Mengulik Ekonomi Oman, Negara Asal Wasit Ahmed Al Kaf yang Gagalkan Kemenangan Timnas Indonesia dari Bahrain
Drama dan bau kecurangan dari wasit Ahmed Al Kaf mulai tercium saat peluit akhir pertandingan tidak dibunyikan sampai menit ke 90+6.
Timnas Indonesia kembali harus puas meraih satu poin usai imbang 2-2 melawan Bahrain pada laga grup C kualifikasi Piala Dunia 2026 di National Stadium, Rifa, Kamis (10/10) malam. Sejatinya, Timnas Indonesia meraih poin penuh sebelum wasit Ahmed Al Kaf asal Oman mengeluarkan keputusan yang merugikan.
Drama dan bau kecurangan dari wasit Ahmed Al Kaf mulai tercium saat peluit akhir pertandingan tidak dibunyikan sampai menit ke 90+6. Padahal perpanjangan waktu hanya 6 menit, maksimal bisa lebih 1 menit.
Namun wasit asal Oman tersebut membiarkan bola terus berjalan sampai akhirnya Marhoon kembali mencetak gol di menit ke-90+9 sehingga berubah jadi 2-2. Keputusan wasit membuat staf pelatih, pemain dan Shin Tae-Yong sakit hati.
Timnas Indonesia nyaris membuat sejarah dengan menorehkan kemenangan. Namun dugaan kecurangan wasit gagalkan kemenangan historis dan hindarkan Indonesia rebut posisi 2 klasemen grup C kualifikasi Piala Dunia 2026.
Berikut fakta menarik Ekonomi Oman
Melansir dari berbagai sumber, Oman merupakan negara dengan perekonomian berpendapatan menengah (PDB sebesar USD 99,24 miliar) pada tahun 2023 lalu. Negara ini dikenal akan kekayaan sumber daya minyak yang melimpah.
Bahkan, sektor perminyakan telah menjadi pendorong utama perekonomian Oman sejak produksi dimulai pada tahun 1967 silam. Tercatat, sumbangan dari eksploitasi minyak menyumbang sekitar 70 persen dari anggaran Pemerintah Oman.
Selain minyak, Oman menjadikan salah satu negara yang mengekspor gas alam, produk hidrokarbon, aluminium, bijih besi, hingga pupuk.
Namun, negara asal wasit Al Kaf itu dihadapkan pada persoalan prospek menipisnya cadangan minyak. Meskipun gas baru mulai mengalir.
Agenda Reformasi
Untuk itu, pemerintah setempat mendorong agenda reformasi ekonomi untuk mendiversifikasi ekonominya. Pilar utama Visi 2040 adalah meningkatkan kontribusi sektor non-minyak terhadap ekonomi hingga 90 persen dari PDB.
Langka konkret Pemerintah Oman dengan berinvestasi dalam hidrogen hijau melalui pembangunan ladang tenaga surya dan angin untuk menggerakkan produksi hidrogen dari air. Bahkan, Oman menargetkan produksi lebih dari 1 juta ton hidrogen bersih setiap tahunnya pada tahun 2030.
Di sisi lain, Pemerintah Oman juga berupaya menarik lebih banyak bisnis dan investasi asing. Pada bulan Februari 2022, Pemerintah Oman bertemu dengan perwakilan Fortescue Future Industries, yang menyatakan minatnya untuk mengembangkan proyek hidrogen hijau senilai USD 10 miliar dan berkapasitas 30 Gigawatt (GW) di negara tersebut.
Secara historis, Oman memiliki garis pantai yang membentang hingga ke Samudra Hindia, Asia Selatan, dan Afrika Timur. Oman berambisi menjadi pintu gerbang perdagangan internasional antara Eropa, Teluk, dan Asia Selatan.