Din Syamsudin: Jangan dipersoalkan kapan Pancasila lahir dan oleh siapa
Tepat saat Pancasila diperingati 1 Juni, Din berpesan agar jangan juga terjebak pada peringatan seremonial dan klaim sebagai yang paling Pancasilais. Apalagi menganggap yang lain tidak Pancasilais.
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja sama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP), Din Syamsudin menyatakan, tidak perlu lagi mempersoalkan lahirnya Pancasila dan siapa pencetusnya. Tetapi yang paling penting adalah isi dan pengamalan, baik oleh rakyat Indonesia maupun secara kenegaraan.
"Jangan dipersoalkan kapan Pancasila lahir dan oleh siapa, karena kita baca di notulensi sekitar BUPKI dan sebelum kemerdekaan, banyak tokoh yang menyuarakan serupa dan juga kapannya (jangan dipersoalkan). Tetapi yang paling penting adalah isinya," kata Din Syamsudin usai memberikan ceramah di Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya (UB) Malang, Kamis (31/5) malam.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila? Pada hari ini, kita mengenang kembali lahirnya Pancasila sebagai dasar negara yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia? Pancasila merupakan buah pikiran, musyawarah, dan mufakat yang dilakukan para tokoh penting pada masa perjuangan kemerdekaan.
-
Bagaimana Pancasila berperan sebagai dasar negara Indonesia? Pancasila sebagai dasar negara memberikan arah dan petunjuk bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mempersatukan dan memantapkan kebudayaan dan identitas nasional Indonesia, serta memandu dan mengarahkan pembangunan nasional.
-
Siapa yang memberikan inspirasi untuk menerapkan Pancasila? Teruskan cita-cita luhur pendiri bangsa, jangan sampai Pancasila hanya menjadi legenda semata.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila pada sidang BPUPKI? Kemudian pada sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepat pada 1 Juni 1945.
Din juga menegaskan, dari perspektif agama sebagaimana hasil Musyawarah Besar Pemuka Agama Kerukunan Bangsa termasuk Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama Tentang Wasattiyah Islam, Pancasila sangat Islami mengandung nilai-nilai Islam.
"Dia bukan agama tetapi ideologi manusia yang merefleksikan nilai-nilai agama. Maka nggak usah ragu-ragu lagi. Mari kita amalkan, sambil kita desakkan pada penyelenggara negara untuk mengamalkan Pancasila secara konsekuwen," katanya.
Jangan sampai, kata Din, sistem politik Indonesia nantinya bertentangan dengan sila ke-4 Pancasila, atau sistem ekonomi Indonesia bertentangan dengan sila ke-5. "Kalau demikian adanya, kita meruntuhkan Pancasila dengan sendirinya," tegasnya.
Tepat saat Pancasila diperingati 1 Juni, Din berpesan agar jangan juga terjebak pada peringatan seremonial dan klaim sebagai yang paling Pancasilais. Apalagi menganggap yang lain tidak Pancasilais.
"Tetapi diamalkan secara nyata secara konsekuen, sampai memasuki kehidupan kenegaraan, struktur kenegaraan, undang-undang dan lain-sebagainya. Terutama bagi bangsa yang yang majemuk, mengamalkannya sebagai titik temu pandangan bagi semua kalangan yang berbeda, agama, suku bangsa," jelasnya.
Baca juga:
Jokowi: Sampai akhir zaman Pancasila akan mengalir di denyut nadi seluruh rakyat
Pimpin upacara, Sandi bacakan sambutan Jokowi di Hari Lahir Pancasila
Di Hari Lahir Pancasila ke-73, Pos Indonesia rilis prangko edisi Presiden Soekarno
LSF, komunitas, dan pemilik Film LIMA sepakat perbanyak film bertema Pancasila
Dengan Pancasila wujudkan masyarakat adil-makmur lewat transmigrasi
Ada 'Saya Indonesia, saya Pancasila' di Car Free Day
Menteri Jokowi dan tokoh muda sebarkan semangat Pancasila