Dimakan Usia, Ndalem Sasono Mulyo Keraton Surakarta Nyaris Roboh
Dimakan usia, Ndalem Sasono Mulyo Keraton Surakarta nyaris roboh
Dimakan Usia, Ndalem Sasono Mulyo Keraton Surakarta Nyaris Roboh
Salah satu bangunan penting Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Ndalem Sasono Mulyo Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kondisinya sangat memprihatinkan dan nyaris roboh.
Pantauan di lokasi, kerusakan cukup parah terjadi pada atap pendopo yang turun ke bawah, karena ada bagian penyangga atap patah. Belasan bambu pun harus dipasang untuk tiang penyangga agar tidak roboh.
"Ndalem Sasana Mulyo sekarang sangat memprihatinkan. Pemasangan bambu untuk penyangga agar tidak roboh itu baru saja," ujar warga Baluwarti, Bambang Ary.
Bambang mengakui baru tahu kalau kondisi Sasana Mulyo sekarang rusak parah dan memprihatinkan usai diunggah melalui grup WhatsApp.
"Saya melihat kondisi Sasono Mulyo ini ngenes, sudah doyong itu. Munculnya foto itu pertama di grup WA, terus saya tanya ini ceritanya bagaimana," katanya.
Dikatakan Bambang, kerusakan ndalem pangeran keraton ini sudah cukup lama sekitar tahun 2017 lalu. Dari tahun ke tahun itu kondisinya semakin parah seperti sekarang.
"Itu sudah lama kerusakannya dan salah satu termasuk paling parah. Itu bagian atap sudah patah dan melorot, kalau hujan jelas masuk," sambung dia.
Dia berharap anggaran revitalisasi keraton dari pemerintah itu dialihkan untuk perbaikan Sasono Mulyo. Karena kalau tidak segera diperbaiki akan semakin parah dan bisa roboh kalau melihat kondisinya sekarang.
"Kalau saya beri masukan daripada untuk merevitalisasi Alun-Alun Utara dipakai perbaikan Sasono Mulyo dulu. Cuma pertanyaan untuk DED bisa dipercepat tidak," ungkapnya.
Lanjut Bambang, revitalisasi Sasono Mulyo mendesak dilakukan. Dikhawatirkan akan ambruk, terkebih jika curah hujan tinggi dan angin kencang.
Salah satu pekerja, Bambang mengatakan pemasangan bambu untuk penyangga itu sejak 5 hari lalu. Karena kalau tidak disangga bisa roboh mengingat bagian atap sudah rusak parah.
"Ini dipasang penyangga dulu dengan bambu. Setelah itu akan fokus di bagian atas, gentengnya diturunkan dulu," katanya.
Terpisah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berjanji akan memperbaiki kerusakan Ndalem Sasono Mulyo.
"Ya nanti diperbaiki," ucapnya singkat.
Untuk diketahui Sasono Mulyo didirikan pada masa pemerintahan Paku Buwono (PB) IV. Bangunan di sebelah barat Kamandungan itu diperuntukkan bagi para Putra Raja.
Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota Solo, bangunan Ndalem Sasono Mulyo memiliki kelengkapan bagian-bagian bangunan Jawa.
Terdiri dari empat unsur yang biasa terdapat pada rumah tradisional Jawa, yaitu Pendopo, Pringgitan, Ndalem dan Gandhok. Bangunan Pendopo berupa joglo dengan 36 saka.
Adapun pringgitan bercirikan atap limasan dengan 8 saka. Tiang/saka pada bangunan ini memiliki penampilan khas karena dibuat dengan cara bukan diketam melainkan dipethel/ditatal/dikampak. Selain kelengkapan bangunan tradisional bangunan dilengkapi pula pavilion dengan tampilan arsitektur kolonial.
Secara keseluruhan bangunan mewakili produk arsitektur era tradisional Jawa murni Keraton jika ditinjau dari aspek tata ruang, tampak bangunan, elemen bangunan dan bahan bangunan.
Dalam perkembangannya bangunan menggambarkan proses intervensi unsur arsitektur barat dalam arsitektur tradisional Jawa, diantaranya ornamen pintu utama dan topengan pada kanopi.