Diguyur hujan disertai angin kencang, rumah nenek Siti di Jembrana ambruk
Nenek Siti adalah warga Banjar Teluk Limo, Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, yang tercatat sebagai warga miskin ini kini tidal lagi punya rumah. Ia mengaku bingung tinggal di mana lantaran dia tidak memiliki biaya untuk membangun kembali rumahnya yang telah hancur.
Nenek Siti Kasma (65), hanya bisa meneteskan air mata dan pasrah di dekat puing-puing rumahnya. Kediaman sederhananya itu roboh karena diguyur hujan deras dan angin kencang, Rabu (7/11) dini hari.
Nenek Siti adalah warga Banjar Teluk Limo, Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, yang tercatat sebagai warga miskin ini kini tidal lagi punya rumah. Ia mengaku bingung tinggal di mana lantaran dia tidak memiliki biaya untuk membangun kembali rumahnya yang telah hancur.
-
Kapan musim hujan dimulai? Musim hujan telah tiba. Selain membawa kebahagiaan dan kesegaran, musim hujan juga membawa berbagai penyakit, salah satunya adalah flu.
-
Di mana hujan berlian sering terjadi? Mengucap Indy100, Jumat (2/2), sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Astronomy, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca ekstrem yang melibatkan presipitasi batu mulia atau berlian mungkin relatif umum terjadi di luar angkasa.
-
Bagaimana hujan berlian terjadi? Dari proses mempelajari itu, mereka menemukan bahwa meskipun berlian masih membutuhkan tekanan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi untuk membuatnya, kondisi yang diperlukan tidaklah ekstrim seperti yang diperkirakan sebelumnya.
-
Kapan puncak musim hujan di Indonesia? BMKG memprediksi bahwa puncak musim hujan akan berlangsung dari November 2024 hingga Februari 2025 dengan kategori normal.
-
Kapan Choirul Huda meninggal? Ia bertabrakan dengan rekan satu timnya pada Liga 1 2017 silam saat melawan Semen Padang.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
Saat ditemui pada Rabu (7/11) sore di puing-puing rumahnya, Nenek Siti didampingi Perbekel Tegal Badeng Barat I Made Sudiana menuturkan, saat kejadian dirinya sedang tidur. Sementara cucunya Mohamad Hairul Yani (14) yang bersekolah di MTS Darussalam bangun dan berniat akan sholat tahajut.
Setelah Hairul ambil air wudhu, ia mendengar suara getaran kayu di atap rumahnya dan menduka rumahnya akan roboh, lalu cepat-cepat menarik neneknya keluar rumah, sehingga selamat dari musibah tersebut.
"Di luar kami bengong karena semua sudah ambruk dan pakaian serta perabotan basah karena hujan. Termasuk baju sekolah Hairul juga basah," ujar Nenek Siti.
Rumah yang ditempati Siti dan Hairul terbuat dari bedek ukuran 6x9 meter dan sudah lapuk karena dibangun puluhan tahun lalu. Pekerjaan Siti hanya buruh di pabrik dengan penghasilan tidak menentu sehingga mereka tidak bisa memperbaiki rumah. Sementara suaminya sudah lama meninggal.
Kini Siti dan cucunya mengungsi ke rumah anaknya yang juga terbuat dari bedek. Siti mengaku pasrah dengan keadaannya dan berharap bantuan rumah. Karena dia tidak mungkin tinggal menumpang dengan anaknya yang sudah berkeluarga dalam waktu lama.
Sementara Perbekel Tegal Badeng Barat I Made Sudiana dikonfirmasi mengatakan Siti masuk penerima dana PKH dan mendapat raskin atau rastra. Pihaknya akan segera rapat membahas mengenai bantuan bedah rumah untuk Siti dan dianggarkan dari dana desa.
Baca juga:
Tembok Balai Lingkungan Jineng Agung di Jembrana ambrol usai diguyur hujan
Musim hujan, Gubernur Soekarwo antisipasi wilayah rawan bencana di Jatim
Mariah Carey konser outdoor di Borobudur, panitia siapkan pawang hujan
Waspada hujan petir disertai angin kencang di Depok, Bogor dan Bekasi
Banjir landa 7 kecamatan & 16 kelurahan di Padang, 2 bocah tewas terbawa arus sungai
Sungai Kuantan meluap, 2.949 rumah dan 1.513 ha sawah terendam banjir
Banjir dan longsor terjang Tasikmalaya, 2 orang meninggal