Disiplin Prokes Kunci Masyarakat Berkegiatan Sosial Ekonomi
Menurut dia, pembatasan mobilitas dan kegiatan sosial ekonomi yang mulai dilonggarkan dapat menjadi tantangan apabila tidak dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat.
Kasus aktif Covid-19 di dalam negeri perlahan menunjukkan penurunan. Sejumlah relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai diuji coba. Meski demikian, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan disiplin protokol kesehatan yang ketat menjadi modal masyarakat untuk melakukan kegiatan sosial ekonomi.
"Dengan adanya wacana perizinan kegiatan besar, ditambah lagi kita akan segera memasuki periode Natal dan Tahun Baru, kehati-hatian dan tidak gegabah dalam menjalani aktivitas perlu menjadi modal dasar kita," ujar Wiku dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (30/9).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Menurut dia, pembatasan mobilitas dan kegiatan sosial ekonomi yang mulai dilonggarkan dapat menjadi tantangan apabila tidak dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat.
Berkaca pada pola kenaikan kasus sebelumnya, ia mengemukakan, kasus mulai turun setelah pembatasan diberlakukan, baik itu mobilitas maupun kegiatan sosial. Namun ketika kasus turun dan pembatasan mulai dilonggarkan, kasus cenderung meningkat perlahan.
"Hal ini menunjukkan bahwa upaya kita untuk menjaga protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) belum maksimal dan belum dapat menjadi faktor utama penurunan kasus Covid-19," tuturnya.
Ia mengatakan, pembatasan mobilitas dan aktivitas masih menjadi faktor utama. Padahal pendekatan tersebut tidak dapat dilakukan terus-menerus karena akan berdampak pada sektor lainnya dan tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Untuk itu sekali lagi saya tekankan bahwa apapun upaya yang akan dilakukan jika pelaksanaan dan pengawasan protokol kesehatan tidak kuat maka hal tersebut tidak akan berjalan dengan efektif," katanya.
Menurut dia, pembatasan mobilitas dan aktivitas tidak dapat terus-menerus di. Hal yang dapat terus-menerus dilakukan adalah disiplin protokol kesehatan, selalu memakai masker kemanapun dan sebisa mungkin tidak berkerumun.
"Ini adalah hal yang paling mudah dan murah yang bisa kita lakukan," katanya.
Wiku mengingatkan, dengan adanya lonjakan ketiga yang dihadapi oleh berbagai negara di dunia serta melihat dari pola kenaikan kasus setelah event atau kegiatan besar di Indonesia, maka kita tetap perlu waspada dan mengantisipasi lonjakan ketiga di Indonesia.
Baca juga:
Rencana Kemenkes Terkait Program Booster Vaksin Covid-19 untuk Masyarakat Umum
Aturan Terbaru Vaksinasi bagi Penyintas Covid-19 Gejala Ringan, Sedang, dan Berat
Faktor Utama Penurunan Kasus Covid-19 di RI Masih Bertumpu pada Pembatasan Mobilitas
30 September 2021, DKI Jakarta Tambah 149 Kasus Covid-19
Penyintas Covid-19 Gejala Ringan Tak Perlu Tunggu 3 Bulan untuk Vaksinasi
Tak Hanya Long Covid, Orang juga Bisa Alami Long Flu