Diantar orangtua, Arya bocah obesitas kembali masuk sekolah
Pada Senin (18/7) lalu, batal mengikuti pelajaran di kelasnya lantaran terjatuh saat mengikuti upacara bendera.
Arya Permana (10) bocah obesitas asal desa Cipurwasari, Kecamatan Tegal Waru, Karawang, Jawa Barat, kembali masuk sekolah setelah hari Senin (18/7) lalu, batal mengikuti pelajaran di kelasnya lantaran terjatuh saat mengikuti upacara bendera.
Pada Kamis (21/7) ini, Arya yang kini memiliki bobot badan 186 Kilogram, bahkan terlihat semangat dan dia juga datang ke sekolah di SDN Cipurwasari, sebelum guru dan teman-temannya datang. Arya berangkat dengan diantar kedua orangtuanya.
Di ruang kelas Arya sangat menikmati seluruh kegiatan mulai bercengkrama bersama teman-temannya. Begitu juga saat memasuki jam belajar dia terlihat serius mengikuti pelajaran yang diberikan oleh gurunya.
"Hari ini belajar Matematika, dan Bahasa," kata Arya saat ditemui disela kegiatan belajar.
Arya juga terlihat aktif ketika guru dan teman-temannya mengajaknya untuk bernyanyi. "Kalau bernyanyi ini merupakan usaha kita guru dan teman-teman sekelasnya untuk menyemangati Arya agar tetap semangat bersekolah. Juga dilakukan agar Arya terus bergerak dan mudah-mudahan bobot badannya semakin menurun," ujar guru kelas Arya, Ijun Jamaludin.
Arya Permana bocah obesitas anak dari pasangan Ade dan Rokayah itu. Saat ini duduk di bangku kelas 1V, dia kembali ke sekolah setelah selama kelas III hanya belajar di rumah.
Saat ini berat badan Arya turun dari sebelumnya 192 menjadi 186 Kilogram. Penurunan berat badan Arya terjadi setelah mendapat penanganan dari tim dokter di RSHS Bandung.
Baca juga:
Cerita Arya bocah obesitas masuk hari pertama sekolah
Penyebab obesitas Arya masih misteri
Meski di rumah, Arya diminta tetap jalankan program diet
Semangat Arya bocah obesitas kembali ke sekolah
Terjatuh saat upacara, Arya bocah obesitas batal belajar di sekolah
Arya bocah obesitas disambut teman-teman saat hari pertama sekolah
Ingin sekolah, Arya bocah obesitas pulang dari RSHS
-
Apa saja ciri khas anak yang mengalami obesitas? Anak dengan obesitas biasanya memiliki berat badan yang signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Ini bisa dilihat dari penampilan fisik mereka yang lebih besar dan lebih berisi. Berat badan yang berlebih ini bukan hanya karena lemak tubuh, tetapi juga bisa karena massa otot, tulang, atau air yang berlebih.
-
Kenapa Kahiyang Ayu merasa perlu menurunkan berat badan? "Kenapa akhirnya diet? Menepati sebuah janji buat diet dan karena udah capek aja kena hina (sama yang kenal dan nggak kenal sekalipun) gara-gara badan gemoy," lanjut Kahiyang Ayu.
-
Siapa yang paling banyak mengalami obesitas di wilayah penyangga ibu kota? Yang mencengangkan, obesitas banyak diderita orang yang tinggal di wilayah penyangga ibu kota.
-
Apa saja bahaya obesitas pada anak? Berikut adalah beberapa bahaya obesitas pada anak yang perlu diwaspadai. Kolesterol Tinggi dan Tekanan Darah Tinggi Anak dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular. Pola makan yang buruk, seperti konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang mengakibatkan aterosklerosis. Aterosklerosis dapat mempersempit dan mengeras arteri, sehingga membatasi aliran darah ke organ vital dan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke di kemudian hari.
-
Mengapa obesitas banyak terjadi di wilayah penyangga ibu kota? “Ini mungkin dipicu oleh pendapatan yang makin meningkat, terutama angka obesitas ini banyak dari daerah penyangga, yang lebih tinggi dari Jakarta," katanya
-
Siapa yang paling rentan terkena obesitas? Seperti halnya pada manusia, ada faktor genetik yang dapat membuat beberapa kucing lebih rentan terhadap obesitas daripada yang lain.