Diduga Dianiaya, Ketua PAC Gerindra Sindang Jaya Meninggal Dunia
Kerabatnya itu, bahkan menduga kematian almarhum Tasikin Doni, karena aksi penganiayaan yang dilakukan seorang petinggi Gerindra di Tangerang berinisial RGS. Mereka baru berani bicara ke media tiga bulan kemudian setelah korban meninggal karena takut.
Diduga menjadi korban penganiayaan, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Tasikin Doni Prastianto meninggal dunia.
Salah satu kerabat korban, yang tidak mau disebutkan namanya menjelaskan, kematian pria yang akrab disapa Doni itu, sangat janggal. Mengingat korban tidak pernah mengalami sakit parah sebelum menghembuskan nafas terakhirnya di RS Anisa, pada Mei 2019 lalu.
-
Di mana letak Taman Pisang di Tangerang? Berlokasi persis di perempatan kantor DKP setempat, Perumnas 1, taman ini menawarkan tempat santai di tengah kota yang nyaman.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Tempat wisata apa yang menawarkan pemandangan indah hutan dan sungai di Tangerang? Tebing Koja menawarkan panorama alam yang memukau, terutama saat matahari terbenam. Dari atas tebing, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan hutan dan sungai yang hijau, serta kota Jakarta yang terlihat jauh di kejauhan.
-
Kapan sinetron "Ganteng-Ganteng Serigala" ditayangkan? Sinetron legendaris "Ganteng-Ganteng Serigala" yang tayang pada rentang waktu 2014-2015 telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam industri hiburan Indonesia.
-
Kapan gempa di Gianyar terjadi? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung."Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh," kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
-
Bagaimana Tari Gandrung dibawakan? Salah satu ciri khas Tari Gandrung adalah melibatkan penari wanita profesional yang mengajak menari bersama tamu terutama pria dengan iringan musik berupa gamelan.
Kerabatnya itu, bahkan menduga kematian almarhum Tasikin Doni, karena aksi penganiayaan yang dilakukan seorang petinggi Gerindra di Tangerang berinisial RGS. Mereka baru berani bicara ke media tiga bulan kemudian setelah korban meninggal karena takut.
"Kami dapat keterangan dari almarhum sebelum meninggal. Jadi satu hari pasca pencoblosan, tanggal 18 April, korban mengumpulkan form C1 dari TPS, tapi karena terjadi salah komunikasi, korban membawa berkas form C1 ke kantor DPC. Atas kesalahan itu, diduga pelaku penganiayaan, RGS meminta korban datang ke rumah untuk menyerahkan form C1 tersebut," terangnya, Selasa (30/7).
Di rumah RGS ini, kemudian korban mendapat perlakuan tak wajar, mulai dari caci maki, dimarahi hingga dipukul dan dicekik sampai terjatuh.
"Korban sempat menceritakan masalah ini ke saya dan teman-teman PAC lainnya. Bahkan masalah ini sudah pernah dibahas di DPC. Pasca kejadian, korban juga enggan melapor kepada pihak berwajib dengan alasan keamanan keluarga, padahal banyak pihak ingin membantu membuat laporan Polisi saat itu," terangnya dihadapan sejumlah wartawan.
Sementara keterangan dari rekan korban lainnya, Cahyo mengungkapkan, kalau dirinya baru mengetahui adanya aksi penganiayaan itu, setelah korban dirawat di RS Anisa Kota Tangerang.
"Berdasarkan keterangan rekan-rekan korban yang saya temui di RS, menyebutkan Doni memang dipukuli oleh ketua DPC Partai Gerindra di rumah pelaku. Saya sempat mengajak keluarga korban untuk melapor ke polisi, tapi keluarganya takut. Keluarga hanya berharap pelaku meminta maaf secara langsung," bilangnya.
Cahyo menjelaskan, sesuai keterangan dari istri korban, setelah terjadi penganiayaan, Doni sering mengeluh sakit.
Padahal menurut keterangan dokter, semua organ tubuh seperti ginjal dan jantung tidak ada masalah. Hanya saja lambung korban bocor dan gas yang dihasilkan dari lambung tersebut menyebar ke seluruh organ tubuh sehingga korban mengalami sesak napas.
"Kejadian itu diceritakan semuanya baik ke orang-orang terdekat maupun ke ketua RT yang ada di peruhaman tempat korban tinggal. Tapi korban tidak mau melapor," terang dia.
Dihubungi terpisah, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Tangerang RGS membantah, informasi yang menyebutkan dirinya telah melakukan penganiayaan terhadap salah satu pengurus partai tersebut.
"Tidak benar, itu berita hoaks, ada yang ingin menjatuhkan saya secara politik. Kalau ada saksi, ya sudah lapor saja ke polres, nanti saya tangkap dia. Saya tangkap dia nanti, lapor saja semuanya," jawab RGS.
Dirinya, dengan tegas bahkan menyebutkan bahwa kematian korban, karena sakit yang diderita.
Hal itu diperkuat dari hasil pemeriksaan medis rumah sakit yang menyebutkan korban mengidap penyakit lambung, bukan karena pemukulan.
"Kalau terkait luka lebam pada korban, harusnya ada laporan ke polres. Inikan tidak ada laporan atau BAP," terang RGS.
Baca juga:
Berlaga Preman, Keamanan Pasar Dibacok Pedagang di Serang
Gara-Gara Ayam Aduan, Paman di Garut Bacok Keponakan Pakai Kapak
Kriss Hatta Dipindah ke Rutan Polda Metro Jaya di Hari Ulang Tahun
Kesal Rumah Berantakan, Irus Aniaya Balita Pakai Tongkat dan Hanger
Penderita Gangguan Jiwa Mengamuk, Lukai 3 Orang dan Rusak 1 Rumah di Jayawijaya
Kepala SMA Semi Militer di Palembang jadi Saksi Kunci Kasus Penganiayaan Siswanya