Digerebek, bandar narkoba di pasar Samarinda lolos
Digerebek, bandar narkoba di pasar Samarinda lolos. Tidak hanya membawa pistol, petugas juga dilengkapi dengan mesin chainsaw dan juga linggis. Akses menuju titik lokasi berada di tengah permukiman padat dan kumuh, di bantaran Sungai Karang Mumus.
Aparat gabungan menggerebek lokasi jual beli narkoba di kompleks Pasar Segiri, Jalan Pahlawan, kelurahan Sidodadi, Samarinda, Kalimantan Timur. Tujuh orang yang hendak membeli narkoba, diamankan petugas. sedangkan penjualnya kabur dan masuk DPO.
Pengamatan merdeka.com di lokasi penggerebekan, petugas gabungan baik dari BNN Provinsi Kalimantan Timur, Satreskoba Polresta Samarinda bersama BNN Kota Samarinda, bergegas menyasar lokasi rumah yang dijadikan tempat jual beli sabu sekitar pukul 15.30 Wita. Tidak hanya membawa pistol, petugas juga dilengkapi dengan mesin chainsaw dan juga linggis. Akses menuju titik lokasi berada di tengah permukiman padat dan kumuh, di bantaran Sungai Karang Mumus.
Di tengah guyuran hujan deras, petugas harus memotong dan membongkar papan demi papan di sebuah rumah yang dijadikan tempat jual beli narkoba. Tujuh orang di lokasi, yang diduga hendak membeli sabu, diamankan dan dibawa ke kantor BNN Provinsi Kaltim di Jalan Rapak Indah, Samarinda sekitar pukul 16.30 Wita. Selain mengamankan 7 orang, petugas juga mengamankan senjata tajam yang diduga akan digunakan untuk melawan petugas.
Dikonfirmasi terkait penggerebekan itu, Kabid Pemberantasan BNP Kalimantan Timur AKBP Halomoan Tampubolon menerangkan, masyarakat sebelumnya mengabarkan lokasi itu sering menjadi tempat transaksi sabu.
"Padahal sebelumnya lokasi itu, sudah sering kita tindak. Begitu sulitnya lokasi karena ketatnya pengawasan mereka (bandar). Ada 7 orang yang datang ke sana, mau beli narkoba, kita amankan. Kita juga amankan beberapa poket sabu. Juga ada peralatan timbangan, dan bungkus plastik kecil untuk membungkus sabu," kata Tampubolon, Senin (27/11).
BNN Provinsi Kalimantan Timur, lanjut Tampubolon, menampik penggerebekan itu bocor lantaran bandar berhasil kabur. "Kalau bocor tidak ada. Itu karena medan sulit. Jadi kalau ada petugas datang, memang ada jalur kabur mereka melalui kolong rumah (di bantaran sungai)," ungkap Tampubolon.
"Mereka ini kan antara penjual dan pembeli tidak saling bertemu. Belinya melalui loket-loket di dinding rumah (dari kayu), dan jam transaksi dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Banyak mata-mata mengawasi," terangnya lagi.
Dengan penangkapan 7 orang terduga pembeli sekaligus menunjukkan tingkat transaksi di lokasj cukup tinggi. "Di lokasi memang transaksinya cukup tinggi. Jadi, peran dari masyarakat di sekitar untuk menolak narkoba, masih jauh dari harapan kita," demikian Tampubolon.