Din Syamsuddin: Keputusan MK Bukan Kiamat
Dalam orasinya, Din menyoroti sejumlah gugatan yang diajukan AMIN dianggap tidak beralasan oleh hakim MK.
Din Syamsuddin: Keputusan MK Bukan Kiamat
Sejumlah tokoh hadir dalam unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (22/4). Massa mengawal putusan Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK). Salah satu tokoh yang hadir yakni mantan ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsuddin.
Dalam orasinya, Din menyoroti sejumlah gugatan yang diajukan oleh tim hukum Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dianggap tidak beralasan oleh hakim MK. Kata dia, hakim MK tidak mempertimbangkan aspek hukum lainnya.
"Jadi kesimpulannya Mahkamah Konstitusi dan para hakim konstitusi melihat persoalan semata-mata dari aspek hukum belaka, dengan etika dan moral hukum ini yang hilang," kata Din dalam orasinya di lokasi aksi unjuk rasa, Senin (22/4).
lanjut dia, dalam sistem hukum yang ada di Indonesia tidak hanya menilai dari fakta-fakta hukum yang ada. Tapi juga beberapa pertimbangan lain salah satunya dalam aspek moral.
"Kita menolak baik pada tingkat argumen atau alasan 2, 3, 4 hakim konstitusi dari orang di luar bidang hukum bahwa digugat oleh tim 01," pungkas dia.
Namun demikian, ia mengingatkan kepada massa agar tidak gentar apapun yang menjadi putusan MK.
"Kita berada pada titik tidak kembali, kita akan terus maju maka khusus akan meneruskan langkah perjuangan Insya Allah keputusan MK bukan kiamat," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, proses sidang PHPU hingga saat ini masih berlangsung. Pihak kepolisian juga membentuk skema pengaman selama sidang berlangsung.
Untuk pengamanan personel, Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Condro Purnomo, disiagakan sebanyak 7.783 personel gabungan dibantu Satpol PP dan Dishub dari Pemprov DKI Jakarta. Mereka akan disebar dibagi di beberapa titik rawan massa yang akan melintas di sekitar Gedung MK.
"Kepada seluruh Personel yang terlibat Pengamanan tidak ada satupun yang menggunakan senjata api, bertindak persuasif, tidak terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan yang humanis serta laksanakan tugas sesuai Prosedur. Semua perintah dan kendali dari saya," tegas Susatyo.
"Kami mengimbau agar masyarakat berdoa untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Mari kita bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, jangan terpecah belah akibat berita hoax yang bersifat provokatif dan mari kita berdoa untuk mewujudkan Indonesia yang aman, damai dan bermartabat," tambahnya.