Di bulan Ramadan masih banyak PSK hingga waria masih buka lapak
Padahal di bulan puasa, para pelanggan tak seramai dengan bulan biasa.
Bulan Ramadan merupakan bulan suci nan penuh ampunan bagi umat Islam. Setiap muslim berlomba-lomba berbuat kebaikan untuk mendapat pahala yang berlipat ganda pada bulan penuh berkah ini.
Seperti dalam Hadist Riwayat Ibnu Huzaimah mengatakan bulan Ramadan adalah bulan ditambahnya rizki orang mukmin, bulan di awalnya menjadi rahmat, di tengahnya menjadi ampunan dan di akhirnya merupakan kebebasan dari neraka.
Namun sayangnya masih ada segelintir orang yang memandang remeh bulan Ramadan. Mereka malah dengan sengaja mengotori bulan suci dengan perilaku terlarangnya. Seperti para ulah para PSK dan waria di beberapa wilayah ini, mereka tetap 'berjualan' meski Pemkot sudah gencar menggelar razia.
Bahkan, para kupu-kupu malam itu rela banting harga murah demi mengantongi pundi-pundi rupiah di bulan puasa. Sebab, pada bulan Ramadan lelaki hidung belang tak seramai bulan biasa menggunakan jasa PSK.
Berikut ini cerita PSK dan waria buka lapak alias masih jualan di bulan puasa:
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Dimana saja lokasi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Apa yang terjadi pada pemobil wanita di Jakarta Selatan? Sebuah video memperlihatkan seorang wanita dibuntuti oleh rombongan begal. Kejadian tersebut terjadi di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.Wanita berkerudung yang baru saja keluar dari minimarket diikuti oleh pemotor yang berusaha untuk menghentikan mobilnya.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
Sepi pelanggan, PSK di Jembrana banting harga Rp 150 jadi Rp 50 ribu
Seorang germo Ervan Hadi Winarno (57) akhirnya digiring ke Polres Jembrana. Itu setelah tiga wanita pekerja seks buka mulut bahwa dirinya dikendalikan oleh germonya, Ervan.
Ironisnya, ketiga wanita ini yang semula untuk bayaran short time Rp 150 ribu, kini banting harga dengan pasaran Rp 50 ribu. Dengan bayaran segitu, dirinya hanya menerima Rp 35 ribu karena harus dipotong harga Rp 15 ribu.
Pria yang tinggal di Jalan Jalak Putih 4, Lingkungan Arum, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali ini diketahui sejak lama menjadi germo para wanita penghibur yang beroperasi wilayah tersebut.
Ke tiga wanita penjaja seks ini mengaku dari Banyuwangi, Jawa Timur. Ketiganya, AM (43), UL (37), NN (37) di hadapan petugas mereka mengaku memasang tarif Rp 50 ribu untuk sekali berhubungan. Dari bayaran yang diterimanya itu Rp 15 ribu mereka serahkan kepada bosnya.
"Berawal dari keterangan ketiga wanita inilah kita giring germonya sesuai petunjuk rumah yang disebutkan," Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Gusti Made Sudarma Putra, Minggu (21/6).
Sementara itu salah seorang wanita ini dalam keterangannya di hadapan petugas mengaku terpaksa berani pasang tarif Rp 50 ribu untuk mengejar mudik lebaran.
"Kalau bulan puasa begini sepi pak. Jadi saya sembunyi-sembunyi, bisa ada pelanggan sudah syukur. Kejar setoran untuk mudik," aku salah seorang pekerja seks di Polres Jembrana, Minggu (21/6).
Bulan puasa, waria di Banjarmasin mangkal di dekat masjid
Warga minta kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Banjarmasin untuk bisa menertibkan para waria. Para waria tersebut kerap mangkal di pinggir Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin Tengah.
"Selain menertibkan para wanita pekerja seks komersial, Satpol PP juga harus menertibkan para waria jalanan karena mereka juga mencari laki-laki hidung belang," tutur warga Kelurahan Sei Andai Rina di Banjarmasin, Senin (22/6).
Dia mengatakan, para waria tersebut berpakaian yang minim sekali layaknya wanita penghibur dan mereka juga mencari pria pencinta sejenis yang mau membayar jasa mereka.
Selain itu bahaya penyakit juga lebih besar di timbul dari hubungan sesama jenis sehingga pihak instansi berwenang dalam hal ini Satpol PP bisa melakukan penertiban.
"Diharapkan selama Bulan Ramadan ini tidak ada lagi waria yang mangkal di pinggir jalan mencari cinta satu malam apalagi tempat mangkal mereka berdekatan dengan masjid raya," tutur wanita yang memiliki satu orang anak itu.
Sementara itu warga Sei Lulut Saputera di Banjarmasin juga mengatakan hal serupa agar kiranya pihak Satpol PP dan juga Polisi bisa melakukan razia penertiban terhadap para waria jalanan itu.
Karena menurutnya dengan adanya waria mangkal di jalanan itu sangat mengganggu sekali terutama pada keindahan kota serta mengotori Bulan Suci Ramadhan.
"Kami berharap Satpol PP bisa tanggap hal tersebut dan melakukan razia penertiban terhadap keberadaan para waria jalanan itu," tuturnya.
Bulan puasa, PSK di Serang pasang tarif Rp 200 ribu
Tibanya bulan suci Ramadan nampaknya tak mengurungkan niat para Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kota Serang, Banten, untuk berhenti sejenak 'menjajakan dirinya'. Terlihat masih banyak ditemukan PSK berkeliaran di tempat-tempat umum di kota bermoto iman dan taqwa ini.
Seperti di sekitar alun-alun Timur dan Barat Kota Serang, dengan menggunakan busana seksi dan hot serta bermake-up tebal, para wanita nakal ini terpampang sedang menjajakan dirinya dengan duduk di atas motor yang dibawanya. Tanpa rasa malu ataupun segan, mereka menawarkan tubuhnya ke para pria yang berada atau sekedar melintas di sekitar alun-alun untuk 'ngamar'.
"Ngamar tah?, Rongatus bae (dua ratus saja)," kata salah satu PSK yang tengah menjajakan diri di sekitar tugu perjuangan yang ada di sekitar alun-alun Kota Serang, Banten, Minggu (21/6) malam.
Salah seorang PSK yang enggan menyebutkan namanya ini mengatakan dirinya tetap melakukan aktivitasnya di bulan Ramadan tanpa takut adanya razia yang dilakukan oleh petugas berwajib.
"Enggak akan ada razia malam ini mah, kalau ada razia biasanya kita ada yang ngasih tahu. Adalah yang ngasih tahu, kadang dari orang hotel juga ada yang ke sini, dia ngasih tahu kalau jika ada razia," ujarnya tanpa membeberkan identitas pemberi informasi tersebut.
Sementara itu, menurut salah satu pedagang asongan yang sehari-hari berjualan di sekitar Alun-alun Serang, Banten, Indra, mengatakan meski di bulan Ramadan, wilayah tersebut tetap ramai dihuni oleh para PSK yang menjajakan diri.
"Kalau sudah malam gini, biasanya sudah pada keluar. Mereka pada duduk-duduk gitu, tanpa ditanya juga biasanya mereka duluan yang langsung ngajak ngamar ke laki-laki," tutupnya.