Disebut kubu Jessica pernah lihat Arief & Rangga, Amir lapor LPSK
Disebut kubu Jessica pernah bertemu suami Mirna, Amir lapor LPSK. Kepada pengacara Jessica, Boestam, Amir mengaku ingat wajah Rangga dan mengenalinya setelah kasus Mirna ramai di televisi. Dia ingat pernah melihat keduanya pada 5 Januari lalu di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat.
Kubu Jessica Kumala Wongso mengungkap informasi baru jelang babak akhir persidangan kasus kematian Wayan Mirna Salihin. Di persidangan duplik pada Kamis (20/10) lalu, informasi itu diungkap oleh Jessica sendiri kemudian dilengkapi kuasa hukumnya Hidayat Boestam.
Saat membacakan dupliknya, Jessica mendapat cerita dari Boestam seorang pria bernama Amir Papali mengaku pernah melihat Arief Soemarko, pernah memberikan sebuah kantong plastik kepada barista Kafe Olivier, Rangga Dwi Saputra. Arief adalah suami Mirna. Namun, kata Jessica, isi kantong plastik itu tidak diketahui.
"Saya mendapat informasi dari seorang penasihat hukum saya, Pak Hidayat Bostam bilang kalau ada orang yang bernama Amir, yang melihat Arief memberikan bungkusan hitam kepada Rangga di parkiran Sarinah sehari sebelum Mirna meninggal," kata Jessica.
Dalam kesempatan yang sama, Boestom mengatakan Amir melihat kedua sekitar 5 Januari atau sehari sebelum peristiwa kematian Mirna diO Olivier Cafe. Dijelaskan Boestam, dirinya beberapa kali ditelepon Amir Papalia.
Kemudian pada tanggal 18 Oktober 2016, Boestam pun akhirnya bertemu dan Amir pun menceritakan kesaksiannya kepada Boestam. Merasa penting, percakapan itu pun direkam Boestam dan dijadikan materi dalam dupliknya.
"Besoknya setelah saya melihat, ada kejadian di Kafe Olivier. Lalu saya tidak menyangka itu kan. Itu saya lihat mobil berwarna silver," kata Amir sebagaimana dibacakan oleh Boestam.
Kepada Boestam, Amir mengaku ingat wajah Rangga dan mengenalinya setelah kasus Mirna ramai di televisi. Namun dia mengaku tidak tahu wajah Arief. Sebab saat itu posisi Arief membelakangi dirinya. Saat itu Amir mengaku jaraknya hanya 5 meter saat keduanya bertemu.
"Kemudian saya lihat di televisi kejadian di Kafe Olivier. Saya enggak lupa. Kan baru kejadiannya kemarin. Saya lihat 5 Januari. Lalu saya ikuti sidang. Yang naruh racun itu si Rangga. Kan saya bilang saya siap jadi saksi," lanjut Boestam lagi menirukan ucapan Amir.
Amir pun mengaku telah dibawa ke Mapolda Metro Jaya karena melihat pertemuan tersebut. Namun, saat itu dia tidak diperiksa.
"Jadi gini lho waktu dulu penasihat hukum nanya tentang keterangan di Cipto itu bahwa Rangga menerima uang Rp 140 juta dari situ Rangga didatangin wartawan (Ami) itu. Sebelumnya kita enggak tahu. Tahu-tahu dia nyari saya. Ada apa, mau ngomong. Ya silakan ngomong kalau anda punya bukti kalau melihat silakan lapor Iya kan. Ternyata dia cerita sama saya dan saya rekam," tutur Boestam.
"Dia nanya sama saya gimana caranya. Saya tanya Anda melihat? Dia bilang melihat. Saya tanya berapa meter? Dia bilang 5 meter. Sambungnya.
Boestam pun tak menampik bahwa informannya itu pernah menemui Rangga, dan mempertanyakan uang yang diterima dari Arief. Namun dengan tegas dikatakan Rangga dirinya tak pernah menerima yang dari siapapun.
Setelah namanya beberapa tersebut pada persidangan itu, pada Jumat (21/10) kemarin, Amir diketahui mendatangi kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban. Dia datang seorang diri. Untuk apa dia ke sana?
"Iya saya ke sana, buat jaga-jaga aja, antisipasi," kata Amir saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (22/10).
Saat ditanya soal bungkusan hitam seperti pengakuan pengacara Jessica, dan pertemuannya dengan Arief juga Rangga dia menjawab mengambang.
"Saya tidak bilang begitu, saya bilang mirip," katanya.
Amir menolak menceritakan detail soal pertemuan tanggal 5 Januari di Sarinah seperti yang telah dibeberkan kubu Jessica.
"Nanti lah itu, saya lagi sibuk, mau diwawancara," tutupnya.
Terpisah, Komisioner Penanggungjawab Bidang Pengawasan, Penelitian & Pengembangan, dan Pelaporan LPSK, Lili Pintauli, membenarkan pihaknya sudah menerima berkas dari Amir pada Jumat lalu.
"Kemarin informasinya di terima resepsionis, kebetulan saya di Surabaya," katanya saat dihubungi merdeka.com.
Dikarenakan sedang tidak di tempat, Lili belum mengetahui apakah berkas yang diajukan Amir bertujuan untuk apa, juga sudah lengkap atau belum
"Karena kadang ada yang hanya ingin berkonsultasi, ada pula yang ingin meminta perlindungan," sambungnya.
Biasanya, lanjut Lili, laporan akan diputuskan diterima atau tidak setelah semua berkas dilengkapi dan diteliti.
"Itu biasanya 30 hari, baru setelah itu diputuskan diterima atau tidak," jelas Lili.
Baca juga:
Beribu cara Otto Hasibuan bela Jessica hingga rela dihukum mati
Sumpah serapah ayah Mirna jika Jessica lepas dari jerat pidana
Ini tanggapan kubu hukum Jessica saksi kunci dipolisikan suami Mirna
Kejati DKI soal foto Jessica: Dapat bukan dari setan, tapi penyidik
Otto Hasibuan: Saya bisa merasakan perasaan Jessica
Jelang vonis Jessica, keluarga Mirna pasrahkan keadilan pada hakim
Saat Jessica memelas keadilan kepada Presiden Jokowi
-
Kapan Jessica Mila mulai berakting? Tahun 2002 menjadi awal dari karier aktingnya ketika ia membintangi sinetron CINTA SMU, walaupun pada saat itu usianya baru 10 tahun.
-
Kenapa Nagita Slavina dan Jessica Iskandar bertengkar? Tak banyak yang tahu, keduanya sempat berkonflik selama 4 tahun. Mengira nomornya sempat diblokir, Nagita tidak mengakui hal tersebut. Ia hanya malas sehingga tak pernah merespons pesan Jedar.
-
Kapan Jessica Wongso terlihat gembira bersama Otto Hasibuan? Jessica dan Otto Hasibuan terlihat sedang tertawa dengan gembira. Yakup pun ikut tersenyum menyaksikan momen tersebut.
-
Kapan Jessica Mila hamil? Momen romantis Jessica Mila dan Yakub Hasibuan ini terekam sekitar satu minggu yang lalu, di saat itu, menantu dari Otto Hasibuan ini sedang hamil.
-
Kapan pembuluh darah Jessica Mila pecah? Meskipun pernah mengalami pecahnya pembuluh darah sebelumnya, kali ini adalah pertama kalinya terjadi pada mata Jessica Mila.
-
Di mana pembuluh darah Jessica Mila pecah? Pecahnya pembuluh darah mempengaruhi penampilan fisik Jessica Mila, terutama pada mata kirinya yang tampak memerah, seolah-olah sedang mengeluarkan darah.