Disandera Kelompok Bersenjata di Yaman, WNI Adib Nadib Bebas Dibantu Oman
Upaya pembebasan dilakukan dengan bekerja sama otoritas keamanan Kesultanan Oman dan pihak KBRI Muscat di Sanaa. Dia kemudian ditahan selama 99 hari bersama 7 WNA lainnya. Dia dibebaskan pada 7 Maret 2019 dan pulang ke Tanah Air pada Rabu (13/3) kemarin.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Oman yang membantu pembebasan seorang warga Indonesia, Adib Nadim pada Rabu (13/3), setelah disandera kelompok bersenjata di Yaman sejak November 2018 lalu. Hal tersebut dikatakan JK usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Oman Yusuf bin Alawi bin Abdullah di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
"Wakil Presiden juga mengatakan terima kasih. Saya secara detail tadi menyampaikan dalam pertemuan bilateral saya dengan mereka," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mendampingi JK bertemu dengan Yusuf di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai dampak dari hukuman terhadap BUMN yang rugi? Kalau suatu kebijakan bisnis, langkah bisnis rugi cuma dua kemungkinannya, dia untung, dan rugi. Kalau semua perusahaan rugi, maka seluruh BUMN karya harus dihukum, ini bahayanya, kalau satu perusahaan rugi harus dihukum, maka semua perusahaan negara harus dihukum, dan itu akan menghancurkan sistem," ujar JK.
Upaya pembebasan dilakukan dengan bekerja sama otoritas keamanan Kesultanan Oman dan pihak KBRI Muscat di Sanaa. Dia kemudian ditahan selama 99 hari bersama 7 WNA lainnya. Dia dibebaskan pada 7 Maret 2019 dan pulang ke Tanah Air pada Rabu (13/3) kemarin.
Tidak hanya itu, Retno juga sudah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kesultanan Oman yang sudah membantu upaya pembebasan. Ucapan itu disampaikan langsung kepada Menlu Oman Yusuf bin Alawi pada pagi ini.
"Atas nama Pemerintah Indonesia, saya menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan otoritas keamanan Kesultanan Oman dalam pembebasan seorang WNI di Yaman," kata Retno.
Pemerintah Indonesia mengimbau kepada seluruh WNI untuk tidak berkunjung ke Yaman sejak pecahnya konflik bersenjata pada tahun 2015. Hingga saat ini imbauan tersebut masih belum dicabut sebab secara umum situasi keamanan di Yaman belum kondusif.
Baca juga:
Bertemu Wapres JK, PM Republik Djibouti Bahas Kerja Sama Geotermal
Wapres JK Minta Jangan Ragukan Kontraktor dan Arsitek Indonesia
JK Akui Ada Negara yang Ingin Wisata Halal di Bali, Tapi Tak Banyak
JK: Pemerintah Kita Masih Banyak Kekurangan yang Harus Diperbaiki
Wapres JK Yakin Pemilu Aman dari Teroris Karena Kemampuan Densus 88