Diduga Kabur dari Isoman, Pria Positif Covid-19 di Toba Dianiaya Warga
Seorang pria bernama Salamat Sianipar (45) yang dinyatakan positif Covid-19 mengalami tindakan penganiayaan oleh sejumlah warga di Dusun Bulu Silape, Desa Sianipar II, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut). Penganiayaan itu terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial.
Seorang pria bernama Salamat Sianipar (45) yang dinyatakan positif Covid-19 mengalami tindakan penganiayaan oleh sejumlah warga di Dusun Bulu Silape, Desa Sianipar II, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut). Penganiayaan itu terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial.
Video itu diunggah keponakan korban bernama Joshua melalui akun Twitternya yakni @dfrnm. Sepupu korban, Anderson Regen Silaen, mengatakan Salamat Sianipar terkonfirmasi positif Covid-19 pada Rabu (21/7) setelah berobat ke sebuah klinik.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
"Kondisi korban tidak enak badan. Hasil pemeriksaan menyatakan dia positif Covid-19. Kami juga belum tahu persisnya," katanya kepada wartawan, Sabtu (24/7).
Lanjut Regen, setelah dinyatakan positif Covid-19, Salamat disarankan untuk melakukan isolasi mandiri. Isolasi mandiri itu pun dituruti Salamat dan dilakukannya di sebuah gubuk kecil.
Singkat cerita, Salamat mengalami penganiayaan dari sejumlah warga pada Kamis (22/7). Dalam video yang viral itu, Salamat dianiaya dan tangannya diikat serta dipukuli dengan sebuah kayu. Salamat pun beberapa kali tersungkur lantaran dianiaya sejumlah warga.
Regen menduga penganiayaan itu dilakukan lantaran warga tak terima dengan Salamat yang terpapar Covid-19.
"Bahkan ada beberapa orang dari perangkat desa yang menganiaya. Kami tak terima. Dia dianiaya karena Covid-19. Padahal saat penganiayaan dia sudah diikat pakai tali dan dipukuli pakai kayu panjang," ungkapnya.
Masih kata Regen, saat ini Salamat telah berada di rumah sakit di wilayah Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, Sumut. "Kondisi luka mulai kering. Kakinya bengkak semua akibat dipukuli. Dia sudah depresi ini," ucapnya.
Tak terima atas penganiaayan itu, keluarga korban membuat laporan ke Polres Toba. Namun, sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari polisi terkait penganiayaan itu. Motif penganiayaan tersebut juga belum diketahui pasti.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Toba, Lalo Hartono Simanjuntak, mengaku telah mendapat informasi soal penganiayaan itu. Namun mereka belum mendapat kronologi lengkapnya.
"Saya harus ke lapangan. Kami harus cek kebenarannya bagaimana kronologinya," ujarnya.
Sementara Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi yang dikonfirmasi terpisah mengatakan akan mengecek ke lokasi.
"Mohon sabar karena kita mau cek di sana," kata Hadi yang sedang dalam perjalanan ke Toba dengan helikopter.
Baca juga:
El Hotel Grande Malang Disulap jadi Tempat Isolasi Mandiri Pasien Covid-19
Tinjau Isolasi Terpusat di Solo, Panglima TNI dan Gibran Beri Semangat Pasien OTG
Ketua DPR Soal Pasien Covid-19 Dianiaya: Musuhi Virusnya, Bukan Orangnya
Cerita Erick Tohir Antarkan Obat dan Makanan untuk Anak Buahnya yang Isolasi Mandiri