasiswa yang menolak berbagai regulasi ngawur oleh DPR dan pemerintah pusat.
Sebelumnya, pada Senin (23/09) kemarin, aksi besar-besaran digelar oleh gabungan empat organisasi di Jember. Mereka berasal dari IMM, GMNI, HMI dan KAMMI yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus Jember. Para mahasiswa tersebut mengecam sederet RUU kontroversial dari pemerintah.
Para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember ini juga mengecam aksi represif dari polisi terhadap beberapa demonstran di beberapa kota. Menurut mereka, polisi semestinya mengayomi aksi mahasiswa yang dilakukan untuk menyampaikan suara rakyat kepada penguasa.
"Kami sayangkan, tindakan represif tersebut. Kami yakin, jika polisi tidak memulai dulu, mahasiswa tidak akan bodoh untuk menyerang polisi," kata Bryan.
Aksi mahasiswa kemudian berakhir dengan tertib setelah ditemui oleh perwakilan dewan. "Kami akan melakukan aksi lanjutan untuk memperjuangkan tuntutan ini," tegas Bryan.
Sebelumnya, selama empat hari berturut-turut sejak Senin kemarin, mahasiswa dari berbagai elemen organisasi di Jember melakukan demonstrasi. Mereka mengecam sederet regulasi baru yang sedang digarap pemerintah. Terutama yang menjadi sorotan adalah perihal revisi UU KPK yang kadung disahkan. UU yang baru tersebut dianggap bisa melemahkan lembaga anti rasuah tersebut.
Baca juga:
Selain 1 Mahasiswa Tewas, 15 Orang Luka saat Demo Ricuh di DPRD Sulawesi Tenggara
Polri: Gas Air Mata Kedaluwarsa Tidak Berbahaya
Mahasiswa Universitas Al-Azhar Gelar Doa Bersama untuk Faisal Amir
Mahasiswa Tewas Saat Demo DPRD Kendari, Polisi Tegaskan Cuma Pakai Tameng
Pendemo Lepaskan Anak Panah dan Rusak Mobil Depan Kampus Unhas, 19 Orang Ditangkap
Kabareskrim Minta Propam Tindak Tegas Jika Terbukti Polisi Aniaya Jurnalis Makassar
Duduki DPRA Aceh, Mahasiswa Desak Anggota Dewan Isi Petisi Penolakan Sejumlah RUU